Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Gempa di Sulut

Pasca Gempa Warga Harus Melapor Jika Akan Melaut, Utun dan Keluarga Bertahan di Pesisir

Tadi malam telah terjadi gempa berkekuatan 7,1 SR. Warga pesisir pantai di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, memilih tinggal di rumah pasca gempa te

Penulis: | Editor: Handhika Dawangi
Tribun Manado/Vendi Lera
Utun Simbala, Warga Tutuyan Kabupaten Boltim 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Tadi malam telah terjadi gempa berkekuatan 7,1 SR.

Warga pesisir pantai di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, memilih tinggal di rumah pasca gempa terjadi.

Utun Simbala, warga Tutuyan mengatakan, sempat takut tadi malam.

Takut karena ada isu bakal terjadi tsunami.

Namun, keluarga masih tetap bertahan, karena gempa hanya terjadi sekali.

Baca: Calon Pasukan Pengibar Bendera Pusaka Mulai Dilatih

Baca: Ini Kesaksian Penggali Tanah di Tempat Pemakaman Sutopo Purwo Nugroho, Berbeda Dengan Yang Lain

Baca: LINK Hasil Seleksi SBMPTN, Bisa Dicek Besok Selasa 09/07/19, Ada Kesempatan ke-2 Bagi yang Tak Lolos

Baca: PT Pelni Buka Lowongan Kerja, Cari Banyak Karyawan dan Tamatan SMA/SMK, Ini Syaratnya

"Saya menunggu. Kalau gempa susulan lagi langsung berkemas tinggalkan rumah," ujar Senin (8/7/2019).

Sampai saat ini. Masih melaksanakan aktivitas seperti biasa sebagai nelayan. Sebentar akan turun mencari ikan di laut.

Lanjut dia, memang gempa selalu membuat orang panik, apa lagi adanya isu tsunami.

Sebab mereka membayangkan kejadian di daerah lain.

Baca: Gempa Terjadi, Pak Camat Katakan Masih Aman, Warga Tidak Mengungsi

Baca: Gempa Guncang Sulut, Begini Kondisi Sistem Peringatan Dini di Sulut

Baca: UPDATE Gempa Magnitudo 7, 19 Kali Terjadi Gempa Susulan, di Dasar Laut Ada Gunung Api Aktif

"Saking penasaran. Kami beramai mengecek air laut. Apakah turun atau tidak," ujar dia lagi.

Ia menambahkan, lebih memilih bertahan di rumah, karena percaya tidak akan terjadi gemba susulan dan pusatnya berada di laut Ternate.

Nelayan Tutuyan, Soleman mengatakan, kondisi laut masih seperti biasanya. Ombak dan arus tidak berubah.

"Kami masih ingin melaut. Namun tidak jauh. Hanya seputaran laut Boltim,"ujar Soleman.

Kata dia, walaupun status tsunami sudah berakhir, namun nelayan tetap waspada dalam bekerja.

Kepala BPBD Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Elvis Siagian mengatakan walaupun status tsunami berakhir namun masih tetap waspada karena takutnya terjadi gempa susulan.

"Saya sudah imbau, untuk tidak ada aktivitas di tepi pantai terlebih pergi melaut," ujar Elvis Siagian.

Ia menambahkan, jika nantinya ada nelayan yang nekat pergi melaut.

Maka harus melaporkan ke pemerintah desa. (Ven)

Warga Mengungsi di Ruangan Kantor Bupati

Gempa berkekuatan 7,0 SR membuat warga Bolaang Mongondow Timur, panik dan berlarian ke luar rumah, Senin (8/7/2019).

Warga bahkan pergi mencari tempat tinggi untuk mengantisipasi potensi tsunami. Di Ibu Kota Kabupaten sendiri, Tutuyan masyarakat bahkan berlarian ke Kantor Bupati yang kebetulan terletak di ketinggian.

Suasana tangisan dan teriakan dari warga terdengar keras. Ruangan kantor bupati penuh sesak dengan ratusan warga yang mengungsi.

Satu per satu mulai berlarian, sambil mengendong bayi dan perlengkapan tidur.

Bunyi klason motor dan mobil terdengar keras di halaman kantor bupati.

"Saya harus lari. Karena ada teriakan air naik," ujar Pratama Isini, Warga Tutuyan.

Kata dia, ratusan warga sudah ada di sini. Mulai dari bayi hingga lanjut usia berkumpul di sini.

Masih takut untuk kembali ke rumah. Maka sementara harus bermalam di sini. Menunggu suasana aman dan terkendali.

Jovi warga Tutuyan II mengatakan, mendengar isu tsunami langsung datang ke sini.

"Angin disertai tanah goyang membuat saya takut dan orang pertama datang ke kantor bupati," ujar Jovi.

Kepala BPBD Kabupaten Boltim, Elvis Siagian mengatakan, warga jangan panik dan dihimbau untuk tetap waspada.

Walaupun gempa sudah tidak seperti yang pertama, namun warga dihimbau tetap tenang.

"Kalau sudah tenang. Warga bisa kembali ke rumah masing-masing," ujar Elvis Siagian. (Ven)

Gempa di Laut Maluku Utara

Gempa dengan magnitudo 7.0 di laut Maluku Utara menghebohkan warga Manado, Minggu (7/7/2019) malam.

Hingga Senin pukul 01.54 Wita, menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG) mencatat, terjadi 19 aktivitas gempa bumi susulan atau aftershock pascagempa magnitudo 7 di Ternate.

BMKG mencabut peringatan dini tsunami pada Senin (8/7/2019) pukul 01.09 Wita.

BMKG juga terus memonitor perkembangan gempa bumi susulan dan tinggi muka air laut yang terdapat di 6 stasiun pasang surut yakni Bitung, Tobelo, Ternate, Taliabu, Jailolo, dan Xanana.

"Sesuai prosedur, kami terus memonitor mengingat di sekitar episentrum di dasar laut ada beberapa gunung aktif dan batuan rapuh. Dikhawatirkan, getaran gempa bumi menyebabkan longsor. Kami juga berkoordinasi dengan PVMBG," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.

Seiring dengan dicabutnya peringatan potensi tsunami oleh BMKG, Dwikorita meminta masyarakat kembali ke daerah masing-masing meski harus tetap waspada terhadap gempa susulan.

"Selain itu, tetap tenang dan pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG," ujar Dwikorita lagi.

Seperti dikutip dari website http://inatews.bmkg.go.id/, pascagempa, BMKG sempat mengeluarkan peringatan dini tsunami untuk wilayah Maluku Utara dan Sulawesi Utara.

Gempa Magnitudo 7.1 dengan lokasi 0.51 LU, 126.18 BT (135 kilometer Barat Daya Ternate-Malut).

Berikut daerah yang berpotensi tsunami berdasarkan pemodelan:

• Kota-Bitung (Sulut) - Siaga

• Halmahera (Malut) - Waspada

• Kota- Ternate (Malut) - Waspada

• Kota- Tidore (Malut) - Waspada

• Minahasa Bagian Selatan (Sulut) - Waspada

• Minahasa-Utara Bagian Selatan (Sulut) - Waspada

• Minahasa-Selatan Bagian Selatan (Sulut) - Waspada

• Bolaang Mongondow Bagian Selatan (Sulut) - Waspada

BMKG kemudian mencabut peringatan dini tsunami pada Senin (8/7/2019) pukul 01.09 Wita.

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved