Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Belasan Orang Taklukkan Sapi Bantuan Jokowi, si Black Mengamuk: Begini Jadinya

Butuh belasan orang untuk menaklukkan si Black, sapi bantuan Presiden Joko Widodo berbobot lebih dari 1 ton yang disembelih

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
KOMPAS.com/ Junaedi
Sapi kurban berbobot 1,1 ton 

Pose pertama, Jokowi dan Iriana berdiri berdampingan. Jokowi masih menggunakan baju koko putih, sarung serta peci hitam. Sementara Iriana mengenakan mukena putih dan celana biru. Tidak puas hanya foto di samping sapi, Jokowi memberanikan diri mendekat dan mengelus sapi tersebut. Jokowi bahkan sempat mengelus tanduk sang sapi.

Tiba-tiba saja, sang sapi kaget dan sapi yang tadinya diam atau anteng langsung menggerakkan kepalanya. Otomatis Iriana langsung kaget dan menyingkir. Begitu juga dengan Jokowi. Jokowi bahkan sempat tertawa.

Diketahui selain berkurban di Kebun Raya Bogor, Jokowi juga berkurban sapi di sejumlah tempat di daerah baik di Gunung Kidul, Surabaya, Bengkulu, Polewali Mandar. Hingga ke Yogyakarta, Bitung, Kendari, Boyolali, Palembang.

Pada awak media, Jokowi sempat menyampaikan pesan Idul Adha untuk masyarakat Indonesia yang merayakan.
"Ya ini kan tadi seperti disampaikan oleh khotib bahwa ikatan ketakwaan kita pada Allah SWT wajib. Juga ikatan hubungan antarmanusia wajib kita lakukan," ucap Jokowi.

"Dan yang penting di Hari Raya Idul Adha ini adalah dari sisi kurban, pengorbanan. Itu adalah dorongan kita untuk melakukan kesalehan sosial yang saya kira di negara kita masih terus harus kita dorong agar seluruh umat melakukan itu dengan baik. Baik dengan teman, tetangga, saudara dan rekan sekampung. Saya kira yang berkaitan dengan kesalehan sosial harus kita dorong," tambahnya.

Terpisah, Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla juga menyerahkan hewan kurban berupa dua ekor sapi di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat. Acara serah terima hewan kurban itu diserahkan melalui Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Syafruddin dan Menteri Agraria dan Tata Ruang, Sofyan Djalil kepada Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal (BPPMI) di Masjid Istiqlal.

Hal ini, karena Presiden Jokowi melaksanakan ibadah salat Idul Adha di Lapangan Astrid, Kebun Raya Bogor, Jawa Barat. Adapun, Wakil Presiden JK menunaikan ibadah salat Idul Adha di kampung halamannya, tepatnya di Lapangan Karebosi, Jalan Jenderal Ahmad Yani, Makassar, Sulawesi Selatan.

"Kami berdua dengan Pak Sofyan Djalil hari ini diamanatkan oleh bapak presiden dan wakil presiden untuk menyerahkan hewan korban beliau," kata Syafruddin. Menurut Syafruddin, sapi yang dikurbankan merupakan kualitas terbaik.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, Jokowi menyumbang sapi jenis Limosin berusia sekitar 3,5 tahun dan berat 1,7 ton. Sedangkan, JK mengurbankan sapi jenis Limosin berusia sekitar 3,5 tahun dan berat 1,2 ton.

"Bibit paling besar ini, pokoknya ton paling tinggi," ujar Syafruddin.

Dia menambahkan penyerahan hewan kurban itu tidak hanya dilakukan di Masjid Istiqlal, tetapi juga di sejumlah tempat lainnya. "Ini bukan hanya di sini tapi di beberapa tempat. Banyak, kemarin diberitakan dimana-mana ada, ada di Sulawesi barat Jogja dan dimana-mana, saya rasa 10 lebih," tambahnya.

Secara keseluruhan pada Idul Adha tahun ini, BPPMI menerima hewan kurban berupa 23 ekor sapi dan 20 ekor kambing. Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar, mengatakan pihak Masjid Istiqlal menyalurkan daging hewan kurban melalui lembaga distribusi.
"Kebijakan kami menyerahkan ke lembaga distribusi, bukan kami mendistribusikan kupon. Istiqlal kebijkan seperti itu," kata dia.

Menurut dia, upaya itu dilakukan agar daging kurban yang disalurkan tepat sasaran. Upaya mendistribusikan daging kurban dengan tidak menggunakan kupon itu sudah dilakukan sejak tahun lalu. "Istiqlal memberikan kepada yang paling tepat sasaran. Di sini kan susah mengatur siapa yang paling berhak," kata dia.

Dia menambahkan, lembaga distribusi diharapkan dapat mengetahui siapa saja yang layak menerima daging kurban itu. "Lembaga dan masjid setempat itu lebih tepat. Mereka lebih tahu kondisi secara mikro," ujar Nasaruddin. (Tribun Network/fal/fel/kus/wly)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved