NEWS
Diduga Dendam Lama, Aksi Tengah Malam Gerombolan 'Bacok' Keluarga Mantan Polisi
Kejadian tragis yang menimpa keluarga mantan petugas kepolisian ini terjadi saat mereka sedang tidur.
Kasubbag Humas Polres Dairi, Iptu Donni Saleh mengatakan, Polsek Tigalingga telah menerima laporan korban dan tengah menyelidiki kasus ini.
Dikatakannya, Kapolres Dairi telah membentuk empat tim untuk membantu personel Polsek Tigalingga memburu komplotan penganiaya Bangkit Sembiring sekeluarga.
"Masih lidik. Nanti kalau para pelaku sudah tertangkap, kita kabari," ujar Donni, Senin (3/6/2019).
Sebelumnya, saat ditemui Tribun Medan di IGD RSUD Sidikalang, Bangkit mengaku tengah berselisih paham terkait masalah tanah dengan seseorang bermarga S dan seorang lagi berinisial ST.
Sebelumnya pun mereka pernah mendapat penyerangan. Namun, berbentuk perusakan.
"Saya masih ingat, tanggal 5 April 2018. Rumah dan mobil pikap kami dilempari pakai batu," kata Bangkit, Jumat (31/5/2019) lalu.
Ia mengatakan, dirinya dengan pria bermarga S terlibat sengketa tanah warisan. Sementara, ST berperan sebagai otak pelaku perusakan rumah dan mobil pikapnya. Antara S dan ST, masih ada hubungan kekerabatan.
Dikatakan Bangkit lagi, kasus tersebut sudah ia laporkan ke polisi dan sudah tahap P-21. Namun sayang, pelaku bebas berkeliaran alias tidak ditahan kejaksaan.
Baca: Oknum Anggota TNI Selingkuh dengan Karyawan Dealer, Istri Sah Bikin Petisi, Begini Isinya
Baca: POPULER Cerita Oknum Polisi Bripda NOS Terdoktrin Radikalisme hingga Tinggalkan Tugas Tanpa Izin
Baca: Satu Anggota Polisi Dikeroyok Tiga Oknum Tentara, Sudah Diproses POM
Bangkit berharap, polisi dapat segera mengungkap kasus ini dan menangkap komplotan yang menyerang keluarganya.
"Saya tidak mencurigai mereka (ST dan S). Hanya karena kamu tanya, saya jawab," ucap mantan Kapospol Pardomuan Polsek Bunturaja ini mengakhiri.
Diberitakan sebelumnya, satu keluarga di Dusun Lau Kersik, Desa Bukit Lau Kersik, Kecamatan Gunung Sitember, Kabupaten Dairi, dibacok dan dipukuli secara membabi buta mengunakan parang dan linggis oleh komplotan pria bersebo, Jumat (31/5/2019) dini hari.
Peristiwa ini terjadi saat keluarga tersebut sedang tidur, sekitar pukul 03.00 WIB.
Ristiani br Samosir, saat ditemui Tribun Medan di ruang rawat RSUD Sidikalang menuturkan, dini hari itu ia bersama anak bungsunya, Abraham, tidur di lantai ruang tengah rumah. Dua anaknya yang lain berada di kamar tidur masing-masing.
Sekitar pukul 03.00 WIB, Ristiani kaget mendengar suara pintu didobrak. Sejurus kemudian, pintu berhasil terbuka dan gerombolan bersebo membawa parang dan linggis masuk.
Gerombolan tersebut selanjutnya berjalan mendekati posisi Ristiani dan Abraham dan langsung membacok kepala dan badan keduanya.
