Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Ani Yudhoyono Meninggal

Sosok Komandan Upacara Pemakaman Ani Yudhoyono, Berprestasi dan Pernah Bebaskan Bocah Lebanon

Sosok yang tak asing dalam dunia militer yang akan menjadi Komandan Upacara, Dia adalah Kolonel Inf Yudha Airlangga.

Editor: Rhendi Umar
Kolase Tribun Manado dari mylesat.com dan Pusat Media Damai
Kolonel Inf Yudha Airlangga 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Ani Yudhoyono dimakamkan secara militer, mengingat dirinya adalah pemegang Bintang Mahaputra Adipradana.

Ani Yudhoyono dianggap layak menerima penghargaan tersebut karena dianggap berjasa mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY) selama memimpin Indonesia.

Presiden Joko Widodo akan menjadi Inspektur upacara pada pemakaman yang dilangsungkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Minggu (2/6/2019) siang.

Berita Terpopuler Tribun Manado

Baca: 5 Artis Janda Ini tak Menikah Lagi Setelah Ditinggal Mati Suami Mereka

Baca: Kaesang Dikritik saat Melayat Ani Yudhoyono, Andi Arief dan Rachland Nashidik Justru Beri Pujian

Baca: Biografi Ani Yudhoyono, Pemberian Nama Kristiani Herrawati Hingga Hembuskan Napas Terakhir

Menariknya ada sosok yang tak asing dalam dunia militer yang menjadi Komandan Upacara, Dia adalah Kolonel Inf Yudha Airlangga.

Tribunjambi.com mengutip dari website resmi Kopassus, kopassus.mil.id Yudha Airlangga saat ini menjabat sebagai Dan Sat-81 Kopassus

Yang merupakan komandan Pasukan elite yang dimiliki oleh Kopassus.

Yudha Airlangga bukan sosok biasa, Dia pernah menyelamatkan bocah Lebanon yang ditawan oleh Tentara Israel.

Berikut cuplikkan cerita tentang Kolonel Inf Yudha Airlangga.

Selamatkan Bocah Lebanon yang Ditangkap Tentara Israel

Kejadian ini dialami seorang prajurit Kopassus yang tergabung dalam Pasukan Garuda dan berusaha membebaskan seorang bocah Lebanon yang ditangkap oleh tentara Israel.

Dilansir dari buku 'Kopassus untuk Indonesia' yang ditulis Iwan Santosa dan EA Natanegara dan diterbitkan R&W, prajurit kopassus itu bernama Mayor Yudha Airlangga.

Saat itu Yudha Airlangga masih berpangkat Mayor adalah seorang perwira menengah Kopassus TNI AD yang dikirim ke Lebanon.

Yudha tergabung dalam Kontingen Garuda XIII-A.

Salah satu hal yang diingat Yudha selama penugasan adalah saat tentara Israel menangkap seorang bocah Lebanon.

Bocah 15 tahun itu melempari pagar perbatasan Israel dengan batu.

Mayor Yudha dan rekan-rekannya mencoba membebaskan anak itu.

Tentu bukan dengan senjata melainkan dengan diplomasi.

Sertijab komandan Sat-81 Kopassus dari Kolonel Murbianto kepada Letkol Yudha Airlangga.
Sertijab komandan Sat-81 Kopassus dari Kolonel Murbianto kepada Letkol Yudha Airlangga. (Foto: Pen Kopassus (Pen Kopassus))

Sebagai pasukan di bawah bendera PBB, mereka adalah penengah konflik, bukan pasukan tempur.

Saat itu tim Indonesia mendatangi pos militer Israel dan berbicara secara persuasif.

Mereka mencoba meyakinkan militer Israel bahwa pelaku pelemparan hanya seorang bocah di bawah umur.

Prajurit Kopassus itu meyakinkan agar hal itu tak diperpanjang dan melepaskan bocah tersebut.

Namun ternyata niat tersebut tidak langsung dapat diterima oleh militer Israel.

Butuh perjuangan negoisasi selama berjam-jam meyakinkan para tentara Israel tersebut.

Akhirnya setelah negosiasi berlangsung selama empat jam bocah tersebut dibebaskan.

Meski di tengah negoisasi, pasukan Israel tetap siaga dan menodongkan senjata.

“Kita kembangkan sisi kemanusiaannya, sehingga mereka akhirnya berhasil membebaskan anak itu,” kata prajurit baret merah ini.

Kiprah Pasukan Garuda saat bertugas di daerah konflik memang selalu mendapat sambutan baik.

Pasukan Indonesia dikenal ramah dan gampang berbaur dengan penduduk lokal.

Selain itu pasukan Indonesia ringan tangan dan selalu memberikan bantuan kepada masyarakat maupun pasukan lain yang membutuhkan pertolongan.

Tak heran jika setiap penugasan pasukan Garuda selalu diterima dengan baik, bahkan seringkali dijamu oleh masyarakat.

Berbeda dengan pasukan perdamaian lainnya yang biasanya selalu dilempari batu saat patroli oleh warga sekitar.

“Pasukan sudah dibriefing, bahwa jika bertemu dengan warga Libanon harus disapa, diberi salam, namun tetap siaga. Ada yang memberi salam, ada yang tetap memantau situasi sekitar,” kata Yudha.

Kenapa Ani Yudhoyono Dimakamkan Secara Militer?

Ani Yudhoyono wafat setelah dirawat selama sekitar 3 bulan di National University Hospital Singapura.

Ia mengembuskan napas terakhir pada Sabtu, sekitar pukul 11.50 waktu Singapura.

Kristiani Herawati atau Ani Yudhoyono bakal dimakamkan secara militer di Taman Makam Pahlawan Kalibata pada Minggu (2/6/2019).

Sebelumnya pada, Sabtu (1/6/2019) malam jenazah yang dibawa menggunakan pesawat Hercules disambut dengan upacara militer singkat di Bandara Halim Perdana Kusuma.

Sejumlah prajurit TNI langsung berbaris di area kedatangan jenazah Ani Yudhoyono yang disemayamkan dalam peti berbalut bendera Merah Putih.

Penyambutan dipimpin oleh Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.

Jenazah Ani Yudhoyono juga disambut mantan Wapres Boediono, Panglima TNI Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Mendagri Tjahjo Kumolo, Menko Polhukam Wiranto, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Ketum PBNU Said Aqil Siroj, eks Kapolri Jenderal (Purn) Sutarman, Menhan Ryamizard Ryacudu dan Seskab Pratikno.

Ani Yudhoyono yang bernama asli Kristiani Herawati binti Sarwo Edhie Wibowo akan dimakamkan hari ini Minggu (2/6/2019).

Prosesi upacara militer dilaksanakan karena Ani adalah salah satu peraih tanda kehormatan Bintang Jasa Adipradana.

Ani Yudhoyono mendapatkan penghargaan berupa Bintang Republik Indonesia Adipradana pada tahun 2011.

Penghargaan diberikan karena Ani Yudhoyono dianggap berjasa mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selama memimpin Indonesia.

Baca: Apakah Anda Mencurigai Pasangan Anda Doyan Selingkuh? Kenali Ciri-cirinya

Baca: Liverpool Mencetak Sejarah, Salah Satu dari Dua Gol Tercepat di Final Liga Champions

Baca: Mohammed Salah, Ketiga Tercepat dan Pemain Afrika Kelima Dalam Sejarah Gol Final Liga Champions

Usulan atas pemberian bintang jasa disampaikan MPR RI dengan merujuk pada UU No 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan.

Berikut ini jadwal rangkaian upacara pemakaman Ani Yudhoyono mulai dari persemayaman, shalat jenazah hingga upacara pemakaman di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Jenazah Ani Yudhoyono disemayamkan di kediamannya di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, pada Sabtu (1/6/2019) malam.

Istri Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono itu rencananya akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (2/6/2019) siang.

Ani Yudhoyono wafat setelah dirawat selama sekitar 3 bulan di National University Hospital Singapura.

Ia mengembuskan napas terakhir pada Sabtu, sekitar pukul 11.50 waktu Singapura.

Dari rumah sakit, jenazah Ani sempat disemayamkan sementara di Kedutaan Besar RI di Singapura.

Jadwal semula, jenazah akan dibawa ke Tanah Air pada Minggu pagi.

Namun, atas permintaan keluarga, Jenazah Ani dibawa ke kediamannya di Indonesia pada Sabtu malam.

Jenazah Ani dibawa menggunakan pesawat Hercules milik TNI Angkatan Udara dan tiba di Lapangan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta sekitar pukul 22.00 WIB.

Ikuti Berita Selebritis Tribun Manado:

Baca: Bintangi Drama Korea Terbaru Advisor, Shin Min Ah Adu Akting dengan Lee Jung Jae

Baca: Fish and Chips Makanan Favorit Ani Yudhoyono Semasa Hidup, Hidangan di Kerajaan Inggris

Baca: Kakak Angkat Ahok Kirim Surat Terbuka Untuk AHY, Sehari Sebelum Ani Yudhoyono Meninggal

Setelah digelar upacara militer singkat, jenazah Ani dibawa untuk disemayamkan sementara di rumah duka Cikeas.

Pada Minggu pagi ini, masyarakat diberikan kesempatan untuk memberikan penghormatan kepada Ibu Negara 2004-2014 itu.

Sesuai jadwal, keluarga, para kerabat dan tamu yang hadir akan melaksanakan shalat jenazah pada Minggu, pukul 12.00 WIB.

Selanjutnya, pada pukul 13.30 WIB, akan dilakukan upacara persemayaman jenazah di Pendopo Cikeas, yang dipimpin Ketua DPR RI.

Setelah itu, jenazah akan dibawa ke TMP Kalibata untuk dimakamkan pada pukul 15.00 WIB.

Adapun, rute perjalanan rombongan yaitu kediaman Puri Cikeas-Jalan Alternatif Trans Yogi Cibubur-Masuk Pintu Gerbang Tol Cibubur arah Jakarta-Jalan Tol Jagorawi-Cawang-Tol Dalam Kota-Keluar Pintu Tol Pasar Minggu Pancoran-Jalan Raya Pasar Minggu-Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Minggu, 2 Juni 2019
1. 08.00 WIB: Jenazah Ibu Ani akan disemayamkan di Pendopo Cikeas untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat yang akan memberikan penghormatan terakhir.

2. 12.00 WIB: Salat Dzuhur berjamaah dilanjutkan Salat Jenazah di Pendopo Cikeas.

3. 13.30 WIB Upacara persemayaman Jenazah Almarhumah Ibu Ani Yudhoyono di Pendopo Cikeas, dilanjutkan dengan perjalanan menuju TMP Kalibata.

- Catatan, Irup: Ketua DPR RI.

- Rute perjalanan rombongan Jenazah Almarhumah Ibu Ani Yudhoyono: Kediaman Puri Cikeas-Jalan Alternatif Trans Yogi Cibubur-Masuk Pintu Gerbang Tol Cibubur arah Jakarta-Jalan Tol Jagorawi-Cawang-Tol Dalam Kota-Keluar Pintu Tol Pasar Minggu Pancoran-Jalan Raya Pasar Minggu-Taman Makam Pahlawan Kalibata.

4. 15.00 WIB: Upacara pemakaman Jenazah Almarhumah Ibu Ani Yudhoyono.

- Irup: Presiden RI

 TONTON JUGA:

Artikel ini telah tayang di Tribunjambi.com dengan judul Siapa Kolonel Inf Yudha Airlangga Komandan Upacara Pemakaman Ani Yudhoyono? Bukan Orang Sembarangan

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved