PLN Klaim Rugi Rp 90 Miliar Akibat Blackout
PT PLN (Persero) memperkirakan potensi kerugian akibat insiden pemadaman listrik di beberapa wilayah Pulau Jawa pada Minggu (4/8)
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - PT PLN (Persero) memperkirakan potensi kerugian akibat insiden pemadaman listrik di beberapa wilayah Pulau Jawa pada Minggu (4/8) mencapai Rp 90 miliar.
Direktur Pengadaan Strategis II PT PLN (Persero), Djoko Raharjo Abumanan menjelaskan, angka tersebut berdasarkan potensi listrik yang bisa dijual perusahaan listrik pelat merah itu seandainya tak ada gangguan.
Baca: Listrik Padam: Jokowi dan Menteri Pakai Genset
Menurutnya, konsumsi listrik di Jabodetabek, Banten dan sebagian wilayah di Jawa Tengah mencapai 22.000 Megawatt. Sementara listrik yang disuplai di wilayah-wilayah tersebut pada hari ini hanya sebesar 13.000 Megawatt.
"Berarti hilang 9 ribu MW. Hilang katakanlah 10 jam. Dikalikan Rp1.000 (KwH). Kan rata-rata (tarif listrik) Rp1.000 per kWh," ujar Djoko.
"Ya Rp 90 miliar minimal rugi," ucapnya.
Dia menambahkan, nilai Rp90 miliar tersebut belum termasuk biaya kompensasi atau ganti rugi. Menurutnya, pihaknya perlu menghitung Tingkat Mutu Pelayanan (TMP) untuk menyimpulkan apa akan memberikan kompensasi ke pelanggan.
Menurutnya, ketentuan kompensasi diatur dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Permen ESDM) Nomor 27 Tahun 2017. Ganti rugi yang diberikan bisa berupa pengurangan tagihan listrik ke pelanggan.
"Aturannya apabila PLN melebihi daripada sekian itu, maka kalau dia pelanggan non subsidi ada 35 persen biaya beban dikembalikan formulanya. Kalau dia subsidi lebih rendah lagi," ujar Djoko.
Lebih jauh Djoko mengatakan pemadaman listrik (black out) hari ini terjadi lagi sejak 22 tahun lalu, yakni tahun 1997. Adapun pemadaman tahun 1997 terjadi pada aliran listrik di Jawa dan Bali. "Blackout ini pernah terjadi tahun 1997. Itu pertama kali sistem blackout Jawa-Bali," kata Djoko Raharjo Abumanan.
Djoko mengatakan, tahun 2018 black out juga pernah terjadi di Jawa Timur dengan tegangan yang sama seperti hari ini, yakni Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 KV. Namun, kejadian itu merupakan black out parsial.
Baca: Sulut Punya Syarat ‘Impor’ Rektor: Begini Penjelasan Menristek
Artinya, wilayah yang terdampak hanya di wilayah Jawa Timur. "September 2018 itu terjadi black out parsial di sistem di Jawa Timur. SUTET 500 KV juga. Jadi kalau dari kurun waktu sebenarnya kita tidak sering mengalami black out ini," ujar Djoko.
PLT Direktur Utama PT PLN Sripeni Inten Cahyani berharap, paling lama listrik padam kembali normal sebelum Minggu (4/8) tengah malam. "Mudah-mudahan bisa kurang dari pukul 00.00 WIB ya, bisa normal kembali," kata Sripeni Inten Cahyani.
PLN Sebut Penyebabnya karena Ada Tegangan Ekstra Tinggi
Pasokan listrik di Jabodetabek normal kembali sekitar pukul 20.00 WIB. Sekitar hampir 9 jam pemadaman listrik massal tersebut terjadi. Kota Jakarta sempat gelap gulita. Hanya gedung-gedung jangkung yang bergenset yang bisa menikmati listrik ditambah sorot lampu kendaraan bermotor menerangi.
Usai Maghrib sekitar pukul 18.30 WIB, pemandangan sekitar kawasan penduduk di kawasan Tanah Abang masih gelap gulita. Warga banyak yang menyalakan lampu lilin untuk membantu penerangan. Sebagian dari anak-anak juga terlihat sibuk menulis mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan dari sekolah dibawah temaram cahaya lilin.