Begini Alasan Ustaz Baequni Minta Maaf Sebar Hoaks KPPS Meninggal Diracun
Ustaz Rahmat Baequni ditangkap dan ditahan polisi sejak Kamis (20/6) malam di Mapolda Jabar, Bandung, untuk diperiksa.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
"Desain ini terinspirasi masjid di Turki. Karena Indonesia daerah tropis maka atapnya dibuat miring agar air menurun deras. Kalau dilihat ada tumpukan piramida," papar Emil, sapaan akrabnya.
Emil pun memaparkan sejumlah arsitektur masjid yang ia buat seperti Masjid Al Irsyad yang terinspirasi kabah, Masjid Sulawesi Selatan yang terinspirasi 99 asmaul husna, termasuk desain masjid yang ia buat untuk pusat dakwah di Sevilla, Spanyol.
Emil menjelaskan, lantaran estetika Islam tak mencerminkan makhluk hidup, para ulama bersepakat memilih estetik dalam bentuk geometri. Hasilnya, bentuk segitiga, atau lingkaran tak bisa dihindari dalam karya arsitektur.
"Kalau illuminati mengambil semua bentuk dasar geometri sehingga kita 'katempuhan' di era modern yang tak sengaja. Kalau betul segitiga tidak boleh, lingkaran juga tidak boleh, elips juga tidak boleh karena membentuk mata dajjal. Berarti habis semua bentuk geometri diambil mereka," tutur Emil.
Menurut Wikipedia, Illuminati (bentuk plural dari bahasa Latin illuminatus = tercerahkan) adalah nama yang diberikan kepada beberapa kelompok, baik yang nyata (historis) maupun fiktif. Secara historis, nama ini merujuk pada Illuminati Bavaria, sebuah kelompok rahasia pada Zaman Pencerahan yang didirikan pada tanggal 1 Mei tahun 1776.
Sejak diterbitkannya karya fiksi ilmiah postmodern berjudul The Illuminatus! Trilogy (1975-7) karya Robert Shea dan Robert Anton Wilson, nama Illuminati menjadi banyak digunakan untuk menunjukkan organisasi persekongkolan yang dipercaya mendalangi dan mengendalikan berbagai peristiwa di dunia melalui pemerintah dan korporasi untuk mendirikan Tatanan Dunia Baru. Dalam konteks ini, Illuminati biasanya digambarkan sebagai versi modern atau keberlanjutan dari Illuminati Bavaria.
Untuk Al Safar, desain itu terinspirasi dari alam yang berbentuk tak beraturan. Dalam ilmu arsitektur, kata Emil, ada teori melipat seperti origami. Segitiga dipilih karena punya karakter yang mampu memeluk bentuk apapun.
"Ada bentuk segitiga, ini trapesium karena atasnya dipancung. Pintu masuknya katanya segitiga, itu trapesium empat sisi. Saya menjelaskan apa adanya demi Allah, ada ibu saya di sini buat apa saya berbohong," terang Emil.
Lantas ia mempertanyakan bagaimana nasib masjid lain yang punya geometri serupa seperti Masjid Al Ukhwah, Masjid Trans Studio, Masjid Raya Jakarta. Sebab, geometri serupa dalam bangunan masjid tak hanya terjadi di Indonesia, bahkan di Masjid Nabawi.
"Ini mihrab di masjid Nabawi, ada bentuk segitiga dan lingkarannya. Apakah ini konspirasi? Wallahualam. Bagaimana dengan jutaan haji yang shalat di masjid Nabawi apakah sah shalatnya? Jangan menghakimi dulu oleh informasi yang sepotong. Pulang dari sini mau paham atau tidak silakan, saya sudah menjelaskan," jelasnya.
Dalam pidato penutupnya, ia pun meminta fatwa dari MUI soal aturan desain masjid agar mengantisipasi salah tafsir dari masyarakat. "Saya mau minta keadilan saja, kalau Al Safar difatwakan begitu, saya minta fatwa masjid Nabawi karena bentuknya sama. Jangan karena ada Ridwan Kamil-nya dibahas sampai rusak," kata Emil. (Kompas.com/tribun Jabar/Meg)