Torang Kanal
Bernadeth Marcelina Pangemanan - Bertanggung Jawab Pada Pilihan
Kini dara cantik kelahiran Tompaso Baru 18 Juni 1997 itu malah bercita-cita menjadi seorang perawat profesional.
Penulis: Fistel Mukuan | Editor: Handhika Dawangi
TRIBUNMANADO.CO.ID - Awalnya tak suka menjadi perawat.
Bahkan melihat luka saja, wanita ini akan merasa takut dan ngeri.
Apalagi saat mendengar teriakan orang yang menjerit kesakitan.
Rasanya wanita ini akan berlari menjauh sambil menutupi telinganya.
Tapi, itu hanyalah masa lalu seorang Bernadeth Marcelina Pangemanan.
Kini dara cantik kelahiran Tompaso Baru 18 Juni 1997 itu malah bercita-cita menjadi seorang perawat profesional.
Baca: Berkemilau bak Emas, Kepompong Kupu-kupu Cantik Ini Kerap Dijadikan Hoaks
Baca: Nia Ramadhani Hobby Pesta dan Bosan Miskin, Ini yang Bikin Istri Ardie Bakrie Tertawa Ngakak
Baca: TERKUAK Demi Puaskan Sosok Pria Ini Krisdayanti Lakukan Oplas Sampai Menghabiskan Ribuan Dollar
Baca: Playboy Meninggal, 40 Pacarnya Datang Melayat, Semua Syok Ketika Dokter Sebut Pria Itu Kena HIV/AIDS
Memilih kuliah di Fakultas Keperawatan (Fakep) Universitas Katolik(Unika) De La Salle Manado membuat Vansia sapaan akrabnya belajar banyak hal mengenai dunia medis.
Tak hanya pengetahuan, mentalnya pun diuji saat berhadapan dengan luka dan orang sakit hal yang ditakutinya dulu.
Saat mendaftar kuliah, Vansia rupanya iseng-iseng saja memilih jurusan keperawatan.
"Kebetulan ibu saya seorang bidan. Jadi saya sering dapat penjelasan tentang kesehatan. Awalnya saya berpikir, daripada tidak tahu pilih jurusan apa, yah pilih saja keperawatan," ungkapnya kepada Tribun Manado.
Baca: Kecamatan Tomini Bakal di Bangun Jalan Dua Jalur
Baca: Wali Kota Jimmy Eman Temui Gubernur Olly Dondokambey, Bahas Isu Ini
Baca: DPRD Dari Daerah Ini, Jauh-jauh ke Sulut Cari Tahu Rahasia Pembangunan ODSK
Baca: Wanita Ini Tewas di Malam Pertama, Dicium Pengantin Pria Secara Brutal, Berikut Penjelasan Ahli
Tapi, niat iseng alumni SMA Negeri 1 Amurang itu saat memilih jurusan tak lantas membuatnya iseng-iseng pula dalam hal belajar dan meraih prestasi.
Buktinya, putri pasangan Stevan Pangemanan dan Gratia Tambajong itu beberapa kali menyabet penghargaan dalam ajang pemilihan mahasiswa berprestasi di kampusnya.
Penghargaan yang pernah disabet Vansia di antaranya sebagai Putri Fakep 2017, Noni De La Salle 2018, Putri Dirgantara 2018, dan Kreasi Batik Terbaik Noni De La Salle 2018.
Gadis yang punya hobi membaca dan travelling ini pun pernah menjadi Wakil II Lumimuut Minahasa Selatan 2018.
Meski belum menjadi seorang perawat, empat tahun jadi mahasiswa, Vansia merasa semakin mencintai profesi perawat.
Ia pun mengaku tak takut lagi menghadapi pasien. Bahkan, tugas memandikan jenazah beberapa kali ia lakukan.
"Kebetulan saya sudah beberapa kali memandikan jenazah di rumah sakit. Sejak pasien tersebut masih dirawat, memasuki masa kritis sampai ia meninggal. Jadi, seperti yang dilakukan perawat lainnya, saya pun membersihkan semuanya. Cairan-cairan disitu entah darah dan lain-lain, semuanya, sampai mengganti bajunya. Yang terlintas di pikiran saya waktu itu hanya apa yang terbaik yang bisa saya lakukan untuk pasien itu," kenangnya.
Tanggung jawab terhadap pilihan adalah hal yang mendasar bagi gadis bertubuh langsing itu.
"Saya sudah berani pilih jurusan ini. Rasa takut saya hilang saat melihat kondisi pasien yang perlu perawatan. Saat berhadapan dengan pasien, rasa ingin menolong dan keinginan untuk melakukan yang terbaik mengalahkan rasa takut saya," ujarnya.
Menurutnya, menjadi seorang perawat adalah sebuah panggilan. Yang terpenting adalah motivasi dari dalam diri untuk menolong pasien dan keluarganya.
"Setelah praktek langsung di rumah sakit, segala ketakutan dan kekhawatiran saya pun hilang," tambah dia.
"Apalagi saat bertugas, kita bukan hanya membawa nama baik diri sendiri, tapi juga membawa nama universitas," tambah mantan anggota Paskibra Kabupaten Minahasa Selatan 2012.
Dia pun mengaku bangga menjadi seorang Lasallian (sebutan untuk mahasiswa De La Salle).
"Sangat bersyukur sekali, karena saya kuliah di tempat di mana kita mahasiwa bukan hanya di asah pengetahuan dan skill, tapi kita juga selalu diajarkan dan diingatkan tentang spiritualitas," kata Vansia.
Ia pun mengaku tak ingin mengecewakan orang-orang yang selama ini mendukungnya.
"Di balik keberhasilan, ada banyak orang yang selalu ada dan tak pernah mengeluh untuk membantu dan memberikan support untuk saya. Mereka yang selalu memberikan kritik, saran, melatih saya sampai saya boleh mendapatkan prestasi. And I'm so grateful to have friend like them," tutupnya.(Fis)