Berita Minahasa
Kunjungi Rumah Duka Kepsek SMP 1 Sonder, Ini Pesan ROR
Bupati Minahasa Royke Octavian Roring Melayat di Rumah duka Meninggalnya Almarhumah Henny Jeane Robot, Senin (15/7/2019).
Penulis: Andreas Ruauw | Editor: Rizali Posumah
TRIBUNMANADO.CO.ID, SONDER - Bupati Minahasa Royke Octavian Roring Melayat di Rumah duka Meninggalnya Almarhumah Henny Jeane Robot, Senin (15/7/2019).
Henny Jeane Robot merupakan Kepala Sekolah SMP N 1 Sonder.
Dalam Keluarga Sondakh-Robot Almarhumah tutup usia pada 57 tahun 6 bulan 9 hari di Desa Kolongan Atas Kecamatan Sonder.
Dalam kesempatan ini Bupati Menyerahkan Dana Duka dari Pemerintah Kabupaten Minahasa Sebesar Rp 2.500.000 dan Akte Kematian.
Diketahui, Almarhumah adalah Ibunda dari Adi Palit Staf Khusus Bupati Minahasa. Ibadah berlangsung di Desa Kolongan Atas, Kecamatan Sonder, Senin (15/7/2019).
Mendampingi Bupati Sekretaris Daerah Kabupaten Minahasa Jeffry Korengkeng, Kadis Pendidikan Riviva Maringka, Kabag Humas dan Protokol Minahasa, Kabag TUP Minahasa dan Staff Khusus.
Dalam sambutannya, Bupati menyampaiakan rasa bela sungkawa kepada kedua keluarga yang ditinggalkan.
"Atas nama Pemerintah Kabupaten Minahasa, atas nama Pribadi keluarga Roring Lumanauw dan wakil Bupati Keluarga Dondokambey Lengkong, Sekretaris Daerah Kab Minahasa Keluarga Korengkeng Warouw mengucapkan turut berdukacita sedalam-dalamnya bagi keluarga yang ditinggalkan almarhuma. "
"Tuhan kiranya memberikan penghiburan untuk keluarga yang di tinggalkan,” ujar Bupati.
Seusai melayat di rumah duka Almarhuma Henny, Bupati Minahasa mendampingi Ketua TP-PKK Kabupaten Minahasa Fenny Roring-Lumanauw, untuk melayat ke rumah duka yang lain lagi.
Kali ini keduanya melayat ke rumah duka Almarhumah Sieltje Palit Limbat.
Baca: HALO Pak Wali, Kapan Pengerukan Anak Sungai Malendeng? Mumpung Masih Musim Kemarau
Baca: Ketagihan, Remaja Ini Rela Tempuh 2 Jam Perjalanan Untuk Bisa Dapat Akses Internet Demi PUBG
Baca: VIDEO Insiden Kecelakaan di F1 GP Inggris, Sebastian Vettel Tabrak Marx Verstappen Lalu Minta Maaf
Nasib Petani Cengkeh di Minahasa

Beberapa petani cengkeh di wilayah Kabupaten Minahasa nampaknya tidak begitu berbahagia pada panen tahun ini.
Sebab, harga komoditas cengkeh saat ini tengah anjlok yaitu di Rp 70.000/kg untuk cengkeh kering.
Padahal harga cengkeh kering pada panen raya sebelumnya biasa mencapai hingga Rp120.000/kg. Kondisi itu jelas merugikan sebagian besar kalangan petani cengkeh.
Harga yang terbilang cukup rendah, banyak membuat petani cengkeh urung menjual langsung cengkeh yang telah dikeringkan.
Tapi berbeda dengan Ance Watulangkow (65) warga Desa Tombuluan jaga 4, Kecamatan Tombulu, Kabupaten Minahasa ini tetap akan menjual cengkeh yang telah dipanennya karena takut harga akan tambah turun.
“Kalau sekarang sih rata-rata harganya kisaran Rp 70 ribu tergantung kualitas cengkehnya."
"Kalau mau disimpan terus tiba-harga tambah turun bisa rugi karena sudah terlanjur membayar pemetik dengan harga mahal, belum lagi biaya lain-lain seperti terpal dan alat panen,” katanya kepada Tribunmanado.co.id, Senin (15/7/2019).
"Kalau bisa dibilang ini kayak bertaruh harga, kalau nanti harga turun ya harus segera dijual, namun kalau harga naik ya simpan dulu."
"Tapi kami kan tidak tahu apa yang akan terjadi kedepan," tambahnya.
Menurutnya, jika musim cengkeh tiba, perekonomian masyarakat desa dapat terbantu dengan pendapatan tambahan dari penjualan cengkeh.
Bahkan, warga yang tak memiliki kebuh cengkeh saja bisa meraup untung dari hasil bekerja sebagai pemetik cengkeh.
Ance mengungkapkan saat mulai musim panen tiba, ia mempekerjakan empat orang dari Desanya untuk jadi pemetik cengkeh dengan upah yang diberikan sebesar Rp 4.000/liter.
“Kalau harga cengkeh murah, para petani dipastikan mengalami penurunan pendapatan. Saat ini kemampuan pengumpul hanya berani membeli dengan harga Rp 70 ribuan,” sebutnya.
Dia menyebut, tahun ini hampir semua pohon cengkeh berbuah lebat. Ada sebanyak 160 pohon cengkeh yang ditanam di dataran tinggi daerah Tombulu.
“Ya syukur pada panen raya kali ini semua pohon dengan total 160 pohon bisa berbuah semua, untuk satu pohon dapat menghasilkan 5 kg cengkeng,” katanya.
Dia menambahkan, panen tahun ini terbilang cukup lama dari tahun sebelumnya. Biasanya panen tiap dua atau tiga tahun sekali namun kali ini mencapai empat tahun.
Tapi untungnya tahun ini merupakan panen yang lumayan besar, bahkan ia harus memanen cenkeh sejak dari bulan Mei.
Ayah dua orang anak ini juga mengatakan bahwa ia sudah memiliki pembeli, sehingga tidak repot lagi harus mencari orang untuk membeli cengkeh.
“Saya menjual cengkeh ini di Kota Manado kepada pengumpul yang sudah menjadi langganan,” katanya.
Diketahui, dari hasil penjualan cengkeh ia sudah bisa menyekolahkan anak dan cucunya hingga memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
Ia berharap pemerintah dapat segera menstabilkan harga komoditas produksi di Sulawesi Utara karena bukan hanya cengkeh saja yang berdampak akan penurunan harga, adapula kopra dan pala yang harganya kian merosot.
"Harapan saya ke pemerintah, ya semoga harga cengkih bisa diperhatikan agar harga bisa meningkat," tutupnya.
Baca: 6 Kelompok Nelayan Pesisir, Bakal Terima Bantuan Kapal
Baca: Timnas Indonesia U18 Bakal Jalani 3 Laga Ujicoba Sebelum Berangkat ke Vietnam
Baca: Korps Musik Korpri Pemkot Bitung Meriahkan Pembukaan Pekan Olahraga Pemuda GMIM
Baca: Kontainer Ini Lepas karena Tersangkut di Pohon, Remaja di Belakang Truk Langsung Melakukan Hal Ini
Baca: Atlet Voli Sulut Masuk Tim Nasional, Jordan Susanto Siap Tanding di ASEAN School Games