Berita Pendidikan
Soal Rencana Rektor Impor, Begini Tanggapan Mahasiswa dan Dosen Unima
Baru-baru ini Kemenristekdikti telah merencanakan untuk rekrut rektor dari luar negeri untuk memimpin Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia.
Penulis: Andreas Ruauw | Editor: Alexander Pattyranie
TRIBUNMANADO.CO.ID, TONDANO - Baru-baru ini Kemenristekdikti telah merencanakan untuk rekrut rektor dari luar negeri untuk memimpin Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia.
Rencana ini telah dikomunikasikan dengan Presiden Jokowi, tinggal menunggu jawaban.
Alasannya, adalah demi meningkatkan ranking Perguruan Tinggi Negeri (PTN) agar bisa masuk daftar 100 besar di dunia.
Dengan target pada 2020 sudah ada PTN yang dipimpin oleh rektor import.
Tentu perencanaan tersebut menjadi perbincangan di kalangan akademisi dan para mahasiswa.
Seperti yang disampaikan Rektor Unima melalui Koordinator Media Center Universitas Manado Irwani Maki.
Yakni turut mendukung program Presiden, namun jika regulasinya memungkinkan.
"Tentunya dengan tidak mengabaikan tentang kepentingan nasional yang lebih besar dan dengan disesuaikan dengan Visi Presiden Jokowi terkait peningkatan SDM unggul," tandasnya.
Namun, berbeda dengan salah satu dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unima Prof DR Arijani yang mengatakan ungkapan tidak setuju.
"Alasannya banyak orang hebat di Indonesia yang justru bekerja pada posisi-posisi penting di Perguruan Tinggi.
"Kita punya SDM yang hebat, dan ambisi mengejar peringkat international bukanlah tujuan pendidikan kita.
"Meskipun saya setuju kalau peringkat merupakan salah satu dari sekian banyak indikator kemajuan Perguruan Tinggi di seluruh dunia. Itu penting tapi bukan tujuan utama.
"Tujuannya sesungguhnya seperti yang tertera dalam UU no 12 thn 2012," ungkap Arijani.
Sejumlah kalangan mahasiswa pun juga menyatakan kesan setuju dan tidak setuju dengan rencana presiden tersebut.
Salah satunya Putri Adinda Mokoagow (19) yang setuju karena kalau merekrut rektor dari luar negeri bahwasannya lebih banyak pengetahuan untuk didapat dan mengikuti di era zaman sekarang yang lebih modern akan sangat lebih bagus kalau ada dorongan tambahan pengetahuan dari rektor luar negeri.
"Dengan hal tersebut nantinya akan lebih meningkatkan perguruan-perguruan tinggi yang ada indonesia nantinya dan itu pasti tambah juga di zaman sekarang banyak yang merasa ingin lebih tau tentang hal-hal baru, jadi tidak ada salahnya untuk merekrut.
"Ini juga demi indonesia agar supaya menjadi negara lebih maju dan bisa dibanggakan," tandasnya.
Dan ada pula yang tidak setuju, seperti Rahmat Kasim (19) yang mengatakan bahwa di Indonesia memiliki banyak orang yang jenius.
"Saya tidak setuju dengan alasan rektor asli Indonesia pun bisa, hanya saja harus lebih intens agar bisa meningkatkan rangking PTN agar bisa masuk daftar 100 besar di dunia.
"Karena banyak orang jenius lahir dari indonesia seperti BJ Habibie," tandasnya.
(Tribunmanado.co.id/Andreas Ruauw)
BERITA TERPOPULER :
Baca: Cerita Satu Keluarga Tewas Tertimpa Truk Tanah: Mama Jangan Tinggalin Kaila Ma
Baca: Warung Kelontong Milik Prajurit TNI AD Terbakar, Tewaskan Istri dan Anak Perempuannya
Baca: Kisah KKB Papua Menyerah, Termakan Strategi Danjen Kopassus, Kirim 2 Anggota TNI Tanpa Senjata
TONTON JUGA :