Nasional
"Si Doel" Rano Karno Mendapat Predikat Caleg Suara Terbanyak DPR RI, Berharap Duduk di Komisi X
Rano Karno Mantan Gubernur Banten berharap bisa duduk di Komisi X DPR RI.Merebut kursi di Dapil III Banten dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019
TRIBUNMANADO.CO.ID - Rano Karno Mantan Gubernur Banten berharap bisa duduk di Komisi X DPR RI.
Hal itu setelah berhasil merebut kursi di Dapil III Banten dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019.
Aktor pemeran "Si Doel" ini mengaku ingin mengikuti hatinya sebagai perwakilan rakyat pada periode 2019-2024 dengan aktif di bidang pendidikan, olahraga, dan sejarah.
"Walaupun sampai saat ini saya belum tau tugas saya di sana, tapi saya berharap di komisi X, mungkin di situ jiwa saya," ujar Rano Karno dalam sambutannya di acara Anugrah Banten Maju, Merdeka Hall Intermark BSD, Serpong, Tangerang Selatan, Selasa (23/7/2019).
Baca: 15 Penerjun Payung dan 4 Paramotor Dipastikan Akan Ramaikan Langit Malam Pembukaan Manado Fiesta
Baca: Melihat Ada Perempuan Naik Angkutan Umum, Pria 29 Tahun Dianiaya Delapan Orang, Alami Luka Robek
Baca: Penderita Jantung Ternyata Tak Boleh Konsumsi Kelapa Muda, Termasuk Penyakit Ginjal dan Diabetes
Baca: PROFIL Jefri Nichol, Artis Muda yang Terjerat Narkoba,Pernah di Pertaruhan bersama Aliando Syarief
Baca: Prestasi Lagi, Pemkot Bitung Tiga Kali Raih Penghargaan Kota Layak Anak
Setelah beken sebagai aktor, karir politik Rano Karno dimulai dengan menjadi wakil bupati Tangerang mendampingi Ismet Iskandar pada tahun 2008.
Tahun 2011, karirnya menanjak lantaran berhasil menjabat sebagai wakil gubernur Banten mendampingi Ratu Atut Chosiyah, hingga duduk di kursi gubernur menggantikan Ratu Atut yang tersandung kasus korupsi.
Setelah masa jabatannya habis, Rano Karno mencoba kembali menjadi gubernur Banten didampingi Embay Mulya melawan Wahidin Halim-Andika Hazrumy dalam Pilgub 2017.
Baca: Penghargaan Terus Menerus Diraih, Kota Manado Terima Penghargaan Kota Layak Anak
Baca: Tarian Pengobatan Motayok, Penarinya Wanita, Penyakit Bisa Disembuhkan Dengan Perantaraan Leluhur
Baca: Jefri Nichol Akui Berteman dengan Banyak Pengguna Narkoba dan Kerap Ditawari
Akan tetapi upaya Rano Karno memimpin Banten untuk kedua kalinya kandas, Pilgub 2017 pun dimenangkan pasamgan Wahidin-Embay.
Karir politiknya di Banten, kata Rano Karno menjadi modal bagi dirinya untuk menjabat sebagai anggota DPR RI yang akan dilantik pada Oktober 2019 mendatang.
"Saya bersyukur punya pengalaman hampir 4 tahun di provinsi banten, minimal saya tahu apa yang saya kerjakan," pungkasnya.
Dalam Anugerah Banten Maju, Rano Karno mendapat predikat sebagai Caleg Suara Terbanyak DPR RI.
TokoH lainnya yang mendapat penghargaan yaitu Ma'ruf Amin sebagai Putra Utama Banten serta Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tjahjo Kumolo yang mendapat piagam Pamong Praja Utama.
Film si Doel Anak Sekolahan
BANYAK kisah tercecer di dalam pembuatan film si Doel Anak Sekolahan yang disutradarai Rano Karno.
Film ini sangat populer di tahun 1990an, bahkan kini film si doel the movie pun banyak diminati, dan sudah sampai sekuel kedua.
Bahkan Rano Karno sedang akan memulai syuting sekuel ketiganya
Sementara itu salah satunya kisah yang tercecer di film si doel anak sekolahan menyangkut peran Hans.
Peran Hans di film si Doel Anak Sekolahan ternyata memiliki kerumitannya sendiri saat mencari sosok yang pantas memerankannya.
Hal itu diceritakan Rano Karno saat diwawancara di radio Hard Rock FM oleh Gofar Hilman, Senin (24/6/2019).
Rano Karno memulainya dengan menjelaskan terlebih dulu mengenai pemilihan sosok Mandra.
Rano Karno mengisahkan bahwa sebelum ia memulai film itu dia sudah punya gambaran siapa saja para pemainnya.
Tapi sebagian besar pemain akan memainkan karakter dengan nama berbeda dari di dunia nyata.
Namun ada satu pemain yang tak diubah nama dan perannya oleh Rano Karna.
Ya, hanya Mandra yang memerankan tokoh berdasarkan dirinya sendiri.
Rano Karno memiliki alasan terkait hal tersebut.
"Mandra ini nggak bisa kita jadiin tokoh lain. Nggak mungkin Mandra di film kita ganti jadi jack. Mandra ya Mandra," ujar Rano Karno dalam wawancara tersebut.
Menurut Rano Karno, Mandra hanya bisa memerankan dirinya sendiri.
"Kalau jadi anak orang kaya ngga bisa lah," ujar Rano Karno.
Bahkan Rano Karno mengganggap Mandra pernah terjebak saat membuat film Mandragate dimana ia menjadi anak orang kaya.
Pandangan itulah yang membuat Rano Karno tidak mau mengubah nama nama tokoh Mandra dari aslinya.
Hal unik juga terjadi di peran Hans sebelum film dimulai.
Dalam film si Doel anak sekolahan, Hans diceritakan sebagai sepupu Sarah.
Rano Karno menceritakan bahwa tokoh Hans cukup spesifik.
Lantaran masih sepupu Sarah, maka Hans harus seseorang dengan sosok Belanda.
Saat itu Rano Karno rupanya memiliki 2 pilihan pemeran sosok Hans.
"Tadinya ada Simon Kadir. Tapi terlalu nyablak, betawi banget, hanya kulitnya saja yang bule," ujar Rano Karno.
Makanya kemudian dipilihkan Adam Stardust untuk memerankan sosok Hans.
Saat itu Adam Stardust sudah malang melintang sebagai DJ Nasional.
Upah Benyamin S
Selain itu Rano Karno juga mengungkap bayaran peran ayah si Doel, yakni Babeh yang diperankan Benyamin Sueb.
Si Doel menceritakan bahwa dirinya sudah terobsesi dengan tokoh si Doel sejak masa kecilnya di Gang 7, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Saat itu ada sebuah buku cerita berjudul si Doel yang selalu ia baca.
Saking terobsesinya, Rano Karno sampai mengikuti segala tingkah laku dan tindakan tokoh si Doel di buku cerita tersebut.
Rano Karno ikut berjualan seperti tokoh si Doel di buku tersebut, dan lainnya.
Di tahun 1971 kemudian muncul film si Doel Anak Betawi, dan dia mendapat peran sebagai si Doel.
"Wah seneng banget lagi itu," ujar Rano Karno dalam wawancara tersebut.
Sejak itu obsesinya terhadap tokoh si Doel semakin tinggi, dan akhirnya memutuskan membuat sinetron si Doel Anak Sekolahan pada awal 1990an, atau tepatnya mulai tayang pada 1992.
Rano Karno melanjutkan film itu karena berpikir tokoh si Doel harus bisa meraih pendidikan tinggi.
"Sebab kalau di film si Doel Anak Betawi tahun 1971 itu kan tokoh si Doel hanya sampai tamat sekolah rakyat (SR)," ujar Rano Karno.
Simak video pemeran Hans saat ditemui dalam kegiatannya menjadi juri kontes DJ di Kemang, Jakarta Selatan :
Gaji Benyamin S
Tapi pembuatan film si Doel Anak Sekolahan tidak mudah.
Rano Karno mesti melalui jalan terjal dulu sebelum itu.
Rano Karno mengaku membuat pengajuan pembuatan film si Doel Anak Sekolahan ke berbagai stasiun televisi.
Tapi tak ada satupun stasiun televisi mau membiayai pembuatan film tersebut.
Bahkan Rano Karno mengaku sampai bolak balik, dan berlama-lama menunggu di setiap ruang tamu stasiun televisi.
Hasilnya ada pula stasiun televisi yang mau membiayai, tetapi dengan beberapa ketentuan.
Ketentuan itu rupanya berpengaruh terhadap pembayaran para pemainnya.
Artinya Rano Karno tidak bisa membayar para pemain si Doel Anak Sekolahan dengan upah tinggi di awal film tersebut.
Saat itu Rano Karno memang sudah sangat ingin Benyamin S memerankan sosok babehnya si Doel.
"Saya kenal Babeh itu udah lama. Dari kecil. Saya tinggal di Gang 7 Kemayoran, babeh di Jiung, dekat sekali," ujar Rano Karno.
Dan Rano Karno melihat sosok Benyamin S amat cocok memerankan babeh.
Lantaran kesulitan dana di awal film, Rano Karno akhirnya mendatangi Benyamin S dalam rangka minta tolong.
Dia mengaku meminta tolong Benyamin S, dan tidak berbicara soal bayaran.
"Dia bilang, ya udah elu ada berapa sini," ujar Rano Karno.
Ya, Benyamin S sama sekali tidak mematok angka di film itu bahkan sampai dia meninggal ketika film masih berlanjut.
"Sampai terakhir ya begitu (soal bayaran) sama babeh," ujar Rano Karno.
Artinya babeh selalu dibayar dengan angka yang berubah-ubah di awal film, dia tidak pernah mematok angka bayaran di film si Doel Anak Sekolahan.
"Tapi kalau sama Mandra lain, anak muda dia lagi itu. Ada angkanya kalo sama Mandra," ujar Rano Karno.(cc)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Terpilih sebagai Anggota DPR RI Rano Karno Berhasrat Masuk Komisi X