Prabowo Pilih Kumpul dengan Keluarga di Hambalang, Pilih tak Hadiri saat Jokowi Ungkap Visi
Sempat memastikan akan hadir saat calon Presiden terpilih, Joko Widodo menyampaikan visinya dalam memimpin Indonesia ke depan
TRIBUNMANADO.CO.ID, BOGOR - Sempat memastikan akan hadir saat calon Presiden terpilih, Joko Widodo menyampaikan visinya dalam memimpin Indonesia ke depan di Sentul International Convention Center.

Sayang harapannya ini sulit terealisasi, setelah ada kepastian Prabowo Subianto memastikan tak akan hadir.
Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dipastikan tak menghadiri acara Visi Indonesia yang digelar di Sentul International Convention Center, Minggu (14/7/2019).
Anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra Andre Rosiade mengatakan, Prabowo harus mengikuti acara keluarga di kediamannya di Hambalang, Bogor.
"Enggak hadir. Beliau ada acara keluarga di Hambalang," kata Andre kepada Kompas.com, Minggu petang.
Sebelumnya diberitakan, Prabowo diharapkan menghadiri acara yang berisi penyampaian pidato oleh presiden terpilih Joko Widodo tersebut.
Baca: Beda Isi Pidato Jokowi di Sentul dengan di Halim Perdanakusumah
Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf Arsul Sani mengatakan, kedatangan Prabowo dapat menjadi kejutan dalam acara malam hari ini.
Jokowi dijadwalkan akan berpidato dalam acara Visi Indonesia sebagai ungkapan rasa syukur atas keterpilihannya sebagai Presiden 2019-2024, serta mengajak masyarakat untuk kembali bersatu usai Pilpres.
"Kan persatuan itu sudah dilambangkan, sudah dipersonifikasikan dengan pertemuan Pak Jokowi dan Pak Prabowo kemarin. Mudah-mudahan malam ini juga akan menjadi dorongan untuk supaya semua elemen masyarakat kita kembali bersatu," kata Arsul.
Artikel di atas telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ada Acara Keluarga, Prabowo Tak Hadiri Acara Visi Indonesia di Sentul"
Baca: Siapa Pengendara Mobil Mewah Rubicon yang Tabrak Seorang Wanita dan Terobos Garis Finish Milo Run?
Dalam pidatonya, Presiden terpilih Joko Widodo mengatakan bahwa dalam demokrasi, mendukung calon presiden dengan mati-matian itu dibolehkan.
Begitu juga dengan kehadiran oposisi.
Siapa pun boleh menjadi oposisi, sebab menurut Jokowi hal itu baik untuk demokrasi.