Bendera Bintang Kejora Penyebab Rusuh Fakfak: Begini Ceritanya
Situasi di Papua Barat kembali memanas. Aksi pembakaran dan perusakan fasilitas umum mewarnai demonstrasi di Fakfak
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Pemerintah Provinsi Papua Barat bersama aparat keamanan sudah melakukan antisipasi guna mencegah kekacauan terjadi di kabupaten lain, usai kekacauan yang terjadi di Manokwari, Sorong dan Fak Fak serta Mimika. Hal itu diungkapkan Wakil Gubernur Papua Barat Mohamad Lakatoni.
“Pemerintah bersama aparat keamanan telah melakukan langkah antisipasi guna menghindari kekacauan di kabupaten lain di Papua Barat, terutama setelah kekacauan muncul di Manokwari, Sorong dan Fak Fak,”ujar Wagub saat dikonfirmasi via selulernya Rabu(21/8). Menurutnya, untuk menghindari kekacauan meluas ke kabupaten lain, kemungkinan akan mengirim aparat keamanan BKO. “Ada beberapa kabupaten yang akan dikirim personil Brimob yakni Maybrat, Sorong Selatan dan Kaimana,”kata Wagub.
Pengiriman personel aparat BKO untuk menjaga situasi keamanan tetap terkendali. “Keberadaan aparat ditengah para pengunjuk rasa seperti di Manokwari dan Sorong sudah terbukti bisa membuat situasi lebih terjaga tanpa adanya tindakan represif,”ucap Wagub.
Wagub menambahkan, upaya persuasif tetap menjadi langkah utama dalam menangani aksi unjuk rasa warga. “Upaya persuasif dan dengan penuh komunikasi terus dikedepankan, terhadap segala penyampaian pendapat di muka umum," ujar Wagub.
Bupati Fak Fak, Dr. Mohamad Uswanas, M.Si bersama forkopimda turun menemui massa di depan Sekertariat Dewan Adat Mbaham Matta. Namun kehadiran Bupati dan forkopimda tidak meredakan amarah massa, yang terus bertahan di depan Sekertariat Dewan Adat Mbaham Matta.
Bupati meminta agar massa dapat mengajukan aspirasinya secara tertulis agar aspirasi massa dapat diteruskan ke Presiden RI Joko Widodo. Namun massa tetap berkeinginan agar masyarakat Jawa di Fak Fak segera dipulangkan dan massa meminta memisahkan diri dari NKRI.
Akhirnya tidak ada kesepakatan, membuat Bupati dan Forkompinda meninggalkan massa yang demo di depan sekertariat Dewan Adat. Aksi pelemparan batu kepada petugas pun terjadi, hingga aparat keamanan yang bertugas dengan kekuatan yang tak seimbang dengan massa akhirnya mencoba untuk memberi tembakan peringatan dan gas air mata.
Tembakan peringatan dan tembakan gas air mata tidak juga diindahkan massa, malah terus beringas hingga membuat suasana tegang. Aksi demo yang berlangsung pada Rabu (21/8) membuat kantor – kantor pemerintah dan kantor BUMN serta BUMD termasuk sekolah – sekolah di Fak Fak diliburkan.
Massa masih terihat berkonsentrasi di beberapa titik di Kota Fak Fak. (Tribun Network/brm/den/dit/yud/fik/wly)