Nasional
Ibu Kota Akan Dipindahkan Dari Jakarta ke Kalimantan, Ternyata Tak Bebas Bencana Gempa, Kata BMKG
Dari Jakarta ibu kota akan dipindahkan ke Kalimantan.Namun menurut BMKG Kalimantan tidak sepenuhnya terbebas dari bencana gempa
TRIBUNMANADO.CO.ID - Rencana pemindahan ibu kota telah disampaikan Presiden Jokowi.
Dan sudah ada gambaran lokasi mana yang akan dijadikan ibu kota.
Dari Jakarta ibu kota akan dipindahkan ke Kalimantan.
Selain alasan pemerataan dan keadilan ekonomi, Kalimantan diklaim sebagai lokasi yang minim akan bencana, mulai dari bencana longsor, gempa bumi dan lainnya.
Namun menurut Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, Kalimantan tidak sepenuhnya terbebas dari gempa.
Bahkan, pihaknya mengungkapkan adanya tiga sesar yang ada di wilayah Kalimantan Timur (Kaltim).
"Secara geologi dan tektonik, di wilayah Provinsi Kaltim terdapat 3 struktur sesar sumber gempa, yakni Sesar Maratua, Sesar Mangkalihat, dan Sesar Paternostes," ujar Daryono kepada Kompas.com, Jumat (23/8).
Baca: Suara Misterius di Gunung Tak Melulu Soal Mistis, Ini Penjelasan Ilmiahnya
Baca: Malam Hari Polisi Membawa Tengkorak Manusia ke Rumah Sakit, Penemuan di Belakang Rumah
Baca: Wali Kota Kotamobagu Akan Berikan Surat Tugas Pejabat Untuk Ikut Seleksi di Dua Posisi
Facebook Tribun Manado :
Baca: Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Direnovasi, Begini Harapan Masyarakat
Baca: Peringatan Dini BMKG pada Besok Senin 26 Agustus 2019: Waspadai Hujan Petir dan Gelombang Tinggi
Baca: Hasil Keseluruhan Lomba di Rangkaikan Dengan Closing Ceremony FSPG 2019
Instagram Tribun Manado :
Menurut pantauan BMKG, Sesar Maratua dan Sesar Mangkalihat yang terletak di Kabupaten Berau dan Kabupaten Kutai Timur tersebut masih menunjukkan tanda-tanda keaktifan.
Hal ini ditunjukkan dalam peta seismisitas, terlihat dua zona besar ini memiliki aktivitas kegempaan yang cukup tinggi dan membentuk klaster sebaran pusat gempa yang berarah barat sampai timur.
Catatan sejarah gempa
Sementara itu, Daryono menjelaskan mengenai keterkaitan Sesar Maratua dan Sesar Sangkulirang yang menimbulkan sejumlah gempa signifikan di Kaltim. Berikut rinciannya:
1. Gempa dan Tsunami Sangkulirang terjadi pada 14 Mei 1921.
Dampak gempa Sangkulirang dilaporkan menimbulkan kerusakan memiliki skala intensitas VII-VIII MMI, yang berarti terdapat banyak bangunan yang mengalami kerusakan dengan tingkatan sedang hingga berat.
Gempa kuat ini kemudian diikuti tsunami yang mengakibatkan kerusakan di sepanjang pantai dan muara sungai di Sangkulirang, Kaltim.
2. Gempa Tanjung Mangkalihat berkekuatan M 5,7 pada 16 November 1964.