Ramadan 2019
Lailatul Qadar, Ilham dan Spiritualitas
Lailatul qadar terdiri dari dua kalimah yakni lailah dan al qadr Secara bahasa, lailah artinya adalah hitam pekat.
Seorang pekerja yang dengan ikhlas bekerja di tempat yang dipenuhi sinar matahari untuk keluarga dan anak-anaknya dalam melakukan pekerjaan halal, sinar matahari bukanlah tantangan yang harus dielakkan bahkan dilalui dengan hati yang bersyukur akan karunia Allah tersebut.
Diriwayatkan dari Imam Muslim, "Malam itu adalah malam yang cerah, yaitu malam kedua puluh tujuh (dari bulan Ramadan). Dan tanda-tandanya ialah pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa memancarkan sinar ke segala penjuru." (HR. Imam Muslim, 762).
Seseorang yang mendapatkan malam lailatul qadar akan memandang dan mengangap cuaca dingin dan panas bukan sebagai suatu yang harus dikeluh kesahkan.
Bagi mereka, cuaca alam yang berubah sangat ditentukan oleh hati yang tenang dan damai.
Riwayat dari Ibnu Abbas, Rasullulah SAW bersabda, "Lailatul Qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan nampak kemerah-merahan yang begitu menghangatkan dan menenangkan." (HR. Al Baihaqi).
Orang yang mendapatkan malam lailatul qadar adalah mereka yang merasa sangat tenang, nyaman dan merasakan kenikmatan tersendiri saat beribadah.
Orang-orang yang senantiasa beribadah dengan tulus, mendirikan salat, baik salat wajib dan sunah, membaca Alquran, berzikir, dan melakukan kebaikan dalam sisa hidupnya.
Mereka yang mendapatkan malam lailatul qadar adalah mereka yang mendapatkan ketenangan serta kesejahteraan dalam hidup.
Ciri-ciri orang yang mendapatkan malam lailatul qadar bisa diibaratkan dengan mereka yang memiliki spiritualitas yang tinggi.
Pertama, mereka meiliki perilaku dan sikap hidupnya yang luwes dan fleksibel.
Tipe orang ini dengan mudah bisa cepat beradaptasi dengan berbagai situasi (panas atau dingin), tidak kaku dan santai menghadapi setiap orang.
Kedua, mereka mampu merefleksikan kemampuannya.
Mereka selalu bertanya, (bagaimana) atau (mengapa) bisa begini, dan (apa) dan (bagaimana) jika seandainya keadaannya begini.
Kadang mereka juga memiliki kemampuan tinggi dalam menganalisa permasalahan rumit bahkan soal metafisika sekalipun.
Selanjutnya, mereka mampu mengenali dirinya sendiri dengan sebaik baiknya sehingga mereka mampu untuk mengelola manajemen emosi. Mereka juga peduli dengan sesama manusia, dan lingkungan flora dan fauna.