Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Nasional

Tanggapi "Plus-plus" Moeldoko, PKS Tolak Gabung Koalisi Jokowi-Maruf: Kami Oposisi

Koalisi pemerintah Joko Widodo - Ma'ruf Amin harus berbesar hati, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bergabung dalam koalisi pupus.

Editor: Rhendi Umar
TRIBUNNEWS
Mardani Ali Sera 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Koalisi pemerintah Joko Widodo - Ma'ruf Amin harus berbesar hati. 

Perjuangan untuk menggaet Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bergabung dalam koalisi pupus.

Partai PKS secara tetap akan tetap berada di luar pemerintah atau oposisi.

"Semua partai punya kebebasan memutuskan langkah politik masing-masing. Saya pribadi selalu berpendapat, koalisi pendukung Prabowo sesuai etika dan logika publik menjadi #KamiOposisi. PKS insya Allah istiqomah. Walau keputusan akhir ada di Musyawarah Majelis Syuro," ujar Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera kepada wartawan, Minggu (28/7/2019).

Hal ini menanggapi pernyataan Kepala Staf Presiden, Moeldoko bahwa setelah Tim Kampanye Nasional (TKN) Koalisi Indonesia Kerja (KIK) dibubarkan maka akan ada koalisi plus-plus.

Sikap PKS berada di luar pemerinahan itu dia yakin akan diikuti oleh partai politik lainnya.

"PKS yakin insya Allah akan bersama dengan banyak pihak di #KamiOposisi," tegas Wakil Ketua Komisi II DPR RI ini.

Mardani Ali Sera di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (2/7/2019).
Mardani Ali Sera di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (2/7/2019). (tribunnews.com/ Chaerul Umam)

Apalagi, bila koalisi pemerintah gemuk, maka akan ada partai di kubu Jokowi yang kecewa, sehingga kemudian berbalik menjadi oposisi.

"Parpol dan para penggiat demokrasi akan mendukung #KamiOposisi. Belum lagi peluang koalisi Pak Jokowi yang kecewa dengan pembagian kue," jelas Mardani Ali Sera.

BERITA TERPOPULER: Tersinggung Ucapan Billy Syahputra, Tessa Mariska Ngamuk, Singgung Almarhum Olga?

BERITA TERPOPULER: ZODIAK Hari Ini Minggu 28 Juli 2019, Scorpio Akan kehilangan Kesempatan

BERITA TERPOPULER: Kakak Kandung Setubuhi Adiknya Hingga Miliki 2 Anak: Saya Tidak Mampu Lagi Menahan Nafsu

PKB Syaratkan 6 Hal

Sementara itu, Ketua DPP PKB Lukman Edy angkat bicara mengenai pernyataan Kepala Staf Presiden, Moeldoko bahwa setelah Tim Kampanye Nasional (TKN) Koalisi Indonesia Kerja (KIK) dibubarkan maka akan ada koalisi plus-plus dengan tambahan partai pendukung Prabowo-Sandi.

Menurut Edy, boleh boleh saja partai pendukung Prabowo-Sandi, masuk ke dalam kaolisi pemerintah Hanya saja partai tersebut harus terlebih dahulu menunjukkan bukti niat bergabung ke koalisi.

"Supaya tidak terkesan hanya dagang sapi berharap pembagian kursi kekuasaan. Kalau niat membangun koalisi hanya berdasar kepada kepentingan pragmatis seperti itu, bukan hanya PKB yang menolak tetapi masyarakat juga akan sinis," katanya, Jumat, (26/7/2019).

Ketua DPP PKB Lukman Edy
Ketua DPP PKB Lukman Edy (TRIBUNNEWS/FRANSISKUS ADHIYUDA)

Niat yang harus ditunjukkan tersebut menurut Edy, pertama yakni, tidak mengulang kembali narasi-narasi yang berbau fitnah.

"Yang kedua menyatakan komitmen untuk tidak menggunakan politik identitas dalam membangun demokrasi kita," katanya.

Ketiga ia mengatakan partai tidak memberikan tempat kepada kekuatan intoleransi dan radikal, sekaligus menyatakan ikut bertanggung jawab mengikis semua potensi intoleransi dan radikalisme.

"Lalu, mau menjalankan semua visi dan misi ‘Indonesia Maju’ tanpa reserve," katanya.

BERITA POPULER: Raut Wajah Anies Baswedan Berubah Saat Nama Ahok Disebut, Bantah Menghindar Malah Kirim Pesan ke BTP

BERITA POPULER: Sandiaga Uno Dianggap Istimewa, PDIP Buka Pintu, Dibandingkan dengan Ahok

BERITA POPULER: TNI Serang Markas KKB Papua, Kocar-Kacir 3 Pasukan jadi Korban, Egianus Kagoya Cs Bakal Balas Dendam

KABAR SELEBRITIS:

Baca: Aktris Cantik Korea Selatan Sebarkan Konten Video Layak Sensor ke Publik, Dilaporkan Warga ke Polisi

Baca: Dilaporkan Angel Lelga, Vicky Prasetyo Ungkap Kriteria Calon Istri Harus Sayang Ibu, Zaskia Gotik?

Baca: 3 Artis Ini Nikahi Pengusaha Tambang dan Tinggal di Hunian Mewah, Suami No 3 Usianya Lebih Muda

Kelima, partai tersebut harus menunjukkan komitmen soliditas selama 5 tahun pemerintahan kedepan.

"Menertibkan semua pendukung yang belum ‘move on’, menghadapi kenyataan kemenangan Jokowi dan Makruf Amin dalam pilpres 2019 kemarin," jelasnya.

Pernyataan Moeldoko

Kepala Staf Kepresidenan Indonesia Jenderal TNI (Purn.) Dr. H. Moeldoko, memberi sambutan saat menghadiri HUT Perum PPD ke-65, Senin (22/7/2019) yang berlangsung di Kantor Perum PPD, Ciputat. Dalam sambutannya dihadapan ratusan karyawan yang hadir Moeldoko memberi ucapan selamat kepada Perum PPD ke-65. TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO
Kepala Staf Kepresidenan Indonesia Jenderal TNI (Purn.) Dr. H. Moeldoko, memberi sambutan saat menghadiri HUT Perum PPD ke-65, Senin (22/7/2019) yang berlangsung di Kantor Perum PPD, Ciputat. Dalam sambutannya dihadapan ratusan karyawan yang hadir Moeldoko memberi ucapan selamat kepada Perum PPD ke-65. TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO (TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO)

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Moeldoko melihat bisa saja ke depan partai politik pendukung Jokowi-Ma'ruf akan bertambah, dari saat ini sembilan partai politik.

Ia menjelaskan, sampai saat ini partai koalisi pendukung Jokowi terbangun cukup baik, sehingga ke depan bisa saja mengalami penambahan dukungan partai politik yang sebelumnya berada di luar.

"Bahkan koalisi itu bisa plus-plus, kan gitu. Jadi bukan hotel aja yang plus-plus. Ya bisa aja koalisi yang kemarin terbangun, lalu ada tambahan lagi, itu namanya plus-plus," tutur Moeldoko di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (25/7/2019).

Mantan Panglima TNI itu menyebut politik itu dinamis dan semuanya mungkin saja terjadi. Namun, dirinya belum dapat memastikan ada berapa tambahan partai politik yang akan masuk.

"Plusnya berapa nanti kita lihat. Ada kalkulasi politik sendiri tapi bisa dihitung lah," papar Moeldoko.

Mantan Panglima TNI itu pun menyampaikan partai koalisi tidak ada yang permanen dan hal ini berdasarkan kajian di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas).

"Politik ya begitu, maksudnya tidak ada sesuatu yang permanen, semuanya sangat dinamis dan selalu mencari keseimbangan baru, rumus politik sudah seperti itu," pungkasnya.

SUBSCRIBE YOU TUBE TRIBUN MANADO TV:

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Mardani: PKS Tak Tertarik Bergabung ke Koalisi Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved