Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pandangan Ganjar Pranowo Terkait 26 Tahun Ketua Umum PDIP Megawati

Peserta Kongres Ke-5 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memilih kembali, secara aklamasi, Megawati Soekarnoputri

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
google
Ganjar 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Peserta Kongres Ke-5 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memilih kembali, secara aklamasi, Megawati Soekarnoputri menjadi pimpinan tertinggi partai. Megawati telah menjabat sebagai ketua umum, selama 26 tahun, tepatnya sejak tahun 1993 partainya masih bernama PDI.

Baca: Belasan Orang Taklukkan Sapi Bantuan Jokowi, si Black Mengamuk: Begini Jadinya

Mengapa Megawati begitu lama bertahan di pucuk pimpinan PDIP? Berikut ini pandangan politisi senior PDIP, mantan anggota DPR RI dan kini menjabat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dalam wawancara eksklusif dengan Rahmat Hidayat dan Fransiskus Adhiyuda Prasetia, di sela Kongres V PDIP di Sanur, Bali, Jumat (9/8) lalu.

Kita mau tahu secara utuh, seperti apa sososk Megawati yang Ganjar kenal, dari dulu sampai sekarang?

Konsisten. Konsisten. Mbak Mega yang saya kenal konsisten, dan ada bahasa yang disampaikan di pidato. Ada kesabaran revolusi. Saya melihat Mbak Mega itu sosok yang konsisten dan betul. Perubahan akan terjadi kalau dilakukan terus menerus.

Waktu saya sekolah dulu, guru besar saya bilang batu itu keras, satu tetes air tidak ada artinya tapi ketika tetesan air secara terus menerus dibatu tersebut, batu itu bisa bolong.

Ada kesabaran revolusi yang ditunjukan Mba Mega dan selau konsisten dan konstitusional itu keluar dalam pidatonya. Saya membayangkan Mba Mega tahun 1996. Saat saya tahu beliau pertama kali.

Apakah tidak ada lagi tokoh yang mampu dan lebih hebat dari Megawati memimpin PDIP?

Kalau kita bicara ketokohan dalam parpol, Mba Mega teruji kok. Banyangin dua pemilu menang terus. Kalau dijumlah pidatonya Pak Jokowi jumlah 99 kan. 3 kali loh kita menang.

Ya, ada banyak orang yang bilang, coba ganti dong dengan yang muda. Kita diujungnya nanti bicara soal kontestasi. Mempertahankan ideologi. Siapa yang bisa konsisten seperti itu, ujung penilaian pemilu adalah menang kalah. Konsistensi dalam sikap adalah ideologi.

Baca: Viral Empat Pemuda Kencingi Bendera Merah Putih: Begini Pengakuan Mereka

Siapa ank muda atau yang digadang-gadang seperi itu, belum ada yang seperti itu. Kok kita mau coba-coba. Kaya iklan-iklan ngapain coba-coba. Itu di partai ya.

Apakah Megawati melakukan kaderisasi atau tidak?

Coba perhatikan. Kalau Mba Mega itu ingin dirinya keluarganya, trah Bung Karno, tidak akan lahir nama Jokowi. Siapa Jokowi. Kenapa pada kesempatan kita menang, ada kekuatan kesempat tidak diambil sendiri.

Kok tidak dikasih keanaknya, dikasih ke orang yang hidupnya di pinggir kali, tidak terkenal waktu itu wali kota kelasnya, jadi gubernur tidak lama. Kemudian,memang siapa Risma (Tri Rismaharini, Red), PNS. Sama dengan PNS lainnya, dia orang berpartai, tidak. Waktu itu kan tidak, PNS kok.

Tapi dibela ditaruh karena Mba Mega punya insting politik. Kalau Anda tanya seberapa Anda dekat (dengan Megawati) loh saya ini siapa, Ganjar itu nothing. Kok Mbak Mega still yakin betul ngasihi saya ke Jawa Tengah.

Yang diluar siapa lagi, Mas Pram (Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Red) ada disitu, Mas Tjahjo (Mendagri Tjahjo Kumolo, Red) ada disitu, Pak Jokowi sudah jadi presiden.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved