Novel Terpukul Hasil TGPF: Ini Pengakuan Pimpinan KPK
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan merasa terpukul atas keluarnya hasil Tim Gabungan Pencari Fakta
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Pembentukan tim teknis tersebut merupakan rekomendasi dari tim gabungan pakar. Rekomendasi tersebut merupakan hasil kerja tim gabungan selama enam bulan. Iqbal mengungkapkan tim tersebut akan diisi oleh para personel yang mempunya kapasitas dan kemampuan yang luar biasa dibidangnya.
"Tim yang dididik untuk melakukan scientific investigasi, tim ini melibatkan satker-satker yang sangat profesional, seperti tim interogator, surveillance, inafis, pusiden, bahkan Densus 88 diturunkan," tutur Iqbal.
Tim teknis spesifik tersebut akan diberi waktu bekerja selama 6 bulan. Tugasnya, seperti rekomendasi dari TPF, adalah mencari 1 orang tak dikenal yang pernah menyambangi rumah Novel dan mencari dua orang yang berada di atas motor di dekat masjid tempat Novel biasa salat. "Kita sangat serius untuk mengungkap peristiwa ini," ujar Iqbal.
Tim Pakar gabungan menduga penyerangan terhadap penyidik senior KPK, Novel Baswedan, terjadi karena penggunaan kewenangan berlebihan oleh Novel saat menangani kasus. "TPF menemukan fakta terdapat probabilitas terhadap kasus yang ditangani korban yang menimbulkan serangan balik atau balas dendam, akibat adanya dugaan penggunaan kewenangan secara berlebihan," ujar Anggota Tim Pakar TPF Nur Kholis.
Dugaan tersebut didapatkan oleh tim pakar gabungan setelah mendapatkan keterangan saksi dan pola penyerangan. Tim pakar gabungan menyebut Novel tidak memiliki masalah pribadi. "Dari pola penyerangan dan keterangan saksi korban, TPF meyakini serangan tersebut tidak terkait masalah pribadi, tapi berhubungan dengan pekerjaan korban," tutur Nur Kholis.
Nur Kholis memberi rekomendasi kepada Kapolri untuk pendalaman terhadap probabilitas motif penyerangan terkait enam kasus tingkat tinggi yang ditangani Novel Baswedan. Menurut Nur Kholis, keenam kasus itu berpotensi menimbulkan balas dendam terhadap Novel.
Enam kasus tersebut diantaranya kasus E-KTP, kasus mantan ketua MK Akil Mochtar (kasus daging sapi), kasus Sekjen Mahkamah Agung, Kasus Bupati Buol, dan lima kasus wisma atlet serta kasus burung walet di Bengkulu.
Lebih jauh Nur Kholis mengungkapkan bahwa zat kimia pada air keras yang digunakan untuk menyerang Novel dimaksudkan bukan untuk membunuh. Dari hasil temuan tim pakar, zat kimia yang digunakan masuk kategori asam sulfat (H2SO4) dengan kadar larut tidak pekat.
Zat kimia tersebut tidak mengakibatkan luka permanen. "Sehingga, tidak mengakibatkan luka berat permanen pada wajah korban dan baju gamis yang dikenakan korban tidak mengalami kerusakan," ujar Nur Kholis.
Tim pakar menduga jika penyerangan tersebut dilakukan bukan untuk membunuh Novel. Penyerang hanya ingin membuat Novel menderita akibat serangan tersebut. "Serangan terhadap korban bukan dimaksudkan untuk membunuh tapi untuk membuat korban menderita," tutur Nur Kholis.
Temuan tersebut ditemukan dari wawancara dan analisa bersama tambahan terhadap sejumlah pihak. Mulai dari Puslabfor Polri, saksi ahli kimia dari Universitas Indonesia, dokter spesialis mata dan pendalaman hasil visum korban di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta.
Tim Gabungan Pakar juga merekomendasikan kepada tim teknis spesifik untuk mencari tiga orang tidak dikenal dalam kasus penyerangan air keras kepada penyidik senior KPK, Novel Baswedan. "TPF merekomendasikan kepada Kapolri untuk melakukan pendalaman fakta," ujar Nur Kholis.
Tiga orang tersebut muncul menjelang penyerangan terhadap Novel. Dari hasil analisa tim pakar, ketiga orang itu diduga tidak memiliki motif yang membuat mereka berada di sekitaran kediaman Novel Baswedan.
"Satu orang tidak dikenal yang mendatangi rumah Novel pada tanggal 5 April dan 2 orang tidak dikenal yang berada di dekat tempat wudu masjid Al Ikhsan menjelang subuh dengan membentuk tim teknis pada 10 April," ungkap Nur Kholis.
Seperti diketahui, Novel diserang orang tak dikenal pada Selasa 11 April 2017. Ketika itu, Novel usai menjalani salat Subuh di Masjid Al-Ihsan di dekat rumahnya, Kelapa Gading, Jakarta Utara.