Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

NEWS

Cap Tikus Kini Mulai Merambah ke Mancanegara, Sentuhan yang Berbeda dengan Inovasi Kemasan yang Unik

Meski belum ada setahun Cap Tikus 1978 kini sudah memiliki pasar di seluruh Indonesia. Papua menjadi pasar yang paling banyak disuplai minuman

Editor: Indry Panigoro
ISTIMEWA
Bupati Minsel Tetty Paruntu dan Cap Tikus 1978 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Indonesia terkenal akan keragamannya, baik dari budaya maupun keragaman panganan dan minumannya, seperti minuman fermentasi beralkohol atau minuman keras.

Minuman fermentasi atau minuman keras tersebut, biasanya memiliki bahan dasar berupa air nira yang berasal dari pohon lontar.

Minuman fermentasi itu biasanya dinikmati saat acara adat di sebuah daerah di Indonesia.

Mulai dari sopi NTT, arak Bali, Cap Tikus Minahasa, dan masih banyak lagi. 

Namun kini minuman fermentasi lokal sudah mengalami banyak perkembangan, varian dan sudah adanya izin, standar dan pengawasan dari pemerintah yang membuat minuman lokal tersebut semakin bergeliat.

Dikutip dari Kontan.co.id (grup TribunMadura.com ) Salah satu minuman fermentasi lokal yang sudah mendapatkan izin beredar ialah Cap Tikus 1978 asal Minahasa. Sebagai satu-satunya Cap Tikus yang memiliki izin beredar Kepala Marketing Cap Tikus 1978 Mario Baraputra menyebut jika produknya mulai resmi meluncur pada Desember 2018.

Meski belum ada setahun Cap Tikus 1978 kini sudah memiliki pasar di seluruh Indonesia. Papua menjadi pasar yang paling banyak disuplai minuman berkadar alkohol 45% tersebut.

"Suplai paling banyak ke Papua banyak. Jadi setiap bulan bisa kirim sebanyak 2 sampai 3 kontainer ke sana," terang Mario yang ditemui Kontan.co.id (grup TribunMadura.com ).

Baca: Sejarah Cap Tikus, Miras Asli Minahasa yang Dikaitkan dengan Kebakaran Kompleks Pasar Ikan Manado

Baca: Mengenal Sejarah Cap Tikus dan Istilah Pancing Dulu hingga Anggapan Orang Bisa Tingkatkan Nafsu

Baca: Penjual Buang Cap Tikus di Sungai Pakai Rice Cooker

Cap Tikus 1978 mulai merambah pasar di luar Sulawesi Utara pada Februari lalu.

Harga ritel Cap Tikus 1978 adalah Rp 80 ribu ukuran 320 ml.

Berkembangnya zaman dan sejak adanya izin, Cap Tikus 1978 memberikan sentuhan yang berbeda dengan inovasi kemasan yang unik.

Desain botol dibuat menarik agar tak kalah dari produk minuman fermentasi dari luar negeri yang sudah lama membanjiri Indonesia. Tak hanya desain, inovasi juga dilakukan pada varian rasa. Mario menjelaskan bahwa rencananya bulan depan Cap Tikus 1978 akan merilis rasa terbaru yaitu Cap Tikus coffee.

"Selain rasa kopi ada juga bartender sachet. Jadi ini model seperti sachet setiap pembelian satu botol gratis satu sachet dengan rasa beda. Ada formula 8 ada rempah-rempah isinya jahe temulawak aren dan lainnya sensasinya anget, seperti jamu. Akan ada 5 varian sachet nanti," sambung Mario.

Dalam satu hari Cap Tikus 1978 mampu memproduksi 5000 botol, suplai ke provinsi sebanyak enam kontainer atau sekitar 12 ribu karton. Satu karton berisi 12 botol Cap Tikus.

Bahan baku Cap Tikus 1978 sendiri diterangkan Mario didapatkan dari para petani nira yang menyetor ke pabrik.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved