Rocky Gerung Bilang Rusuh 22 Mei Bukan Makar, Ini Alasannya. Jika Jokowi Menang di MK Ini Sikapnya
Entah mengapa akademisi asal Kawanua, Rocky Gerung memilih jalur berseberangan dengan pemerintahan Jokowi.
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Entah mengapa akademisi asal Kawanua, Rocky Gerung memilih jalur berseberangan dengan pemerintahan Jokowi. Namun, pernyataannya yang spontan dan kadang di luar nalar banyak orang membuat aksi dan pernyataannya selalu ditunggu publik.

Akademisi Rocky Gerung dari dulu dikenal sebagai akademisi yang kontra dengan kebijakan pemerintah di bawah kendali Presiden Jokowi.
Di sejumlah seminar ilmiah di berbagai wilayah Nusantara, Rocky Gerung kerap melontarkan sindiran keras terhadap kekuasaan.
Kekuasaan yang dinilai tak berpihak ke rakyat.
Rocky Gerung sangat vokal terhadap tiap kebijakan Presiden Jokowi.
Hal itu disampaikan Rocky saat kembali tampil di TVOne lewat program acara E-Talk Show yang tayang Jumat (31/5/2019) lalu.
Salah satu yang ditanyakan pembawa acara Wahyu Muryadi adalah sikap Rocky yang selama ini kerap mengkritik Jokowi.
Om Way sapaan Wahyu Muryadi menanyakan apakah Rocky tidak takut di sebut melakukan makar seperti yang menimpa sejumlah tokoh politik.
"Enggak takut nih dikategorikan makar juga? Nanti enggak bisa naik gunung rasain lu," tanya Wahyu Muryadi alias Om Way, sang presenter.
Rocky Gerung tampak tersenyum menerima pertanyaan tersebut.
Namun dia tak langsung menjawab melainkan menerangkan tentang pengertian makar yang sesungguhnya.
"Makar itu kan istilah yang sudah purba yang mestinya enggak ada lagi dalam peradaban modern".
"Dalam masyarakat yang sudah beradab, kata 'makar' itu enggak diperlukan lagi karena semuanya terbuka itu. Makar artinya persiapan dengan cara-cara gelap, upaya underground supaya enggak terlihat."
Rocky Gerung pun tak yakin aksi demo 21-22 Mei lalu adalah makar.
"Masak orang disorot 200 ribu Watt di Thamrin disebut makar? Wong kelihatan semua kok. Nomor WA-nya yang lagi chatting saja ketahuan, di mana makarnya itu kan?" Terangnya.