Sulawesi Utara
Kain Bentenan, Karya Asli Orang Minahasa Abad ke-15, Sempat Hilang Kini Muncul Lagi
Kain Bentenan, sejak dulu sudah menjadi buah karya Orang Minahasa Provinsi Sulawesi Utara.
Penulis: Ryo_Noor | Editor: Alexander Pattyranie
Jessy Wenas kembali menelusuri motif-motif asli kain bentenan di masa lampau.
"Jadi digambar dan lebih disempurnakan," ujar dia.
Hasil kreasi Kain Bentenan saat ini ada beberapa jenis.
Pertama tetap mempertahankan cara tradisional yakni kain tenun.
Membuatnya pun butuh waktu, karena masih mepertahankan cara tradisional, sampai-ampai membutuhkan waktu hingga 3 bulan.
Harga kain tenun ini pun dibanderol cukup mahal per meternya bisa mencapai Rp 2 juta.
Tetap mengikuti perkembangan zaman, Kain Bentenan pun saat dibuat dengan cara dicetak, bahannya ada dari katun, satin dan poliester.
Harganya pun tergantung bahan, kisarannya dari Rp 60 ribu hingga Rp 650 ribu.
Bagi yang tertarik dengan kain bentenan masa kini, Karema membuka galeri di Jalan Acmad Yani, dan MTC.
Ada juga tempat produksi, sekaligus show room kain tenun Bentenan di Sonder, Minahasa.
Saat ini Kain Bentenan sudah cukup populer di kalangan masyarakat Sulut, bahkan jadi seragam wajib PNS dan siswa sekolah. Bahkan jadi buah tangan turis yang datang ke Sulut.
Sedikitnya ada tujuh motif asli Kain Bentenan yaitu Tonilama tenun dari benang putih tidak berwarna dan merupakan kain putih.
Sinoi, tenun dengan benang warna warni dan berbentuk garis-garis
Pinatikan, tenun dengan garis-garis, motif jala dan bentuk segi enam, ini masuk jenis pertama yang ditenun di Minahasa
Tinompak kuda, tenun dengan aneka motif berulang