ISIS
Aksi Kejam ISIS: Seorang Gadis Dijadikan Pemuas Nafsu, Digauli hingga Tewas di Depan Keluarganya
Ada seorang gadis berusia 10 tahun dipaksa berhubungan seks hingga meninggal dunia di depan saudara perempuan dan ayahnya.
Lamiya Haji Bashar (18), nama remaja tersebut, meminta keadilan di depan pengadilan syariah yang memimpin pelarian bersama beberapa gadis lainnya.
“Ia bilang, mereka harus membunuhku atau memotong kakiku untuk menghentikanku melarikan diri,” tambah Lamiya.
Meski demikian, ia tak akan pernah menyerah untuk mencari keadilan.
Baca: Kisah Budak Seks ISIS Ditahan dan Tidak Diberi Makan Minum, Kerap Dipaksa Berhubungan Intim
Baca: Artis Jefri Nichol Ditangkap Polisi, Kasat Narkoba Tunggu Hasil Tes Urine
Baca: Begini Cara Nunung Kelabui Anaknya dari Konsumsi Sabu, hingga Tak Terlihat Pemakai Narkoba
Dijual di pasar seperti ternak
Beberapa perempuan yang dijadikan budah seks ISIS berhasil melarikan diri.
Selama sekitar dua tahun, mereka mengaku diperlakukan “seperti binatang” di Mosul, Irak bagian utara.
Salah satunya bernama Farida. Ia mengaku disembunyikan sebagai budak seks oleh salah seorang pejuang ISIS yang telah berkeluarga dan memperlakukan dirinya ibarat seekor binatang.
Harian Mirror, Inggris, pada Selasa (28/3/2017), melaporkan, mantan budak seks militan ISIS berusia 27 tahun itu diculik dua tahun silam di kampungnya, tepatnya ketika Farida berusia 25 tahun.
Setelah militer Irak semakin kuat menekan pemberontak ISIS, Farida memanfaatkan peluang untuk melarikan diri ke arah tentara Irak yang sedang mengepung para bandit tersebut.
Ia diam-diam mengendap keluar dari mobil penyanderanya saat tentara Irak melancarkan serangan udara di Mosul barat.
Menurut Farida, istri dari militan ISIS itu “juga ingin melarikan diri” sehingga mereka bersama-sama bersekongkol dengan tentara Irak untuk membunuh militan bejat tersebut.
Menurut dua wanita itu, mereka berhasil berkomunikasi dengan tentara Irak dan menggambarkan posisi yang tepat tentang posisi mobil militan ISIS itu.
Serangan udara pun menyasar mobil itu setelah keduanya bisa melarikan diri ke arah yang mendekati posisi tentara Irak.
“Kami bersembunyi selama delapan hari, sehingga orang-orang berpikir kami telah tewas di dalam mobil itu,” kenang Farida, yang baru saja kembali ke rumahnya di wilayah Kurdi.