Kebakaran Rumah
Vanessa Natania, Bocah 10 Bulan Meninggal Terpanggang di Rumah, Ibu Korban: Saya Menyesal
Serli pergi ke rumah tetangga ada keperluan. Tak lama ada suara teriakan dari tetangga, bahwa ada kebakaran.
Penulis: | Editor: Aldi Ponge
Hal ini terlihat saat kerangka mayat akan dibawa menuju ke pekuburan
Tak ada kata-kata mereka diucapkan keduanya, selain menangis.
Keluarga terus menenangkan dia, karena Serli tidak sanggup berpisah.
"Memang mereka berdua masih trauma. Apa lagi Serli istrinya," ujar Joppi Sinaulang (45) Paman Korban.
Kata dia, musibah ini sangat membuat mereka terpukul karena tidak pernah disangka.
Kebakaran yang menghaguskan kedua rumah, meninggalkan luka mendalam. Apa lagi bagi keluarga Maengkong- Ontu.
Joppi bercerita, awal kejadian dari Serli menidurkan anaknya di ayunan.
Hanya lima menit pergi ke rumah tetangga.
"Serli tidak lama di rumah saya. Karena anaknya sedang tidur. Dia balik lagi ke rumah," ujar Joppi
Mendengar suara warga berteriak "api api, langsung bergegas. Ternyata rumah dari Serli. Ingin menolong ade di dalam rumah," katanya
Namun api sangat cepat membesar karena rumah mereka terbuat dari kayu.
Apalagi, api bermula dari dalam kamar. Sehingga sulit menyelamatkan korban.
Kesulitan juga saat mengambil air untuk padamkan api ntuk menjegah kebakaran menyebar ke rumah lain.
Lanjut dia, hampir 90 persen kepala keluarga di sini, punya ikatan keluarga. Apa lagi suaminya merupakan keluarga besar.
Suaminya Hari Maengkong, padahal baru beberapa hari meninggalkan rumah untuk panen cengkeh di Basaan Minahasa Tenggara (Mitra).
Eling Semuruk (47), mengatakan api hampir menyambar rumahnya yang berada tepat di belakang.
"Kemarin saya juga takut. Karena rumah saya tepat berada di belakang," ujar Eling Semuruk.
Ia menambahkan, adanya perhatian pemerintah terkait penyedian rumah.
