Sidang Tahunan MPR
Presiden Joko Widodo Bungkukkan Badan ke Anggota Dewan di Sidang Tahunan MPR RI 2019
Mengawali pidatonya, Jokowi membungkukkan badan ke hadapan pimpinan MPR dan para anggota dewan gabungan dari DPD dan DPR.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Jumat 16 Agustus 2019 dilaksanakan Sidang Tahunan MPR RI 2019 serta penyampaian Pidato Kenegaraan dan Nota Keuangan 2020 oleh Presiden Joko Widodo.
Presiden Jokowi membungkukkan badan pertanda memberi hormat kepada anggota dewan yang hadir di Sidang Tahunan MPR/DPR/DPD RI.
Dalam sidang tahunan parlemen tahun 2019 ini di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2019), Jokowi berpidato di sidang MPR serta sidang bersama DPD/DPR.
Mengawali pidatonya, Jokowi membungkukkan badan ke hadapan pimpinan MPR dan para anggota dewan gabungan dari DPD dan DPR.
Beberapa detik membungkukkan badan, Jokowi baru naik ke atas mimbar untuk mulai berpidato terkait beragam hal diantaranya pencapaian lembaga negara.
Selesai pidato, Jokowi turun dari mimbar. Ketika hendak kembali ke tempat duduk yang sudah disediakan, Jokowi berhenti dan menundukkan kepala memberi penghormatan.
Di sidang tahunan sebelumnya baik di MPR dan sidang bersama DPR/DPD, Jokowi melakukan hal yang sama.
Baca: Viral Video Vina Garut, 3 Pria VS 1 Wanita, Durasi Video 1 Menit 7 Detik
Baca: 9 Pengakuan Mengejutkan Ahok Saat di Kupang, Ungkap Sifat Sang Istri & Singgung Soal Menteri Jokowi
Baca: Update Fakta Pembunuhan Satu Keluarga di Banten, Pelaku Bertopeng dan Diduga Pembunuhan Berencana
FOLLOW FACEBOOK TRIBUN MANADO
Menggunakan jas biru dongker di tahun 2018 dan menggunakan baju adat Bugis di 2017, Jokowi menunduk dan membungkukkan badan memberi hormat pada para anggota dewan.
Presiden Jokowi mengatakan semua pihak harus saling mengingatkan dan membantu untuk sama-sama membangun bangsa dan negara dengan tidak alergi terhadap kritik.
"Kita perlu saling mengingatkan dan saling membantu. Kita tidak boleh alergi terhadap kritik," kata Jokowi.
Jokowi menuturkan kritik keras yang disampaikan harus bisa diterima sebagai kepedulian agar kita semua bekerja lebih
keras lagi memenuhi harapan rakyat.
Dia menyebut dalam negara demokrasi, perbedaan adalah sebuah keniscayaan.
Perbedaan tersebut bukan alasan bagi masyarakat untuk saling membenci, menghancurkan, atau bahkan saling meniadakan.
Menurutnya, jika perbedaan itu dikelola dalam satu visi besar yang sama dipastikan menjadi kekuatan yang dinamis.
Baca: Peringatan Dini BMKG Jumat 16 Agustus 2019: Potensi Hujan Petir hingga Gelombang Laut 3 Meter
Baca: Kucing Juga Punya Kepribadian, Peneliti Membaginya Jadi 5 Kelompok, Ada yang Neurotic juga
Baca: Pamer Kemesraan dengan Vanessa Angel, Hotman Paris Sindir Farhat Abbas: Elu Bisa Apa Coba?