Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Gempa

Gempa Megathrust 8,8 SR dan Tsunami 20 Meter Intai Pantai Selatan Jawa & Bali, Ini Penjelasan Pakar

Lautan yang berada di pantai selatan di DIY memiliki potensi bencana gempa bermagnitudo 8,8 dan tsunami hingga ketinggian 20 meter.

istimewa
Gambaran sebaran potensi gempa bumi di Indonesia yang dibagikan oleh akun Twitter @Sutopo_PN. Di peta ini terlihat pulau Kalimantan paling kecil potensinya. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Gempa merupakan salah satu bencana alam yang harus dihadapi para penghuni negara Indonesia.

Gempa bernama Megathrust bermagnitudo besar intai pantai selatan Jawa dan Bali.

Kesiagaan selalu digalakkan oleh para pakar bencana alam dan BMKG Indonesia.

Lautan yang berada di pantai selatan di DIY memiliki potensi bencana gempa bermagnitudo 8,8 dan tsunami hingga ketinggian 20 meter.

Wilayah ancaman berupa bencana gempa bumi yang berpotensi tsunami di DIY ini terletak di pesisir selatan yang berbatasan dengan Samudera Indonesia.

Dikutip dari Tribun Jogja, hal ini diungkapkan oleh Pakar Tsunami dari Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) Widjo Kongko.

Baca: VIRAL VIDEO Kronologi Petugas Bandara Wamena Dianiaya Oknum Pejabat Provinsi Papua Karena Hal Ini

Follow Facebook Tribun Manado:

Keterangan yang ini disampaikan dalam sesi jumpa media di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Rabu (17/7/2019).

Dijelaskan, Samudera Indonesia di selatan Pulau Jawa adalah merupakan pertemuan lempeng Eurasia dan Indoaustralia yang merupakan potensi sumber terjadinya gempa bumi tektonik.

Letak pertemuan lempeng di tengah laut menyebabkan wilayah pesisir menjadi rentan terhadap bahaya tsunami.

Hal ini diakibatkan oleh pergeseran lempeng Eurasia dan Indoaustralia.

Widjo menyebut pergeseran lempeng tersebut berakibat adanya potensi gempa megathrust.

Baca: Sebelum Pergi ke Kebun, Pasutri yang Hanyut Sampaikan Hal Ini Kepada Tetangga

Baca: Damkar Kotamobagu Butuh Mobil Tangga, Bisa Menjangkau Tempat Tinggi

Baca: Gabungan 3 Unsur TNI Komando Operasi Khusus (Koopssus) Dibentuk Jokowi, Misi Penting Hadapi Hal Ini

Gempa Megathrust ini memiliki potensi kekuatan hingga magnitudo 8,8 di selatan Pulau Jawa sehingga menyebabkan tsunami.

"Ada segmen-segmen megathrust di sepanjang selatan Jawa hingga ke Sumba di sisi timur dan di selatan Selat Sunda.

"Akibatnya, ada potensi gempa megathrust dengan magnitudo 8,5 hingga 8,8," jelasnya. 

Berdasarkan permodelan, gelombang tsunami tersebut memiliki potensi ketinggian mencapai 20 meter dengan jarak rendaman sekitar tiga hingga empat kilometer.

Widjo Kongko (kanan) Pakar Tsunami dari Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) bersama Biwara Yuswantana (tengah) Kepala BPBD DIY saat jumpa media di Kantor BPBD DIY, Rabu (17/7/2019)
Widjo Kongko (kanan) Pakar Tsunami dari Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) bersama Biwara Yuswantana (tengah) Kepala BPBD DIY saat jumpa media di Kantor BPBD DIY, Rabu (17/7/2019) (Tribun Jogja)

Dari permodalan itu, Widjo menyebut, gelombang tsunami akan tiba dalam waktu sekitar 30 menit usai terjadi gempa besar.

"Jika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membutuhkan waktu lima menit sejak gempa untuk menyampaikan peringatan dini"

"Maka masyarakat hanya memiliki waktu sekitar 25 menit untuk melakukan evakuasi atau tindakan antisipasi lain," tegasnya.

Ia juga menjabarkan, daerah yang berpotensi terkena dampak gelombang tsunami jika terjadi gempa megathrust di selatan Jawa khususnya di selatan DIY cukup panjang yaitu mulai dari daerah Cilacap hingga ke Jawa Timur.

Baca: 5 Hal yang Perlu Dilakukan Saat Berinteraksi Dengan Anak Ketika Sedang Emosi

Baca: Ramalan Zodiak Besok, Sabtu 20 Juli 2019: Leo Jangan Sombong Virgo Fokus Soal Uang dan Pasangan

Baca: DLH Lakukan Peninjauan TPA Ratahan Dalam Rangka Penilaian Adi Pura

Namun diimbau lebih baik daerah pantai selatan di Indonesia harus bersiap siaga.

Berdasarkan catatan, gempa besar di selatan Pulau Jawa yang menimbulkan gelombang tsunami pernah beberapa kali terjadi.

Diantaranya pada tahun 1994 di Banyuwangi dengan magnitudo 7 dan pada 2006 yang menyebabkan tsunami di Pangandaran akibat gempa bermagnitudo 6,8.

"Pada gempa tahun 1994, memang tidak ada catatan terjadi tsunami di DIY."

DIGUNCANG GEMPA - Pecahan genteng berserakan di halaman SDN 1 Ungasan, Kuta Selatan, Badung, Selasa (6/7/2019) pagi.
DIGUNCANG GEMPA - Pecahan genteng berserakan di halaman SDN 1 Ungasan, Kuta Selatan, Badung, Selasa (6/7/2019) pagi. (Tribun Bali/ Zaenal Nur Arifin)

"Namun pada tahun 2006 ada catatan terjadi tsunami di selatan DIY tetapi jangkauannya tidak melebihi Gumuk Pasir di Parang Kusumo," bebernya.

Kendati demikian, dari penelitian yang dilakukan, peristiwa gempa megathrust di selatan Pulau Jawa pernah terjadi dengan kekuatan magnitudo 9.

"Umur radioaktif dari unsur-unsur yang kami temukan di Lebak Banten dan Bali memiliki umur yang sama."

"Artinya, pernah ada tsunami di selatan Jawa yang disebabkan gempa dengan magnitudo besar,".

Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com

Baca: Tutupi Bau dengan Parfum Selebgram Anya Geraldine Hanya Mandi Seminggu Sekali, Sehat atau Tidak?

Baca: Pemkab Sitaro Percayakan RKUD, Gaji ASN dan Honor THL ke Bank SulutGo

Baca: Ucapan Soeharto pada Soekarno Jelang G30S/PKI Pecah, Peringatan Diabaikan, Kejujuran Petahana ke-2

FOLLOW INSTAGRAM TRIBUN MANADO

SUBCRIBE TRIBUN MANADO TV

Sumber: TribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved