Berita Heboh
BNPB Ingatkan Warga Rumus 20.20.20 saat Hadapi Potensi Tsunami 20 Meter
Agus Wibowo mengimbau masyarakat untuk tetap siaga dalam menghadapi potensi bencana tersebut.
Perlu dilakukan berulang
Pengamat Gempa, Herry Harjono, yang merupakan mantan Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), mengatakan program tersebut penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan warga.
Namun, ia menekankan, kegiatan edukasi tidak bisa hanya dilakukan satu kali, tapi harus dilakukan berulang-ulang secara mandiri oleh warga, khususnya di tingkat RT dan RW.
"Masyarakat di desa harus paham, bisa latihan sendiri," ujarnya.
Ia mengapresiasi kegiatan ini meski instrumen deteksi gempa di Indonesia, seperti sejumlah buoy, tidak beroperasi karena rusak.
"Sementara buoy rusak, kan kita harus tetap berusaha untuk bisa selamat?" ujar Herry.
Pada bulan April lalu, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) memasang sebuah buoy pada kawasan Gunung Anak Krakatau.
Buoy ini adalah satu-satunya buoy yang beroperasi saat ini.
Herry mengatakan pemasangan buoy juga alat pendeteksi tsunami lain penting untuk terus dilakukan untuk mengumpulkan data dan mengevaluasi bencana-bencana yang terjadi.
"Mestinya, karena kita (Indonesia) tempatnya gempa, gunung api, tsunami, longsor, harusnya kita jadi bangsa 'jagoan' di situ," ujarnya.
BPPT
Meski begitu, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, menyebut meski tanpa buoy, BMKG tetap bisa memberi peringatan pada warga.
"Warning tsunami itu dari hasil sensor seismograf, hitung-hitungan pemodelan tsunami," ujarnya.
Sementara itu, Iyan Turyana, pakar teknik kelautan BPPT, mengatakan hingga akhir tahun nanti, BPPT berencana memasang empat buoy dan dua sistem Cable Based Tsunameter atau CBT, yang juga bisa digunakan untuk mendeteksi gempa.
Buoy itu akan dipasang dari sekitar perairan Bengkulu hingga Bali.
Sementera, CBT akan dipasang di Selat Sunda hingga Mentawai.
"Sampai saat ini masih dalam proses administrasi untuk pendanaannya," ujar Iyan.
Ia menyebut idealnya terdapat sekitar 22 buoy di perairan Indonesia.
Meski begitu, Iyan mejelaskan biaya pemasangan dan perawatan satu buoy ckup mahal, mencapai miliaran Rupiah.
Secara bertahap, BPPT akan mengembangkan sistem CBT, yang menurut Iyan, memiliki manfaat yang sama dengan buoy.
Iyan menambahkan, dari segi perawatan, kabel lebih efisien dibandingkan buoy yang setiap tahunnya harus diganti baterai. Selain itu kabel juga tidak mudah dirusak orang.
Dalam jangka panjang, ujarnya, BPPT tengah melakukan studi kelayakan untuk memasang CBT ribuat kilometer dari Selatan Jawa sampai Sumatera.
Hadapi Potensi Tsunami 20 Meter di Selatan Jawa, BNPB Angkat Bicara Ingatkan Warga Rumus 20.20.20
Langganan Berita Pilihan Tribun Manado di Whatsapp
Klik Tautan Ini untuk mendaftar >>> https://bit.ly/2L4V6kr
Yuk Subscribe Channel YouTube Tribun Manado: