Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Sulut

Kisah Altin-Marfrenly di Laut, 'Kami Menangis, Berdoa, dan Pasrah Lepas Jenazah Opa-Oma ke Laut'

Dua orang WNI asal Kabupten Kepulauan Talaud selamat dari maut setelah terombang -ambing di laut 40 hari lamanya

Penulis: Ryo_Noor | Editor: David_Kusuma
Tribun manado / Ryo Noor
Altin Awawangi (38) dan Marfrenly Sampul (16) 

Altin mengatakan, perjalanan itu kira-kira memakan waktu 10 jam.

FOLLOW INSTAGRAM TRIBUN MANADO:

Di atas kapal ada 4 orang WNI, ia bersama Marfrely serta oma dan opa Marfrenly yang juga paman bibi Altin.

Kemudian 3 orang sanak keluarga warga negara Filipina. Total 7 orang di atas Pamboat.

Perjalanan itu tak berlangsung lancar, badai dan gelombang menerpa, Pamboat berjalan pelan akhirnya bahan bakar habis, sementara mereka belum sampai di tempat tujuan.

Mereka pun terombang-ambing sebulan lebih di laut, 3 sanak keluarga akhirnya meninggal dunia yakni Oma dan Opa, serta sanak perempuan warga negara Filipina.

Mereka kemudian menghanyutkan jenazah itu di Laut. Pertolongan datang ketika di Laut mereka bertemu dengan Kapal Ikan Asal Filipina. Kebetulan kapal tersebut akan berlabuh di Papua Nugini.

Total dari 7 orang di atas Pamboat, 4 berhasil bertahan hidup. Dua di antarnya WNI Altin dan Marfrenly.

BACA JUGA:

> Berikut 7 Tanda Livermu Terserang Penyakit, Termasuk Perut Buncit dan Mudah Lelah

> Ini Perbedaan Bendera Indonesia dan Monako yang Sama-sama Berwarna Merah Putih, Perdebatan Masa Lalu

> Kamboja Disikat 1-10 Oleh Myanmar, Indonesia Dibantai 0-7 Oleh Vietnam

Bertahan Hidup

Mereka berlayar dari Pulau Balau Saranggani, Wilayah Filipina. Menggunakan Perahu Pamboat menyeberang hendak menuju Pulau Salibabu, Kabupaten Talaud.

28 Juni 2019 ketika mereka bertolak dari Filipina.

Perjalanan itu harusnya memakan waktu 10 jam, tapi mereka teradang badai hingga Pamboat kehabisan bahan bakar.

Sejak itu mereka terombang ambing mengikuti arus di laut.

Dalam pamboat itu ada 7 orang, 4 WNI dan 3 Warga negara Filipina, mereka masih sanak saudara.

Altin mengatakan, untuk bertahan hidup mereka makan kelapa hanyut.

LIKA FACEBOOK TRIBUN MANADO:

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved