Sulawesi Utara
Wacana ‘Impor’ Rektor Asing untuk Universitas di Indonesia, Begini Tanggapan Mahasiswa Unsrat
Kebijakan pemerintah mendatangkan akademisi dari luar negeri untuk menjadi rektor di perguruan tinggi dalam negeri mendapat sambutan beragam mahasiswa
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: David_Kusuma
Wacana ‘Impor’ Rektor Asing untuk Universitas di Indonesia, Begini Tanggapan Mahasiswa Unsrat
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kebijakan pemerintah mendatangkan akademisi dari luar negeri untuk menjadi rektor di perguruan tinggi dalam negeri mendapat sambutan beragam dari mahasiswa Universitas Sam Ratulangi
Ada yang setuju, ada pula yang berbeda pandangan.
Cavin Marcelino Bintang, mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Bisnis setuju dengan kebijakan tersebut.
"Asalkan rektor dari luar mampu memimpin dengan inovasi-inovasi," kata mahasiswa asal Tahuna, Kepulauan Sangihe ini, Minggu (04/08/2019).
Hal senada diutarakan Marcelino Mukuan, mahasiswa Fakultas Hukum.
Harapannya rektor asing bisa mengangkat performa PTN dalam negeri.
BERITA POPULER:
> TERUNGKAP Fakta Baru soal Kasus Suntik Gadis 14 Tahu di Kebun, Siapapun Ngajak Pasti Korban Ikut
> PDIP Kerja Keras Cari Penerus Jokowi di Pilpres 2024, Pengamat: Jangan Senasib Demokrat
> Meski Seragamnya Basah, Kapolri Tito Karnavian Senang Bisa Pecahkan Rekor
Subscribe Youtube Tribun Manado:
"Harus kita akui, kualitas pendidikan di luar negeri lebih baik. Semoga dengan adanya rektor dari luar, bisa membuat Unsrat berdaya saing di era digital," katanya.
Pendapat berbeda diungkapkan Brigita Tulung, mahasiswi Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil.
"Terlalu berlebihan. Apakah sumber daya kita tidak ada yang berkualitas? Seharusnya kita menjaga rumah kita sendiri dengan memberdayakan SDM lokal yang ada," katanya.
Brigita menilai kebijakan itu terlalu dipaksakan. "Rektor asing bukan jaminan kualitas pendidikan kita lebih baik," katanya.
Sementara, Maryono Kambotai, mahasiswa Fisip Unsrat. Ia setuju jika rektor asing telah lebih dulu mengabdi sebagai tenaga pengajar lebih dari dua tahun. "Asal benar-benar berkualitas," katanya.
Maryono balik tidak setuju dengan alasan kalau saja ada kader lokal yang bisa dipercaya menjalankan jabatan rektor.(ndo)