Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kualitas Tidur

Begini Kata Ahli soal Tren Tidur dengan Mulut Diplester

Tidur dengan mulut diplester saat ini sedang tren dan ramai dibicarakan. Bagaimana menurut ahli kesehatan tentang tren ini?

Editor:
kompas.com
Andien dan keluarga membiasakan diri untuk tidur dengan mulut diplester. 

Buteyko breathing adalah teknik pernapasan untuk memperbaiki udara yang masuk ke paru-paru agar kualitas udara bagus.

Yakni, udara dengan suhu 37 derajat Celsius dan kelembaban 100 persen terjadi di carina yang disebut isothermic saturation boundaries.

Metode ini mengajarkan napas melalui hidung yang secara teknis akhirnya memperbaiki pola napas orang asma.

Napas orang asma cenderung hiperventilasi, atau bernapas dengan cepat dan dalam.

"Ketika asma kumat dan seseorang bernapas seperti itu (hiperventilasi), banyak CO2 yang terbuang dan akhirnya kadar CO2 di badan jadi rendah.

"Makanya orang asma disuruh napas pakai kantong supaya oksigen yang keluar diisap lagi."

Demikian penjelasan perempuan yang akrab disapa Ezzy kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis (11/7/2019).

"Nah, mungkin metode ini bagusnya untuk orang asma dan tidak untuk semua kasus sleep disorder breathing," tegas dia.

Orang dengan gangguan sleep apnea atau napas berhenti saat tidur, tidak bisa tidur dengan mulut diplester. Pasalnya hal ini justru membuat mereka lebih kesulitan napas.

"Bisa biru (badannya) jika orang dengan sleep apnea melakukan praktik ini karena mereka enggak bisa napas" ungkap Ezzy.

Soal tidur dengan mulut terbuka memang tidak disarankan, terutama bagi anak-anak.

Selain udara yang dihirup mulut berbeda dengan udara yang dihirup hidung, bernapas dengan mulut dapat mengubah struktur gigi dan wajah anak.

Lebih lanjut Ezzy menjelaskan, kebiasaan bernapas dengan mulut dapat membuat gigi berantakan atau gigi maju di masa pertumbuhannya.

"Jadi, enggak semua mouth breather diterapi dengan plester.

"Kemungkinan, metode pernapasan ini bisa digunakan bagi mereka yang memiliki masalah pernapasan di paru-paru seperti asma, bukan sumbatan jalan napas atas," tutup Ezzy.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved