Prihatin Rusuh Manokwari: Ini Tanggapan Mahasiswa Papua di Sulut
Mahasiswa dan warga Papua nyaman tinggal di Sulawesi Utara. Mereka terhindari dari persekusi dan rasisme
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Aksi blokade jalan oleh masyarakat Papua di Manokwari akibat kasus diamankannya 43 mahasiswa di Surabaya, mendapat tanggapan dari Tonaas Wangko, Pendeta Hanny Pantouw. Ketua Laskar Manguni Indonesia (LMI) itu mengatakan, kasus diamankannya 43 mahasiswa di Surabaya tidak mewakili semua masyarakat.
"Ya itu semua, jangan sampai nantinya jadi bias seperti keributan yang berujung blokade jalan hingga pembakaran di Manokwari, terlebih dalam waktu dekat di Papua akan menggelar kegiatan Pekan Olahraga Nasional (PON)," ucapnya. Ia berpesan supaya tidak ada yang terprovokasi. "Harapan saya saudara-saudari di Papua harus menahan emosinya. Saya mengerti mereka tersinggung, akibat dari kejadian itu,” ujarnya.
Ia minta pemerintah memberikan perlindungan pada teman-teman Papua terlebih khusus yang ada di Sulut. "Kita LMI akan bersinergi menjaga agar jangan sampai terjadi hal intimidasi atau apapun yang bisa merusak kerukunan kita di sini," ujarnya.
Vengky Osok, warga Manokwari kepada tribunmanado.co.id, Senin sore, mengatakan, situasi di Manokwari mulai kondusif. Ada pertemuan kapolda, pangdam, wakil gubernur dengan tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda. "Pertemuan dapat berjalan dengan baik," katanya.
Kerusuhan, menurutnya, menimbulkan kerusakan. Ada pembakaran gedung pertemuan DPRD Provinsi Papua Barat. "Warung gerobak dan warung pedagang kaki lima banyak yang dirusak," katanya. Ia belum tahu ada kerusuhan di Sorong dan beberapa daerah lain. "Manokwari sudah. Daerah lain belum tahu," katanya.
Di Sulut situasi tetap aman. Demikian disampaikan Kepala Badan Kesbagpol Meiki Onibala. Ia meminta masyarakat yang punya sanak di Papua Barat agar tetap tenang, situasi sudah berangsur aman dengan pendekatan aparat. Pemerintah sudah mengamati situasi ini. Di Sulut pun situasi tetap kondusif, termasuk warga Papua Barat yang kebanyakan kuliah. "Kami rasa kejadian di Papua Barat tak memengaruhi situasi di Sulut. Sulut tetap aman, termasuk mahasiswa asal Papua tetap berkuliah seperti biasa, " ujarnya.
Ia berharap masyarakat tak terpengaruh apalagi terpancing situasi. "Mari kita jaga kedamaian negeri kita Indonesia tercinta," ungkap dia.

Penyalahgunaan Medsos
Taufik Tumbelaka, pengamat sosial mengatakan, kerusuhan di Papua Barat yang dipicu media sosial adalah bukti bahwa penyalahgunaan medsos adalah kasus serius. Ini bukti bahwa penyalahgunaan medsos sangat bahaya seperti halnya narkoba atau medsos.
Medsos yang sebenarnya punya nilai positif untuk memudahkan komunikasi sudah jadi monster. Hal ini memang jadi masalah di negara manapun karena ada celah di sisi hukum maupun lainnya.
Ini jadi PR untuk menutupi celah itu, saya kira perlu sosialisaasi tentang hukuman bagi penyebar hoaks dan sanksi hukum yang tegas, agar kejadian tersebut tak berulang lagi.
Menyikapi masalah di Papua, aparat musti tegas dengan menghukum pelaku penyebar hoaks di medsos itu. Seluruh elemen politik dan masyarakat perlu menanggalkan perbedaan dan bersatu mengutuk keras ulah orang yang tidak bertanggung jawab ini. Perlu bersatu semua elemen masyarakat.

Jokowi Ajak Pace Mace Memaafkan
Presiden Joko Widodo meminta masyarakat saling memaafkan terkait demonstrasi berujung rusuh di Manokwari dan Sorong, Papua Barat. Kerusuhan terjadi buntut insiden pengamanan mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang, Jatim.
"Saudara-saudaraku, Pace, Mace, Mama-mama di Papua, di Papua Barat, saya tahu ada ketersinggungan. Oleh sebab itu, sebagai saudara sebangsa dan setanah air yang paling baik adalah memaafkan. Emosi itu boleh tetapi memaafkan lebih baik. Sabar itu lebih baik," kata Jokowi di kompleks Istana Merdeka, Jakarta, Senin (19/8/2019).
Pemerintah ditegaskan Jokowi tetap menjaga kehormatan warga Indonesia, termasuk di wilayah Papua dan Papua Barat. "Yakinlah pemerintah terus menjaga kehormatan dan kesejahteraan Pace, Mace, Mama-mama yang ada di Papua dan Papua Barat," tuturnya.