Gaji Menteri
Ini Total Keseluruhan Gaji Menteri, yang jadi Rebutan Partai Politik
Seorang menteri memiliki gaji pokok sebanyak Rp 5,040 juta dengan tunjangan jabatan sebanyak Rp 13.608.000 dengan Total Rp 18.648.000
Penulis: Rhendi Umar | Editor: Rhendi Umar
TRIBUNMANADO.CO.ID - Beberapa waktu belakangan ini, isu posisi Kementrian Jokowi-Maruf terus menjadi perbincangan hangat.
Sejumlah tokoh muda maupun senior bermunculan untuk memperebutkan kursi kursi Kementrian tersebut.
Partai pengusung pun ikut mengusung calon mereka mengisi posisi tersebut.
Namun apa kamu tau berapa gaji dari seorang Menteri ?
Seorang menteri memiliki gaji pokok sebanyak Rp 5,040 juta dengan tunjangan jabatan sebanyak Rp 13.608.000 dengan Total Rp 18.648.000.
Namun jangan salah, ternyata seorang menteri memiliki honor lain dan juga dana operasional yang tidak sedikit.
Honor-honor itu antara lain menjadi anggota kepanitiaan program-program pemerintah dan juga masih ada dana taktis menteri.
BERITA TERPOPULER: TERUNGKAP Fakta Baru soal Kasus Suntik Gadis 14 Tahu di Kebun, Siapapun Ngajak Pasti Korban Ikut
BERITA TERPOPULER: AKHIRNYA TERUNGKAP Alasan TNI Mutilasi Kasir Indomaret, Berikut Cerita Lengkap Prada DP
Baca: Tenaga Honorer Diatas 35 Tahun, Diangkat jadi PNS? Simak Penjelasan BKN
Besaran honoran tersebut mencapai Rp.100 Juta-150 Juta
Total, seorang menteri memiliki penghasilan di atas Rp 100 juta.
Jadi seorang menteri bisa menerima gaji dengan hingga Rp118.648.000.
Cak Imin Minta Jatah Menteri dari PKB Sebanyak-banyaknya
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau akrab disapa Cak Imin sambil tertawa dan tersenyum lebar mengatakan, dalam dunia politik, mereka yang menang biasanya pasti mendapat jatah menteri.
Muhaimin Iskandar menyampaikan demikian ketika ditanya soal apakah dirinya yakin kader PKB bakal kembali mengisi pos menteri di pemerintahan Jokowi periode kedua.
"Itu kayaknya sih, apa ya. Politik ya begitu menang, ya dapet (jatah menteri)," kata Cak Imin sambil tertawa bersama Menteri Ketenagakerjaan yang juga kader PKB, Hanif Dakhiri, di KPU RI, Jakarta Pusat, Minggu (30/6/2019).
Saat kembali ditanya berapa banyak jatah menteri PKB atau kader PKB yang diharapkan duduki kursi menteri, Cak Imin menyatakan jelas dirinya akan meminta sebanyak-banyaknya.
Tapi, ia sadar dalam sistem presidensial, partai politik pengusung cuma bisa mengusulkan daftar nama yang direkomendasikan. Sementara soal keputusannya, sepenuhnya ada di tangan presiden yang bersangkutan.
"Kalau doa, sebanyak-banyaknya. Tapi kembali ini kan presidensial. Kita hanya bisa mengusulkan. Presiden yang memutuskan," ungkapnya.
Soal isu yang menyebut dirinya sendiri digadang-gadang bakal jadi Menteri Perdagangan, Cak Imin menjawab masih nyaman di posisinya saat ini. Yaitu Ketua MPR RI.
Ia mengaku cukup menyukai posisi itu.
"Hemm saya sukanya jadi Ketua MPR," katanya seraya tersenyum malu.
Untuk diketahui, perolehan suara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada Pileg 2019 mencapai 13.570.097 suara atau 9,69 persen dari total suara nasional.
BERITA POPULER: Setelah DISUNTIK, Kepala Bocah 3 Tahun Dipenggal 2 Pria Dewasa, Lihat Videonya Saat Dia Digendong!
BERITA POPULER: Kecelakaan Maut Truk Timpa Mobil Tinggalkan Kisah Korban yang Berencana Tunangan Bulan Ini
BERITA POPULER: Intip Rumah Mewah Parto Patrio, Bernuansa Militer hingga Dihiasi Senapan Bak Sarang Mafia
KABAR SELEBRTIS TRIBUN MANADO:
Baca: Ditinggal Suaminya, 3 Artis Ini Dilarang Menikah Lagi, No 1 Sudah 11 Tahun Menjanda
Baca: Farhat Abbas Laporkan Hotman Paris ke Polisi, Hotman Tegaskan Saya Tidak Takut
Baca: Angel Karamoy Bicara Tentang Hubungannya dengan Jose Purnomo
PKB menduduki peringkat empat, sebagai partai politik yang mengumpulkan suara terbanyak. Di atas PKB ada PDI-P (19,33 persen), Gerindra (12,57 persen) dan Golkar (12,31 persen).
