Pemadam Kebakaran
Sudah Memiliki Empat Mobil, Erwin Butuhkan Fasilitas Ini, Personel Damkar Berisiko Kesetrum
Selalu melakukan tugasnya dengan maksimal. Ketika mendapat informasi atau laporan adanya kebakaran, personel Pemadam Kebakaran (Damkar) Kotamobagu la
Penulis: Alpen_Martinus | Editor: Handhika Dawangi
TRIBUNMANADO.CO.ID - Selalu melakukan tugasnya dengan maksimal.
Ketika mendapat informasi atau laporan adanya kebakaran, personel Pemadam Kebakaran (Damkar) Kotamobagu langsung beraksi.
Dalam pikiran mereka hanya padam.
Bagaimana pun caranya api harus padam.
Tentu aksi memadamkan api membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai agar hasilnya maksimal.
Baca: Sebelum Pergi ke Kebun, Pasutri yang Hanyut Sampaikan Hal Ini Kepada Tetangga
Baca: Gabungan 3 Unsur TNI Komando Operasi Khusus (Koopssus) Dibentuk Jokowi, Misi Penting Hadapi Hal Ini
Baca: VIRAL VIDEO Kronologi Petugas Bandara Wamena Dianiaya Oknum Pejabat Provinsi Papua Karena Hal Ini
Baca: Damkar Kotamobagu Butuh Mobil Tangga, Bisa Menjangkau Tempat Tinggi
Baca: 5 Hal yang Perlu Dilakukan Saat Berinteraksi Dengan Anak Ketika Sedang Emosi
Dinas Satpol PP Kotamobagu khususnya bidang Damkar membutuhkan tambahan kendaraan pemadam kebakaran.
Namun yang mereka butuhkan adalah mobil pemadam kebakaran yang dilengkapi dengan tangga atau sky life.
"Kalau berdasarkan jumlah penduduk, kami harusnya memiliki enam mobil Damkar, namun kita baru punya empat," jelas Erwin Sugeha Kabid Damkar Kotamobagu, Jumat (19/7/2019).
Baca: Ramalan Zodiak Besok, Sabtu 20 Juli 2019: Leo Jangan Sombong Virgo Fokus Soal Uang dan Pasangan
Baca: DLH Lakukan Peninjauan TPA Ratahan Dalam Rangka Penilaian Adi Pura
Baca: Tutupi Bau dengan Parfum Selebgram Anya Geraldine Hanya Mandi Seminggu Sekali, Sehat atau Tidak?
Baca: Pemkab Sitaro Percayakan RKUD, Gaji ASN dan Honor THL ke Bank SulutGo
Baca: Ucapan Soeharto pada Soekarno Jelang G30S/PKI Pecah, Peringatan Diabaikan, Kejujuran Petahana ke-2
Erwin mengatakan, sudah mengusulkan untuk pengadaan satu mobil Damkar yang dilengkapi dengan tangga tersebut.
Kata Erwin, kalau mobil Damkar seperti ini kapasitas tangki hanya 1500 liter saja.
"Tapi kalau mobil dengan tangga tersebut multifungsi, bisa menjangkau tempat yang tinggi, juga untuk rescue korban kebakaran, juga bisa untuk menebang bagian atas pohon, dan lainnya, sebab tangganya mencapai tinggi 12 meter," jelas dia.
Ia mengatakan, usulannya sudah masuk dalam rencana kerja.
"Kapan akan direalisasikan, kami belum tahu, terpenting sudah diusulkan sesuai dengan kebutuhan kami," jelas dia. (Amg)
Kisahnya Selalu Menarik, Saat Petugas Damkar Kotamobagu Berjibaku Padamkan Api
Saat terjadi kebakaran yang pertama kalinya dihubungi adalah petugas pemadam kebakaran (damkar). Tak pandang rumah, kios, kantor, kebun milik siapa, damkar langsung bergegas menuju lokasi.
Aksi berbahaya kadang dilakukan. Naik di atas truk damkar yang melaju dengan kecepatan tinggi. Jalan rusak, berlubang, bergelombang, padat kendaraan, tak dipedulikan. Yang terpikirkan hanyalah cepat sampai di lokasi kebakaran.
"Dapat informasi, masih di wilayah Kota Kotamobagu. Tentu kami langsung tindaklanjuti. Berusaha cepat tiba di lokasi, bagaimanapun caranya. Entah itu menerobos lampu merah, ataupun menerobos padatnya kendaraan," ujar Dolly Paputungan (41) damkar senior kepada Tribun Manado, Rabu (20/02/2019).
Usaha mereka itu sangat jarang diapresiasi, lebih banyak ditanggapi miring oleh warga sekitar dan korban kebakaran.
"Meski sudah berusaha cepat, tetapi masyarakat selalu menanggapi lain. Mereka mau kita datang dan padamkan dengan cepat. Tanpa mereka tahu semua itu beresiko. Ada hal-hal yang merupakan SOP yang harus kita lakukan," ujar Dolly.
Selama sembilan tahun dia bekerja sebagai damkar. Hal itu terus dia hadapi dengan senyuman.
"Telinga kami sudah 'tebal' dengan teriakan kekecewaan masyarakat. Hal itu sudah biasa bagi kami. Meski demikian kami selalu ada untuk masyarakat kapan pun mereka butuhkan. Kami selalu harus bekerja sesuai SOP," ujar Dolly.
Saat berada di lokasi kebakaran, tak hanya api yang jadi perhatian mereka. Listrik dan bangunan pun harus tetap diperhatikan. "Listrik jangan sampai masih mengalir dan berakibat fatal bagi kami. Bangunan yang terbakar jangan sampai roboh dan menimpa kami. Semua itu ada prosedur yang memang harus kami penuhi," ujar Dolly.
Prosedur dilaksanakan untuk keselamatan. Dolly menceritakan pengalaman terbarunya saat datang ke lokasi untuk memadamkan api.
Selasa 19 Februari 2019, Pukul 01.45 Wita dilaporkan Dua belas Kios Pasar Poyowa Kecil terbakar. Jarak lokasi tersebut dari Markas Damkar di Jalan Paloko Kinalang yakni 4.8 kilometer. Membutuhkan waktu 10 menit untuk tiba di lokasi.
Sirine dipasang, personel naik truk. Dolly mengendarai truk. Suara sirine beriringan dengan kaki Dolly yang menginjak gas kecepatan tinggi. Dini hari memang sepi kendaraan. Namun tetap mereka berhati-hati.
Tiba di lokasi, air disemprotkan. Api kemudian berhasil dipadamkan dalam waktu 30 menit. Terdengar mudah. Namun petugas damkar melalui berbagai risiko.
"Risikonya kesetrum bahkan terbakar. Karena saat tiba saya lihat banyak kabel yang menyala-nyala. Listrik belum dimatikan," ujar Dolly.
Kurang dari 10 menit Dolly dan rekannya tiba di TKP. Sampai disana api sudah membesar. Masyarakat mendesak agar segera mengambil tindakan untuk dipadamkan.
Dolly tak mau 'kecolongan'. Tindakan pertama yang dia lakukan yakni sesuai prosedur.
Dia melihat situasi dulu. Apa yang harus digunakan. Apakah selang atau penyemprot di bagian atas truk.
"Saya pikir kalau menggunakan selang tidak mungkin. Karena api sudah 'melingkar' di Gedung Pasar Poyowa Kecil. Saat itu juga listrik tidak mati. Menggunakan selang sangat berbahaya bagi petugas. Bisa saja listrik berbalik melalui air dan melukai bahkan berakibat fatal bagi personel," ujar Dolly.
Keputusan harus diambil, si jago merah terus 'melalap' gedung yang banyak berisi sembako. Bersamaan dengan itu teriakan kepanikan masyarakat terus terdengar.
"Melihat situasi tersebut. Kita kemudian menyemprot dengan monitor di atas truk damkar. Begitu terus menerus hingga api mulai berkurang. Hingga api bisa dikuasai. Setelah dirasakan sudah cukup aman. Anggota pun turun dengan menggunakan selang dan lebih mendekat ke TKP. Listrik belum dipadamkan. Anggota tetap masuk namun tetap melihat kabel. Terus menghindari kabel sambil membawa selang. Jangan sampai bersentuhan langsung dengan listrik," ujar Dolly.
Ada sekitar 10 anggota yang masuk mendekati titik api. Semua usaha telah dilakukan. Setengah jam kemudian api berhasil padam.
"Meskipun kami sudah berusaha tapi tetap saja ada yang terbakar. Kami datang untuk mengurangi dampak kebakaran. Setidaknya api tak menyebar. Kita meminimalisir dampak kebakaran dan jangan sampai membesar," ujar Dolly.
Dolly mengharapkan perhatian masyarakat. Bahwa petugas damkar memang untuk padamkan api. Namun semuanya ada prosedur.
"Pesan kepada masyarakat, kami akan tetap datang dimana pun kebakaran pun di wilayah Kotamobagu dan kapanpun terjadi. Anda tidak tahu bahwa kami mempertaruhkan nyawa di tengah api, berusaha untuk keselamatan anda. Mengertilah usaha kami ini," ujar Dolly.
Rasa takut, bercampur aduk dengan tugas yang harus diselesaikan dirasakan personel lainnya.
Yudi misalnya. Sudah lima tahun bekerja sebagai petugas damkar. Meski berbahaya dirinya merasa bangga dalam hatinya karena ini misi kemanusiaan.
Rasa takut lama kelamaan hilang. "Yang ada di pikiran saya saat bertugas yakni tidak ada rasa takut lagi. Saya hanya ingin memadamkan api. Sebelum turun kelengkapan safety harus diperhatikan. Ini adalah tugas mulia. Meskipun saat di tkp sering mendapat teriakan. Tapi itu sudah biasa buat kami karena kami bertugas untuk keselamatan masyarakat," ujar dia.
Hindra Paputungan (26) juga merasa bangga dengan tugas damkar. Kata dia rasa takut pasti ada. "Bahaya arus listrik dan api terus menghantui. Tapi itu sudah risiko kami sebagai anggota damkar. Senang bisa membantu sesama. Meski banyak masyarakat yang mencaci maki tapi itu sudah biasa bagi kami. Lima tahun dengar itu," ujar dia. (dik)