Ani Yudhoyono Meninggal
Ani Yudhoyono Meninggal Dunia, Berikut Fase Leukimia yang Harus Diketahui dan Cara Pencegahannya
"Innalillahi wainnailaihi roji'un" Istri Presiden Ke - 6 Republik Indonesia, Ani Yudhoyono meninggal dunia hari ini Pukul 11.50 Waktu Singapura.
TRIBUNMANADO.CO.ID - "Innalillahi wainnailaihi roji'un" Istri Presiden Ke - 6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono, Ani Yudhoyono, meninggal dunia di Singapura, Sabtu (1/6/2019), pukul 11.50 waktu setempat.
"Pukul 11.50 meninggal dunia. mohon doanya. kami menunggu informasi dari keluarga SBY," kata Imelda Sari, Ketua Komunikasi Partai Demokrat, kepada KompasTV.
Menurut Imelda, seluruh keluarga mendampingi Ani Yudhoyono. Diketahui, kondisi terakhir kesehatan Ani Yudhoyono mengalami penurunan.
Maka dari itu, Ani harus dirawat di ruang Intensif Care Unit (ICU) di National University Hospital (NUH) Singapura.
Putra pertama SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sempat mengungkapkan, tindakan ibundanya yang harus dirawat di ruang ICU di NUH Singapura merupakan tindakan respons cepat terhadap kondisi penurunan kesehatan ibundanya yang masih belum stabil pada Rabu (29/5/2019).
Selama tiga bulan terakhir, kondisi Ani Yudhoyono harus menjalani perawatan di ruang karantina khusus untuk menghindari infeksi virus dan bakteri yang berpotensi mengganggu proses pengobatan yang sedang dilakukan.
Baca: BREAKING NEWS: Ani Yudhoyono Tutup Usia, Sabtu (1/6/2019) di Singapura
Sebelumnya Ani Yudhoyono sudah 4 bulan ini dirawat di National University Hospital (NUH) Singapura karena leukemia turunan dari kanker darah.
Sejak pertengahan Mei lalu, Ani Yudhoyono sempat dikabarkan membaik karena sudah diizinkan keluar dari kamar di Rumah Sakit.
Namun, saat ini kondisi Ani Yudhoyono mengalami penurunan.
Istri dari mantan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut bahkan dikabarkan sudah tak sadarkan diri sejak Jumat (31/5/2019) pagi.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean.
"Pagi tadi pukul 08.00 drop lagi dan pukul 09.00 tidak sadarkan diri," kata Ferdinand, seperti dikutip dari Tribunnews.com.
Ani Yudhoyono sendiri belakangan diketahui sedang menjalani perawatan di Singapura untuk mengobati sakit kanker darah yang dialaminya.
Kondisi yang dialami oleh Ani Yudhoyono ini mempertegas kondisi bahwa, penyakit leukemia memiliki beberapa fase.
Dari mulai kondisi awal hingga tahapan kritis yang dialami oleh penderita leukimia.
Seperti dikutip Tribunmanado.co.id dari Wartakotalive.com, berikut ini beberapa tahapan penderita leukimia.
1. Stadium A
Pada tahap ini terjadi pembersaran kelenjar getah bening, (limafedenopati) yang mana kurang dari tiga kelompok sel darah putih yang tinggi.
2. Stadium B
Pembesaran kelenjar getah bening pada lebih dari tiga kelompok/lokasi dalam jumlah sel darah putih tinggi.
3. Stadium C
Pada fase ini terjadi pembesaran pada kelompok kelenjar getah bening atau limpa di suatu bagian tubuh, jumlah sel darah putih tinggi dan jumlah sel darah merah trombosit rendah.
Pada setiap fase, kelompok kelenjar getah bening diartikan sebagi kelenjar getah bening di suatu area tertentu seperti di leher, ketiak, atau pangkal paha.
Setiap daerah dihitung sebagai kelompok, bahkan jika kelenjar getah bening di kedua sisi tubuh membengkak, pasa setiap tahap, leukimia memiliki gejalanya sendiri.
Baca: Jika Jokowi-Maruf Amin Dilantik Jadi Presiden, Ini 3 Hal yang Akan Dilakukan oleh Rocky Gerung
Kemudian, setiap tahap dirasakan sebagai berikut ini :
Tahap A : satu-satunya gejala yang mungkin Anda miliki adalah pembesaran kelenjar getah bening, dan biasanya belum dirasakan oleh Anda.
Tahap B : Anda mungkin akan merasa lelah dan belum memiliki gejala.
Tahap C : Anda akan mengalami anemia dan cepat merasa lelah, pada tahap ini Anda akan memiliki tanda-tanda pembekuan darah abnormal, seperti mimisan atau memar.
Anda akan mengalami infeksi berulang seperti misal penurunan berat badan serta mudah berkeringat pada malam hari.
Apa saja gejala kanker darah?
Gejala kanker darah berbeda-beda tergantung jenisnya. Seperti dialami Ani Yudhoyono termasuk pada leukimia memiliki ciri-ciri khas
Meski begitu, leukimia memiliki banyak gejala yang dapat membantu mendeteksi penyakit ini ini, seperti Anemia
darah sukar membeku, sering mengalami perdarahan seperti mimisan, gusi berdarah, atau memar
Rentan terkena infeksi, nyeri pada persendiannya atau di bagian tulang belakang, sakit kepala yang intens, nafsu makan menurun, mengalami penurunan berat badan secara drastis, muncul keringat berlebih di malam hari.
Apa yang penyebab kanker darah? Penyebab kanker darah adalah pertumbuhan yang tidak terkendali dari sel-sel darah.
Normalnya, sel-sel darah di dalam tubuh mengikuti jalur pertumbuhan teratur, pembelahan, dan kematian tapi sel-sel kanker darah tidak. Sel-sel penyebab kanker darah tidak mati secara otomatis.
Selain itu, sel-sel kanker darah yang tidak normal dapat menyebar ke daerah lain, menekan sel darah normal dan menghambat fungsinya.
Secara umum para ilmuan masih belum mengetahui secara pasti apa penyebab kanker darah.
Namun, para ahli menduga bahwa perubahan dalam DNA bisa membuat sel-sel darah yang sehat menjadi kanker.
Kanker ini juga memiliki kecenderungan genetik. Jadi, jika keluarga terdekat Anda seperti orangtua, saudara kandung, kakek, ataupun nenek memiliki riwayat penyakit ini, maka Anda pun berisiko memilikinya juga.
Selain itu, ada juga faktor-faktor lain yang bisa jadi penyebab kanker darah. Di antaranya paparan bahan kimia berbahaya, paparan radiasi, serta infeksi virus tertentu.
Baca: AHY dan Sandiaga Uno Masuk Kabinet Menteri Jilid II? Jokowi Bocorkan dan Beberkan Hal ini
Apa yang meningkatkan risiko terkena kanker darah?
Tergantung pada jenis kanker darah, faktor risiko juga bervariasi pada masing-masing jenis.
Memahami faktor risiko dapat membantu Anda menemukan solusi terbaik untuk mencegah penyakit ini berkembang.
Faktor risiko kanker darah leukemia meliputi: adanya penyakit keturunan gangguan pada imun tubuh.
Memiliki seorang saudara kandung atau kembaran dengan leukemia.
Riwayat paparan radiasi, kemoterapi, benzena dengan takaran yang tinggi.
Riwayat pada sistem imun seperti transplantasi organ.
Bagaimana mengobati kanker darah?
Pengobatan untuk kanker darah tergantung pada jenis kanker, penyebaran kanker, usia dan kesehatan pasien secara keseluruhan, serta resepon pasien terhadap pengobatan.
Beberapa pengobatan kanker darah yang umum termasuk:
1. Kemoterapi.
Kemoterapi adalah penggunaan obat antikanker yang dirancang untuk mengganggu dan menghentikan pertumbuhan sel-sel kanker dalam tubuh.
Kemoterapi untuk kanker darah kadang-kadang terdiri dari pemberian beberapa obat bersama dalam satu set pengobatan ainnya.
Selain itu, kemoterapi juga dapat diberikan sebelum transplantasi sel punca.
2. Terapi radiasi.
Prosedur ini dapat digunakan untuk menghancurkan sel-sel kanker atau untuk mengurangi rasa nyeri atau tidak nyaman saat gejala kanker darah muncul.
Dengan menggunakan gelombang energi tinggi seperti, sinar x, gama, proton, dan elektron untuk membunuh sel kanker.
Walaupun terapi radiasi paling sering digunakan sebagai obat kanker, tetapi terkadang terapi ini juga dipakai untuk mengobati pasien yang tidak terkena penyakit ini, seperti tumor dan gangguan pada kelenjar tiroid.
3. Terapi target.
Terapi yang menggunakan obat-obatan atau bahan kimia lain untuk mengidentifikasi dan menyerang sel kanker secara spesifik tanpa membunuh sel-sel normal.
4. Transplantasi stem cell.
Transplantasi stem cell akan menanamkan stem cell pembentuk darah yang sehat ke dalam tubuh. Stem cell dapat dikumpulkan dari sumsum tulang, darah perifer, dan darah tali pusat.
Secara umum, pengobatan yang digunakan untuk kanker darah dapat berupa kombinasi dari beberapa terapi. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk pilihan terapi dan obat kanker yang tepat untuk Anda.
Setiap pengobatan penyakit ini memiliki efek samping yang berbeda-beda. Pertimbangkan risiko pengonsumsian obat kanker dengan kondisi Anda.
Berita ini diramu dari berbagai sumber Wartakotalive