Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Prabowo Bertemu Jokowi

Jokowi dan Prabowo Bertemu, Partai Demokrat Beri Apresiasi: Ini Menurunkan Tensi Politik

Partai demokrat menilai pertemuan Jokowi dan Prabowo menunjukan kedua tokoh memiliki sifat negarawan.

Penulis: Reporter Online | Editor: Rhendi Umar
KOMPAS.COM
Jokowi bertemu Prabowo 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pertemuan Jokowi dan Prabowo mendapat apresiasi dari Partai Demokrat.

Partai demokrat menilai pertemuan tersebut menunjukan, kedua tokoh itu memiliki sifat negarawan.

Tak hanya itu pertemuan tersebut diharapkan dapat menurunkan ketegangan politik yang terjadi di tengah masyarakat selama proses Pemilu 2019.

"Tentunya partai Demokrat mengapresiasi, karena ini bertujuan untuk mempersatukan masyarakat. Pertemuan ini dapat menurunkan tensi politik dan polarisasi yang terjadi di masyarakat sekarang ini," kata Ketua Bidang Hukum dan Advokasi Demokrat Ferdinand Hutahaean 

"Saya yakin ini terjadi karena dua tokoh menurunkan ego masing-masing. Bila tidak, maka tidak akan pernah bertemu, sehingga Demokrat sangat mengapresiasi ini," kata dia.

Hanya saja, Ferdinand mengakui bahwa pertemuan tersebut masih menuai pro dan kontra dari beberapa elemen pendukung Prabowo. Hal ini dinilai wajar. Karena selama ini selalu pihak Jokowi yang menyampaikan keinginan untuk bertemu.

"Saya melihat dari kelompok 01 justru ingin mendorong adanya pertemuan, dan yang menolak dari kubu 02. Kelompok kelompok ini yang harus kita cermati dan harus diwaspadai," ujar dia.

Baca: Dikabarkan Keluar dari Pesbukers, Ayu Ting Ting Kepergok Bersama Syamsul Arief di Singapura

Baca: Saat Digrebek, Kakek Berpeci Hitam Ini Santai Duduk di Kursi Sambil Merakit Alat Hisap Sabu

Baca: Usai Pengganti Kakaknya Ditangkap KPK, Sang Adik Kini Jabat Pelaksana Tugas Gubernur

Jokowi dan Prabowo bertemu di stasiun MRT Lebak Bulus, Sabtu pagi. Keduanya lalu naik kereta MRT dan turun di stasiun Senayan.

Kedua tokoh yang bersaing di Pilpres 2019 lalu itu kemudian berjalan kaki ke mal FX Sudirman untuk makan siang bersama.

Dalam keterangan persnya, Jokowi mengatakan, pertemuan ini merupakan pertemuan persahabatan. Ia juga menyerukan, saat ini tidak ada lagi yang namanya 01 dan 02. Melainkan sila ketiga, persatuan Indonesia.

"Tidak ada lagi yang namanya cebong. Tidak ada lagi yang namanya kampret," ujar Jokowi.

Prabowo sepakat dengan pernyataan Jokowi itu. Ia mengimbau seluruh masyarakat Indonesia bersatu setelah Pilpres 2019 selesai.

"Jadi saya sangat setuju. Sudah enggak ada cebong-cebong, enggak ada kampret. Semuanya merah putih," kata dia.

Jokowi-Prabowo Bertemu, Sandi Sarankan Jadi Oposisi, Ini Reaksi Parpol 'Mantan' Pendukung 02

 Calon Wakil Presiden nomor urut 02 pada Pillpres 2019, Sandiaga Uno, menyarankan Prabowo Subianto untuk menjadi oposisi.

Prabowo Subianto yang merupakan pasangan Sandi pada Pilpres lalu, bertemu dengan matan kmpetitornya, Joko Widodo, Sabtu (13/7/2019). 

Sandi mengatakan, akan menyampaikan masukan kepada Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto agar tetap menjadi oposisi selama lima tahun ke depan.

Hal itu ia ungkapkan Sandiaga saat ditanya mengenai sikapnya untuk tetap menjadi oposisi pemerintahan Joko Widodo dan Maruf Amin.

"Ini pandangan pribadi saya sampaikan (ke Prabowo)," ujar Sandiaga seusai menghadiri acara 'Young penting Indonesia' di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (13/7/2019).

Dalam acara yang juga dihadiri Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Erick Thohir, Sandiaga Uno menegaskan sikapnya untuk tetap menjadi oposisi pemerintah.

Sandiaga Uno meyakini, pemerintahan membutuhkan check and balance. Sementara oposisi berfungsi mengawasi kinerja pemerintah dan memberikan masukan.

Baca: Ahok dan Puput Nastiti Devi Tertangkap Kamera, Makan Pempek Bersama Pejabat di Norwegia

Baca: Presiden Atletico Madrid Marah & Punya Bukti Uang Pembayaran Transfer Griezmann ke Barcelona Kurang

Baca: Efraim Ponombo Siswa SMK Sulut Tewas di Jogjakarta Saat Ikut Lomba Kompetensi Siswa

Sandiaga Uno menegaskan, sikapnya itu adalah sikap pribadi.

"Itu sikap pribadi. Keputusan akhir ada di Gerindra. Saya enggak bisa bicara atas nama Gerindra atau nama lain tapi saya akan koordinasi dengan Prabowo," kata Sandiaga.

Sebelumnya, Jokowi dan Prabowo akhirnya bertemu. Pertemuan terjadi di stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu.

Mereka sempat berpelukan dan bersalaman ketika bertemu. Prabowo pun sempat memberikan hormat kepada Presiden Jokowi.

Keduanya kompak mengenakan kemeja berwarna putih. Mereka sempat berbincang sebentar dan tertawa. Namun, tidak terdengar apa yang mereka bincangkan.

Setelah itu, Presiden Jokowi dan Prabowo sama-sama menaiki MRT kemudian bertolak ke stasiun Senayan.

Seusai memberikan pernyataan pers selama sekitar 10 menit, Jokowi dan Prabowo berjalan kaki menuju FX untuk santap siang bersama.

PKS Harap Prabowo Tetap Oposisi

Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera mengatakan pertemuan antara Prabowo dan Jokowi akan membawa kesejukan di tengah masyarakat.

Hanya saja, PKS menyarankan setelah pertemuan tersebut Prabowo memberikan pernyataan akan tetap berada di jalur oposisi.

"Pertemuan antar pemimpin membawa kesejukan. Dan akan baik jika Pak Prabowo menyatakan #KamiOposisi," ujar Mardani saat dihubungi Tribunnews, Sabtu (13/7/2019).

Menurut Mardani, pernyataan Prabowo akan tetap oposisi meski telah bertemu Jokowi, sangat baik bagi kesehatan demokrasi.

Sebaliknya bila tidak dilakukan maka akan memunculkan kekecewaan para pendukung Prabowo-Sandi di Pemilu Presiden 2019.

"Jika pertemuan tidak diikuti dengan deklarasi#KamiOposisi akan membuat kekecewaan pendukung," tuturnya.

Mardani yakin, Prabowo akan tetap bersama PKS berada di barisan oposisi.

Prabowo bersama PKS akan menjalankan peran oposisi untuk memperjuangkan kepentingan rakyat.

"PKS tetap yakin Pak Prabowo dan semua pendukungnya akan bersama dalam #KamiOposisi," pungkasnya.

Tanggapan Partai Berkarya

Sekretaris Jenderal Partai Berkarya, Priyo Budi Santoso mengapresiasi pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Menurut Priyo Budi Santoso, pertemuan itu akan mencairkan hubungan politik yang selama ini panas-dingin.

"Seperti diprediksi pertemuan kedua pemimpin ini lambat laun bakal terjadi. Meski tak mudah, akhirnya keduanya memutuskan bertemu secara terbuka.

"Ini adalah langkah negarawan dan patut diapresiasi. Ini akan mencairkan hubungan politik yang selama ini panas-dingin," kata Priyo Budi Santoso, dalam keterangannya, Sabtu (13/7/2019).

Namun, kata mantan politisi Partai Golkar itu, apakah pertemuan itu membuat Prabowo Subianto dan Partai Gerindra akan masuk ke pemerintahan Jokowi-Maruf.

"Yang justru krusial dan menjadi pertanyaan besar publik apakah pertemuan ini sekaligus sinyal berbagai kekuatan politik akan berduyun-duyun masuk dalam pemerintahan?

"Apakah rekonsiliasi harus berarti semuanya melebur masuk dalam kabinet?" kata Priyo Budi Santoso.

Apabila Prabowo Subianto memilih masuk ke dalam kabinet, kata dia, itu akan menjadi preseden buruk bagi peta politik nasional.

"Kalau ini terjadi betapa ‘gemuknya’ politik di negeri ini. Para pejuang demokrasi dan banyak kalangan di akar rumput patut gusar. Ini akan menjadi dukacita demokrasi.

"Demokrasi kita akan terlalu gemuk bergelambir dan sulit terbangun check and balance yang sehat," ujarnya.

Dia menambahkan, pilihan membangun oposisi yang konstruktif tak kalah mulia dengan bergabung di pemerintahan.

"Pilihan seperti ini mestinya tak boleh punah kalau masih ada keinginan membangun demokrasi yang hebat di Indonesia," tambahnya.

Berita Selebritis Tribun Manado:

Baca: Merasa Tersaingi, Hotman Paris Bakal Cabut Hak Waris Anaknya, Sebut Pantang Saingin Ortu

Baca: Disebut Gantikan Ayu Ting Ting di Brownies Trans TV, Begini Sepak Terjang Wika Salim

Baca: Gelar Acara, Sandra Dewi Berikan Emas Bersertifikat Sebagai Souvenir Bagi Tamunya

Oposisi Diperlukan

Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen (Formappi), Lucius Karus, menilai Presiden Joko Widodo masih memerlukan keberadaan kubu Prabowo Subianto.

Hal itu terbukti dari adanya pertemuan antara Jokowi dengan Prabowo di Stasiun MRT, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, pada Sabtu (13/7/2019).

"Penguasa saat ini tampak masih berusaha merangkul partai oposisi, karena dibutuhkan untuk menjaga pemerintahan 5 tahun ke depan," kata Lucius Karus, Sabtu (13/7/2019).

Dia menjelaskan, sekalipun dalam demokrasi tidak dikenal oposisi, tetapi pada praktiknya ada di dalam demokrasi Indonesia."Dalam hal ini oposisi jadi penyeimbang," kata dia.

Dia mengharapkan, pertemuan Jokowi dan Prabowo dilakukan secara rileks dan fokus pada peran bersama untuk membangun bangsa.

Jokowi akhirnya bertemu dengan kompetitornya di Pilpres 2019, Prabowo Subianto. Tanpa diduga pertemuan ternyata digelar di stasiun MRT, Lebak Bulus pada Sabtu, (13/7/2019).

Baca: Siswa SMKN 1 Touluaan Tewas Saat Ikut Lomba di Jogjakarta, Dikda: Korban Siswa Berprestasi Nasional

Baca: Aman Bagi Penderita Diabetes, Ini Lima Teh Herbal yang Bisa Kontrol Kadar Gula Darah Secara Alami

Baca: Viral, Pria Ini Bawa Ayam Goreng KFC Jadi Hantaran Tunangan, Begini Ceritanya

Pantauan Tribunnews.com, pertemuan ini diawali dari Jokowi yang mengajak Prabowo bertemu di Stasiun MRT Lebak Bulus sekitar pukul 10.00 WIB.

Tampak Prabowo hadir lebih dulu pukul 09.51, selang beberapa menit Jokowi hadir. Sebelum masuk ke rangkaian MRT, keduanya saling bertegur sapa dan bersalaman.

Suasana akrab terus terlihat hingga mereka duduk santai berdua di gerbong satu.‎ Jokowi dan Prabowo hendak menuju ke Stasiun Istora Mandiri. Dari sana mereka jalan kaki ke FX Sudirman untuk makan siang bersama.

Usai turun dari MRT, tepatnya di Stasiun Istora Mandiri, Jokowi dan Prabowo sempat memberikan keterangan pers terkait pertemuan mereka.

"Seluruh rakyat Indonesia yang saya cintai, pertemuan saya dengan Bapak Prabowo Subianto pada pagi hari ini adalah pertemuan seorang sahabat, pertemuan seorang kawan, pertemuan seorang saudara," ucap Jokowi.

"Yang sebetulnya ini sudah direncanakan lama tetapi Pak Prabowo juga sibuk sering mondar mandir ke luar negeri, saya juga begitu.

"Perga-pergi dari Jakarta ke daerah dan ada juga yang keluar. Sehingga pertemuan yang telah lama kita rencanakan belum bisa terlaksana," papar Jokowi.

"Alhamdulilah‎ pada pagi hari ini, kita bisa bertemu dan mencoba MRT karena saya tahu Pak Prabowo belum pernah coba MRT," ungkap Jokowi lagi.

Kembali ditanya awak media, kenapa memilih bertemu di MRT? Jokowi menjawab pertemuan dimanapun bisa.

SUBSCRIBE YOU TUBE TRIBUN MANADO:



Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Demokrat Sebut Pertemuan Jokowi-Prabowo Demi Mempersatukan Masyarakat
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved