News
Bukan Orang Sembarangan, Ternyata Ini Ayah dari Calon Taruna Terbaik Akpol Irfan Urane Azis
Irfan, sekaligus pria berdarah Bugis diketahui adalah anak ke-2 dari Kabareskrim Polri Komjen Pol Idham Azis.
Irfan pun optimis dapat lolos dan masuk menjadi taruna Akpol.
"Saat ini saya dalam rangkaian tes untuk masuk Akpol, nanti tanggal 18 Mei ada pengumumannya, kemudian ada beberapa tes lagi. Saya ingin seperti ayah saya. Keinginan saya dapat menggantikan ayah saya, mudah-mudahan," tutur Irfan.
Kepala SMA TN Brigjen TNI (Purn) Soebagio menuturkan, sebanyak 361 siswa terdiri dari 277 siswa peminatan IPA dan 84 siswa peminatan IPS, lulus mengikuti ujian dengan rata-rata tertinggi nilai UN 98,5 dan rata-rata nilai UN seluruh siswa 78,31.
"Terdapat 52 nilai 100 yang diraih oleh 40 siswa pada mata pelajaran Matematika, Fisika, Bahasa Inggris, Kimia, Biologi, Ekonomi dan Bahasa Indonesia,” kata Soebagio, pada Upacara Prasetia Alumni dan Penutupan Pendidikan Siswa Kelas XII Angkatan 27 SMA Taruna Nusantara Tahun Pendidikan 2016-2019, Selasa (14/5/2019).
Adapun dari 40 siswa yang memperoleh nilai sempurna 100 dalam UNBK tersebut salah satunya, putra Kabareskrim Komjen Pol Pol Idham Aziz, Irfan Urane Aziz.
Baca: UPDATE Aurel Aini Tulis Latihan Terakhir dalam Buku Diary-nya, jadi Tanda Kematian Mendadaknya
Profil Komjen Pol Idham Azis
Idham Aziz pernah menjabat Kapolda Metro Jaya.
Dia menggantikan Komjen Iriawan kala itu.
Irjen Idham rupanya tercatat beberapa kali berkarier di dunia reserse kepolisian.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian pernah mengungkap karier Idham Aziz yang berkaitan dengan dunia reserse.
Jabatan lain yang pernah diemban Idham di wilayah Polda Metro Jaya adalah Kapolres Jakarta Barat pada 2008 dan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya pada 2009.
Idham Aziz juga pernah menjadi Wakil Kepala Densus 88 Antiteror pada 2010. Sebelumnya, pada 2005, dia juga pernah menjabat Kepala Unit Pemeriksaan Sub-Detasemen Investigasi Densus/Anti-Teror.
Bahkan dalam karirnya di Densus 88, nama Idham Aziz pernah moncer saat menangkap nama-nama teroris besar seperti Azahari.
Pada 2013, Idham Aziz pernah menjabat Direktur Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri.

Tahun berikutnya, dia menjadi Kapolda Sulawesi Tengah.
Sosok yang disebut 'Jagoan' Densus 88 ini merupakan perwira tinggi yang menyandang dua bintang di bahunya itu.
Kerja sama di antara Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dan Azis, sebenarnya telah lama terjalin.
Yang paling menonjol adalah saat gembong teroris Malaysia, Dr Azahari, dan kawanannya dibekuk di suatu kompleks perumahan di Batu, Malang, Jawa Timur, pada 2005 silam.
Operasi penangkapan Azahari dan komplotannya pada 9 November 2005, dipimpin langsung Kabareskrim saat itu, Komjen Makbul Padmanegara.
Hebatnya, Idham Azis yang menembak gembong teroris Azahari dalam operasi itu.
Atas prestasinya, Tito Karnavian, Idham Azis, Petrus Reinhard Golose dan Rycko Amleza Dahniel dianugerahi penghargaan dari Kapolri saat itu, Jenderal Polisi Sutanto, berupa kenaikan pangkat luar biasa satu tingkat.
Azis memang telah lama digadang-gadang kelak bakal menjadi salah satu pimpinan di Korps Bhayangkara nanti, sejak dirinya masih menjadi anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri.
Tito yang kini menjadi Kapolri telah menerbitkan Surat Pada masa Orde Baru, hampir semua asisten kepala Kepolisian Indonesia pernah menjadi Kepala Polda (Kapolda) atau komandan satuan setingkat. "Aturan main" sama juga berlaku di lingkungan ABRI saat itu.
Jadi, seorang asisten Kapolri atau Panglima ABRI (Pangab), pasti perwira tinggi senior dan hampir pasti pernah jadi Kepala Polda (Kapolda).
Idham Azis merupakan jebolan Akademi Kepolisian pada 1988.
Penugasan perdana dia sebagai letnan dua polisi (saat itu pangkat polisi masih menyesuaikan di ABRI), langsung menjadi anggota perwira Samapta Polres Bandung Polda Jawa Barat.
Setahun kemudian, ia menjabat Kepala Urusan Pembinaan Operasi Lalu-lintas Polres Bandung, kepala Polsek Dayeuh Kolot Polres Bandung, kepala Polsek Majalaya Polres Bandung, kepala Unit VC Reserse Umum Ditreskrimum Polda Metro Jaya, dan wakil kepala Satuan Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya (2001).
Berbekal kemampuan yang menonjol pada reserse dan kriminal umum (krimum), Azis dipercaya menjabat Kepala Unit Pemeriksaan Sub Detasemen Investigasi Detasemen Khusus (Densus) Antiteror 88 pada 2005 silam. Sejak saat itu, kariernya terus melesat di dunia reskrim, kewilayahan, dan inspektorat.
Namanya tidak pernah ada di lingkungan pendidikan dan latihan Polri.
Dan kini, ia bertanggung jawab menjaga keamanan wilayah DKI Jakarta yang merupakan ibu kota negara.
Sebagai Kapolda Metro yang baru, Azis tentu bakal menghadapi tantangan yang lebih berat.
Yang menjadi tugas utamanya ialah mengatasi potensi ketegangan sosial setelah Pilgub DKI Jakarta yang tetap harus dicermati, agar tidak menjelma menjadi konflik sosial.
Tantangan kedua ialah ancaman terorisme yang tetap harus diantisipasi, dan ketiga kasus penyidik KPK Novel Baswedan, serta kasus yang menerpa Habib Rizieq Syihab perlu secepatnya dituntaskan demi tegaknya supremasi dan kepastian hukum di masyarakat.
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com
Baca: RAMALAN ZODIAK KESEHATAN Hari Ini Jumat 2 Agustus 2019: Leo Stres Berat, Mood Taurus Turun
Baca: PRAKIRAAN CUACA BMKG Jumat 2 Agustus 2019: Surabaya tak Hujan, Makassar Berawan, Jakarta Cerah?
Baca: RAMALAN ZODIAK HARI INI Jumat 2 Agustus 2019, Scropio Optimis, Leo Percaya Diri
SUBCRIBE TRIBUN MANADO TV