Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Efraim Ponomban Meninggal

Efraim Ponomban Sempat Ingin Berhenti Sekolah Karena Lebih Memilih Bekerja Bantu Keluarga

Eifran Ponomban Siswa SMKN 1 Touluaan adalah anak ke 3 dari 4 bersaudara pasangan Santi Ponomban (36) dan Meiny Ponomban (34),

Penulis: Giolano Setiay | Editor: Handhika Dawangi
TRIBUN MANADO/GIOLANO SETIAY
Pandangan Keluarga dan Tetangga Kepada Korban 

Kendala dalam bersekolah yakni transportasi.

Dia berapa kali tak naik kelas karena terhalang transportasi.

Sehingga absennya tak memenuhi.

"Kadang kalau kesekolah dia datang meminjam motor dirumah, kadang nebeng sama teman dan kadang tak kesekolah karena tak ada transportasi. Dikarenakan jauh perjalanan dan situasi jalanan yang tak mendukung," ujar Helen.

Guru di sekolahnya juga sudah paham. Kalau ada anak didik dari Desa Bunag tak datang sekolah sudah pasti kendala transportasi.

Begitu pula dengan Efraim.

Tapi bukan berarti seenaknya datang sesuka hati saja.

Dia tetap menebus kekosongan itu dengan prestasinya di sekolah.

Sehingga dia banyak menerima beasiswa dari pihak sekolah.

Dan guru pun bangga kepadanya.

Sempat dipanggil bekerja di Toyota karena kelincahannya dalam memperbaiki mesin dan mobil.

"Tapi saya ingatkan untuk selesaikan sekolah terlebih dahulu, kemudian kuliah dan bisa bekerja. Tapi semua mungkin tinggal jadi cerita saja," jelas Kuntua Bunag ini. (Ano)

Jatuh di Kolam

Siswa berprestasi SMK N 1 Touluaan, Efraim Ponomban tewas mengenaskan ketika ikut dalam pelaksanaan Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK ke XXVII tahun 2019 di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (13/7/2019).

Efraim peserta bidang Lomba Autobody Repair mengalami kecelakaan saat berada di Hotel Cavinton Jogjakarta, tempat peserta menginap.

Sumber: Tribun Manado
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved