Berita Kotamobagu
Kue Kolombeng Selai, Nikmat dan Lembut
Jika kita mengunjungi satu daerah biasanya tak lengkap rasanya jika pulang tanpa membawa oleh-oleh.
Penulis: Alpen_Martinus | Editor: Alexander Pattyranie
"Kita olah 10 baki telur, per baki ada 22 telur," jelasnya.
Setelah matang, kue didinginkan Rasanya sangat beda, karena itu merupakan resep turun temurun.
"Memang itu resep kami turun temurun. Ibu saya memang suka buat kue," kata Salbia Angkara istri Abdullatif.
Daya tahan kue tersebut bisa mencapai dua bulan, namun di pasar, mereka pasang masa kedaluwarsa sebulan saja.
Harga yang dipasarkan pun cukup murah, ada kemasan 30 biji Rp 50 ribu, kemasan 10 biji Rp 17 ribu.
"Penjualannya, sudah masuk ke toko dan warung, baru sampai Minsel. Tapi kue ini sudah sampai ke luar negeri dan beberapa daerah di Indonesia, karena dibawa atau dikirimkan sebagai oleh-oleh," kata dia.
Untuk jenis kue kolombeng yang dibuat biasanya hanya dua jenis saja yaitu original dan selai.
"Bisa juga rasa lain semisal keju, coklat, stroberi, dan lainnya, tapi itu sesuai pesanan," jelas dia.
Saat ini ia mempekerjakan empat orang untuk membuat kue.
Nah produk mereka sudah memiliki label, bahkan sudah ada sertifikat halal dari MUI.
Kolombeng selai produksi mereka sangat laris manis di pasaran.
"Biasanya tak sampai beberapa hari sudah habis, jarang ada produk kembali," jelasnya.
Sekali produksi, mereka bisa mendapatkan laba bersih sekitar Rp 15 juta.
Nah, masyarakat yang ingin mendapatkan oleh-oleh tersebut bisa mendapatkannya di toko dan kios di Kotamobagu dan sekitarnya, atau bisa langsung mengunjungi tempat mereka.
"Kami selalu ada stok, dan buka 24 jam," jelasnya.
Sekalian jika ingin melihat proses pembuatannya.