Partai PSI Tak Meminta Jatah Menteri, Ini Alasannya
Isu jatah kursi Menteri Jokowi-Maruf, terus menjadi perbincangan hangat belakangan ini.
Para partai pengusung beramai-ramai memasukan calonnya untuk duduk di kursi menteri
Namun Partai Solidaritas Indonesia sebagai salah satu partai pendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin mengaku tidak meminta jatah menteri di kabinet periode 2019-2024 mendatang.
Ketua Umum PSI Grace Natalie menegaskan, partainya tidak memberikan syarat apapun ketika mendukung pencalonan Jokowi-Ma'ruf pada Pilpres 2019.
"Kita dari awal mendukung Pak Jokowi tanpa memasang atau mematok harga. Dan ini sudah periode terakhir Pak Jokowi kan, jadi sampai hari ini pun PSI tidak pernah meminta-minta, merengek-rengek, apalagi maksa," kata Grace di Sentul, Bogor, Minggu (14/7/2019).
Grace menuturkan, PSI pun belum diajak membicarakan pos menteri oleh Jokowi.
Ia mengatakan, partainya juga tidak menyodorkan nama-nama kadernya untuk duduk di kursi kabinet.
"Belum sampai sedetail itu, jadi kita tidak pernah menyodor-nyodorkan, maksa apalagi. Jadi kita belum ada pembicaraan sedetil itu," ujar Grace.
Grace menegaskan, partainya menyerahkan susunan kabinet sepenuhnya kepada Jokowi.
Menurut Grace, hanya Jokowi yang mengetahui kriteria menteri yang cocok duduk di kursi kabinet kelak.
"Kami percaya Pak Jokowi tahu persis apa yang dia butuhkan, orang-orang seperti apa, berapa persen yang profesional, berapa persen dari partai, seperti apa kriterianya," kata Grace.
Diberitakan sebelumnya, presiden terpilih Joko Widodo mengaku sudah mengantongi nama-nama yang akan mengisi kabinet di pemerintahannya bersama Ma'ruf Amin.
"Sudah, sudah," kata Jokowi saat ditanya wartawan di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (12/7/2019).
Menurut Jokowi, kabinet baru nantinya akan turut mengakomodasi nama-nama yang disodorkan partai politik pengusung. Ia sudah mempersilakan parpol untuk mengusulkan sebanyak-banyaknya nama calon menteri.
Jokowi Kantongi Sejumlah Nama
Jokowi mengakui telah mengantongi sejumlah nama dalam pemilihan Kabinet Menteri Jilid II periode 2019-2024.
Jokowi mengatakan dengan masuknya sejumlah nama tersebut, membuatnya lebih mudah untuk memilih.
"Soal kabinet, saat ini sudah mulai masuk nama-nama."
"Kita mengumpulkan pilihan, jadi memilihnya lebih mudah karena banyak alternatif," katanya usai makan siang di Rumah Makan Mbah Karto, Sukoharjo, Minggu (23/7/2019).
Namun saat ini, dia masih belum memutuskan nama-nama yang akan masuk dalam kabinet jilid II itu.
Dalam kabinet barunya ini, Jokowi akan memasukan beberapa nama yang masih muda yang menempati jabatan menteri.
Hal ini tidak lepas dari keinginannya, untuk menjadikan pemuda agar mendapatkan peranan dalam menjadi pemimpin.
"Ke depan, harus anak-anak muda yang memegang peranan."
"Karena dunia berubah cepat, banyak ketidakpastian dan ketidakdugaan yang muncul, sehingga anak muda ini yang bisa merespons," lanjutnya.
Menurutnya, menyikapi hal tersebut, di berbagai belahan dunia sudah menerapkan pemimpin muda.
"Soal menteri anak mudah, saya sudah sampaikan berung kali kalau di kabinet kerja jilid II nanti akan ada banyak warna yang muda-muda," terangnya.
Jokowi menambahkan perkembangan dunia sangat dinamis sehingga perlu energi yang ekstra untuk merespons permasalahan dengan cepat.
Salah satunya dengan menempatkan posisi anak muda di dalam kabinet.
Saat disinggung soal adanya perampingan kabinet, Jokowi mengaku belum membahas sampai di situ. (TRIBUNMANADO/RHENDI UMAR)
SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUN MANADO TV: