Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tragedi Tambang Bakan

KORBAN Tambang Bakan Bertambah Lagi, Kapolres Sebut Banyak Warga Masuk Lewat Jalan 'Tikus'

Korban terus berjatuhan di lokasi Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Desa Bakan, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong).

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Handhika Dawangi
tribun manado/maickel karundeng
Ilustrasi lokasi tambang bakan 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Korban terus berjatuhan di lokasi Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Desa Bakan, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong).

Yang terbaru Minggu (29/7/2019) malam, dua penambang asal Desa Toruakat yakni Candra Sabir (33) dan Suhendri Anggol (41) meregang nyawa akibat tertimpa material batu dan pasir.

Tewasnya dua penambang itu di tengah penjagaan ketat aparat Polres Bolmong memunculkan sejumlah pertanyaan.

Apakah pertambangan diam - diam masih berlangsung ?

Ataukah Polres kecolongan ?

Diketahui, semenjak kejadian kecelakaan bulan lalu, ratusan aparat Polres Kotamobagu berjaga di lokasi untuk mencegah masuknya penambang liar.

Sebelumnya diadakan penertiban lokasi dimana Polres Kotamobagu menindaklanjuti surat dari Pemkab Bolmong.

Baca: TERBARU, Lagi Tambang Bakan Memakan Korban, Dua Penambang Meninggal Dunia

Baca: Gojek Sponsor Utama Manado Fiesta, Beri Diskon bagi Pengguna Go-Ride, Go-Car dan Go-Pay

Baca: Fakta Kisah Cinta Roger Danuarta dan Cut Meyriska, Sempat tak Direstui Hingga Lamaran Penuh Haru

Kapolres Kotamobagu AKBP Gani Siahaan kepada Tribun Manado via ponsel mengatakan, warga main 'kucing - kucingan' dengan aparat.

"Kami sudah maksimal dalam melakukan penjagaan, tapi banyak warga masuk lokasi tambang lewat jalan tikus, bahkan ada yang masuk pada subuh hari," kata dia.

Menurut Kapolres, aparatnya memiliki keterbatasan hingga tidak mungkin menjaga seluruh jalan tikus di lokasi tambang tersebut.

Dirinya menjanjikan pengamanan lebih ketat.

"Kita akan ketatkan penjagaan," kata dia.

Diketahui, Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) maut di Desa Bakan, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) kembali memakan korban jiwa, Minggu (29/07) tadi malam.

Dari data yang dihimpun Tribun Manado dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bolmong, korban bernama Candra Sabir alias Ang (33) dan Suhendri Anggol alias Su (41) dari Desa Toruakat.

Baca: FAKTA & Kronologi Tewasnya Istri Pendeta dalam Kontrakan, Terungkap Pesan Singkat di Ponsel Korban

Baca: Isu Menteri Pada Kabinet Kerja Jilid II Jokowi, Ada Sekjen dan Milenial, Beberapa Tidak Berharap

Baca: Awal Agustus SBY Bakal Temui Jokowi, Harus Terjaga Demi Kepentingan Rakyat

Facebook Tribun Manado :

Baca: Jam Tangan Pintar untuk Anak, Berikut Daftar Smartwatch Lengkap dengan harga, Termurah Rp 300 Ribuan

Baca: Begini Tiga Sehat Memimpin Indonesia Menurut Putut Prabantoro

Instagram Tribun Manado :

Abdul Muin Paputungan Kasie Tanggap Darurat BPBD Bolmong membenarkan peristiwa tersebut.

"Namun untuk bagaimana kronologinya masih kami telusuri," kata dia kepada Tribun Manado via telepon Senin (29/7/2019).

Kepala Desa Bakan, Hasanudin Mokodompit menyatakan, kejadian tersebut terjadi Minggu pukul 11 siang.

Ia sendiri hanya dilapori karena sibuk mengurus mahasiswa KKT.

Penutupan Tambang Bakan memang membawa petaka bagi warga setempat.

Nur salah satu warga menyatakan, anaknya terancam putus sekolah gara gara tambang ditutup.

"Selama ini kami hidup dari hasil tambang, jika ditutup bagaimana nasib anak kami yang masih sekolah," kata dia.

Nur menyatakan, petaka penutupan tambang sudah terasa beberapa hari terakhir.

Pekerjaan tak ada lagi.

"Uang kami sudah habis, lauk dan beras juga sudah tidak ada," kata dia sambil menangis.

Salma warga lainnya mengatakan, tambang mengubah hidup keluarganya.

Dari miskin jadi berkecukupan.

"Kami dulunya warga desa biasa tapi kini bisa ke mall, bisa sekolahkan anak, bangun rumah, beli tanah," kata dia.

Ia tak rela jadi miskin kembali.

"Tolong pemerintah lihatlah kami," kata dia. (art)

Tragedi Tambang Bakan Puluhan Penambang Meninggal Dunia

Tim gabungan yang dipimpin Basarnas telah menghentikan proses pencarian korban longsor di tambang Bakan, Kabupaten Bolaang Mongondow ( Bolmong) pada Kamis (7/3/2019) siang.

"Ini sudah hari ke-10 operasi SAR gabungan dilaksanakan. Kita sudah menuntaskan semua pekerjaan kita. Berdasarkan berbagai pertimbangan kita hentikan," ujar Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI Mar Budi Purnama

Lanjut dia, setelah operasi SAR gabungan ditutup akan dilanjutkan dengan proses rehabilitasi.

"Operasi rehabilitasi oleh kantor SAR Manado bersama institusi lainnya. Mudah mudahan keluarga korban menerima usaha yang telah kita lakukan," ujar dia.

Budi Purnama mengatakan kondisi lokasi tidak memungkinkan lagi untuk proses evakuasi dan dapat membahayakan tim evakuasi.

Budi menjelaskan longsoran mulai terjadi pada saat proses evakuasi terakhir yang dilakukan pada 6 Maret 2019 dengan jumlah 18 kantong jenazah yang berhasil dievakuasi.

Evakuasi saat itu dilaksanakan sejak pagi hari kemudian dilanjutkan sampai pada Pukul 19.00 Wita.

Saat itu longsoran bebatuan mulai terlihat.

"Reruntuhan bebatuan terjadi berulang-ulang. Sehingga kita sepakat hanya tiga jam saja bekerja sambil dinilai apakah akan berlanjut atau tidak. Namun karena longsoran bebatuan terus berjatuhan maka kita hentikan," ujar Budi.

"Goa yang kita buka telah tertimbun oleh reruntuhan sampai pada Pukul 05.00 Wita. Saat itu kita memang sudah tidak bisa melanjutkan proses evakuasi," tambahnya.

Budi Purnama kemudian menjelaskan proses evakuasi sejak hari pertama pasca longsor tambang di Bakan terjadi.

Pada 26 sampai 27 Februari 2019 tim melaksanakan evakuasi secara manual dengan hasil 18 orang selamat dan sembilan meninggal dunia.

Kemudian dilakukan assesmen pada 1 sampai 3 Maret untuk membuka jalur masuk menggunakan alat berat.

"Proses itu berlangsung selama tiga hari. Kemudian pada tanggal 4 sebelum kita membuka akses, kita menggunakan alat rescue radar (mendeteksi detak jantung di dalam lubang). Proses evakuasi kemudian dilaksanakan sampai dengan 7 Maret. Kita mampu mengevakuasi 18 kantong jenazah," ujar dia.

Jumlah total penambang yang dievakuasi keluar dari reruntuhan longsoran yakni 23 meninggal dunia, 18 selamat, dan lima tidak teridentifikasi terdiri dari empat potongan, satu jasad utuh.

Ferry Siahaan Manager Eksternal Relation and Security PT JRBM menjelaskan secara teknis kendala di lokasi longsor yang membuat evakuasi terpaksa harus dihentikan.

"Ada kemungkinan longsoran susulan dari tebing atas. Karena sudah ada retakan di bebatuan atas. Secara teknis pada awal menggali enam meter ke dalam. Saat ini posisi timbunan longsoran susulan sudah tujuh meter. Timbunan sudah diatas alat berat. Ditambah lagi sudah ada retakan baru yang melebar dan berbahaya untuk tim evakuasi termasuk alat berat," ujar dia.

Ferry mengatakan selanjutnya lokasi longsor tersebut untuk sementara ditutup.

"Dari managemen akan asesmen ulang melihat kondisi itu apakah akan menimbulkan bahaya atau tidak. Yang pasti karyawan akan dilarang ke situ karena lonsornya jalan terus," ujar dia.

Ketua Tim Pos Mortem DVI Bid Dokkes Polda Sulut, Dokter Paula Lihawa MForSc mengatakan total 22 laporan kehilangan di Posko Ante Mortem, ada 15 yang teridentifikasi di Post Mortem telah meninggal dunia.

"Di Post Mortem kami menerima 20 kantong jenazah. 15 teridentifikasi positif telah meninggal dunia melalui berbagai tanda khas tubuh dan sidik jari. Lima kantong tidak teridentifikasi terdiri dari satu jenazah utuh dan empat bagian tubuh," ujar

Lanjut dr Paula Lihawa dari 22 laporan orang hilang yang masuk, 15 di antaranya sudah positif teridentifikasi meninggal dunia.

"Lima laporan belum ada yang positif, satu laporan ternyata sudah ditemukan hidup, satu lagi meninggal dunia tanpa melewati post mortem sudah diambil keluarga," ujar dia.

Dokter Paula Lihawa mengatakan jika masih ada yang akan melaporkan silakan melapor ke Urusan Kesehatan Polres Kotamobagu berkoordinasi dengan disdukcapil.

Bupati Bolmong Yasti Soepredjo Mokoagow tak banyak bicara. Dia mengatakan masih akan rapat dulu dengan forkopimda.

"Akan rapat untuk melakukan langkah selanjutnya. Semuanya mengenai tambang akan dilakukan rapat dulu. Forkompimda yang akan memutuskan," ujarnya

Kapolres Kotamobagu AKBP Gani Siahaan mengatakan selalu berkoordinasi dengan TNI melakukan penertiban penambang ilegal.

"Saya dengan Pak dandim selalu berkoordinasi dan kita sudah seringkali melakukan penertiban. Hal yang seperti ini bukan baru kali ini terjadi. Dan sudah berulang kali. Tapi masyarakat kita masih menggantungkan hidupnya di sana. Akhirnya ketika tertibkan kita usir, bahkan ada yang sudah kita proses juga. Mereka kembali lagi," ujar kapolres.

AKBP Gani Siahaan mengatakan alasan warga selalu kembali karena memang ada masalah sosial d isitu.

"Ini kan masalahnya komprehensif. Seluruh stakeholder di Bolmong harus carikan solusi permasalahan ini," ujar kapolres.

AKBP Gani Siahaan mengatakan nanti ada rapat dengan forkopimda.

"Ada konsolidasi dan rehabilitasi di situ. Mungkin dipagari, ditambah pengamanannya bahkan bisa diblasting. Sehingga masyarakat tidak lagi kesana. Karena sangat rawan melaksanakan aktivitas pertambangan emas disana," ujar kapolres.

Kapolres kemudian mengatakan inilah efek dari pertambangan emas tanpa izin itu. Tidak ada pengawasan, lokasinya pun sangat membahayakan.

"Saya harap masyarakat mencari solusi lain lah untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya. Mungkin ada pekerjaan lainnya. Kami juga akan mencari solusi untuk masalah sosial tersebut," ujarnya.

Berikut Data Korban yang Dievakuasi hingga Kamis (7/3/2019)

Meninggal dunia

1. Rifai Mamonto (39) Warga Kelurahan Genggulang Kecamatan Kotamobagu Utara (Data Polres)

2. Julfikran Makainda (16) Warga Mataindo Kecamatan Pinolosoian Tengah Kabupaten Bolsel (Data Polres)

3. Erwin Paputungan (35) Warga Desa Mopusi Selatan Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolmong (Data Polres)

4. Waldi Tiwang Warga Desa Pangian Kecamatan Passi Timur Kabupaten Bolmong (Data Polres)

5. Muksa Mamonto Warga Desa Tanoyan Selatan Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolmong (Data Polres)

6. Martoni Asikin Warga Desa Mopusi Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolmong (Data Polres)

7. Tedi Mokodompit Warga Desa Pontodon Timur Kecamatan Kotamobagu Utara Kota Kotamobagu (Data Polres)

8. Abdul Pitres Larene (44) Warga Bilalang Tiga (Data RSUD)

9. Rusman Pobela Warga Desa Pangian Kecamatan Passi Bolmong (Selamat saat dievakuasi lalu meninggal Kamis)

10. Harson Mokoginta Warga Desa Tudu Aog, Kecamatan Passi Bolmong (Selamat saat dievakuasi, meninggal dunia Senin di RSUP Kandou Malalayang Manado).

11. Juslan Rantenilu (36) Warga Desa Tanoyan Selatan Kecamatan Lolayan.

12. Herlan Okong (21) Warga Mopusi Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolmong

13. Novri Sumaila (28) Warga Mopusi Kecamatan Lolayan Bolmong.

14. Ilham Gonibala (29) Warga Tanoyan Selatan

15. Renti Nanasi (57) Warga Tudu Aog_

16. Hajini Mokodompit (42) Warga Ongkaw_

17. Eldi Mokodompit (30 Thn) Desa Mopusi Kecamatan Lolayan -Bolmong

18. Heldi Manggo (31 Thn)Desa Tanoyan Selatan Kecamatan Lolayan - Bolmong

19. Arman Andup (46) Desa Mopusi Kecamatan Lolayan - Bolmong

20. Erwin Sinalaan (34) Desa Mopusi Kecamatan Lolayan - Bolmong

21. Alfiandi Tulong (22) Desa Tanoyan Selatan Kec. Lolayan -Bolmong

22. Rusli Asiking (40) Mopusi

23. Rudin Minang (32) Kobo Kecil.

Korban Selamat

1. Deni Potabuga (31) Warga Kelurahan Genggulang Kecamatan.Kotamobagu Utara.

2. Sudarto Tulong (40) Warga Desa Mopusi Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolmong.

3. Pian Potabuga (42) Warga Kelurahan Genggulang, Kotamobagu Utara.

4. Topan Potabuga (43) Warga Kelurahan Genggulang Kecamatan.Kotamobagu Utara Kota Kotamobagu.

5. Anas Sutiyo Nugroho (24) Warga Desa Bongkudai Kecamatan Modayag Barat Kabupaten Boltim.

6. Mardianto Singosari (32) Warga Desa Bongkudai Kecamatan Modayag Barat Boltim.

7. Awal Mamonto (35) Warga Desa Mopusi Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolmong.

8. Haya Londa, (35) Warga Desa Mopusi Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolmong.

9. Nadin Simbala (25) Warga Desa Bilalang Kotamobagu Utara Kota Kotamobagu.

10. Langku Alikarang (38) Warga Desa Tanoyan Selatan Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolmong.

11. Risko Tampoi Warga Desa Mopusi Kecamatan Lolayan Bolmong.

12. Uding Dotulong Warga Desa Mopusi Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolmong.

13. Toni Paputungan Warga Desa Mopusi Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolmong.

14. Heldi Mokoagow Warga Kelurahan Gogagoman Kecamatan Kotamobagu Barat.

15. Muin Andrease Warga Desa Solimandungan Kecamatan Bolaang Bolmong.

16 Fandi Modeong Warga Desa Mopait Kecamatan Lolayan Bolmong.

17. Rustam Golonggom Warga Desa Tudu Aog Bolmong.

18. Sapri Mokodompit Warga Desa Pontodon Kecamatan Kotamobagu Utara Kota Kotamobagu.

Sementara itu, lima kantong terdiri dari empat potongan, satu utuh tidak teridentifikasi dan dimakamkan di Pekuburan Desa Mopait. (*)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved