Aksi 22 Mei
Tersebar Video CCTV Aksi 22 Mei, Diduga Pembagian Amplop Perusuh, Ambulans Gerindra Tampak di Lokasi
Rekaman CCTV disebut pembagian amplop kepada para perusuh aksi 22 Mei, beredar viral di media sosial. Ini Videonya!
Berdasarkan informasi dari kepolisian, Yayan dibekali uang operasional Rp 1,2 juta, namun ia membantah telah menerima uang tersebut.
"Belum, Pak. Saya juga belum dibayar," kata Yayan seraya masuk ke mobil tahanan dan menyudahi keterangan.
Yayan menyopiri mobil bernomor polisi B 9686 BCF. Mobil itu diduga dimiliki PT Arsari Pratama.
"Mobil ini atas nama PT Arsari Pratama yang beralamat di Jakarta Pusat," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono.
Yayan ditangkap bersama Obby Nugraha alias Obby, Iskandar Hamid, Syamrosa, dan Surya Gemara Cibro.
Polda Metro Jaya menangkap lima orang itu terkait temuan batu-batuan di ambulans Partai Gerindra, saat kerusuhan aksi 22 Mei di Jalan Sabang, Jakarta Pusat.
Ambulans berangkat dari Tasikmalaya, Selasa (21/5/2019) pukul 20.00 WIB. Saat itu, mobil dikemudikan tersangka Yayan.
Sedangan tersangka Iskandar Hamid (Sekretaris DPC Partai Gerindra) dan Obby Nugraha (Wakil Sekretaris DPC Gerindra Tasikmalaya), menjadi penumpang.
"Bertiga menggunakan mobil ambulans berangkat ke Jakarta, karena ada instruksi sesuai keterangan tersangka diperintahkan untuk berangkat ke Jakarta," jelas Argo Yuwono.
Setiba di Ibu Kota, di kawasan HOS Tjokroaminoto, dua orang asal Riau menumpang di ambulans. Mereka berdua ialah Hendrik Syamrosa dan Surya Gemara Cibro.
"Setelah kami cek ternyata simpatisan, dia bukan pengurus tapi simpatisan," ungkap Argo Yuwono.
Pada pukul 04.00 WIB, mereka bergegas menuju Gedung Bawaslu untuk menghampiri massa aksi.
Namun, ada saksi yang melihat massa demonstran mengambil batu dari mobil tersebut.
"Sekitar jam 04.00 WIB terjadi lemparan-lemparan antara petugas dengan pengunjuk rasa. Ada lemparan-lemparan, kemudian ada saksi yang melihat batu diambil dari mobil tersebut. Kemudian tim menyisir dan menemukan mobil itu dan dibawa ke Polda," beber Argo Yuwono.
Argo Yuwono juga menegaskan, kendati membawa ambulans dan digunakan untuk mengantisipasi jatuhnya korban, tidak ditemukan perlengkapan medis maupun obat-obatan di mobil tersebut.
Semua penumpang mobil itu, tidak ada satupun yang memiliki kualifikasi sebagai petugas medis.
Pelaku dijerat pasal 55, 56, 170, 212 dan 214 KUHP, dengan ancaman hukuman lima tahun kurungan penjara atau lebih.
Kanit I Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Malvino Edward Yusticia mengatakan, saat ini pelaku belum memberikan keterangan asal batu tersebut dan siapa yang memerintahkan.
"Mereka berlima mengaku tidak tahu asal batu itu dari mana. Makanya itu yang sedang kita dalami," cetus Malvino.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, ambulans dikirim ke Jakarta atas instruksi DPP Partai Gerindra.
Oleh karena itu, pihak kepolisian akan mendalami hal itu, dengan memintai keterangan dari pihak DPP Partai Gerindra dan pihak perusahaan PT Arsari Pratama.
"Pasti itu (kita mintai keterangan)," ucap Malvino.
Polisi juga menyita beberapa amplop berisi uang dari satu tersangka kerusuhan pada 22 Mei dini hari.
Amplop tersebut disita dari satu pelaku yang ditangkap di Petamburan, Jakarta Barat. Di amplop tersebut tertera nama-nama yang diduga merupakan pelaku kerusuhan.
"Ada uang masuk dalam amplop, di amplop ada nama-nama. Di dalam ada uang antara Rp 200 ribu-Rp 250 ribu, serta ada uang Rp 5 juta untuk operasional," ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (22/5/2019).
Uang tersebut didapati ada di tas yang dibawa oleh para pelaku. Argo Yuwono mengungkapkan, pihaknya sedang menggali pihak yang mendanai kerusuhan tersebut.
"Sedang kita gali , siapa seseorang itu yang telah memberikan dana operasional dan amplop," tutur Argo Yuwono.
Polisi juga menyita sejumlah uang dolar Amerika Serikat sejumlah 2.760 dolar AS.
"Itu dolar pelaku dari Lombok. Ini TKP di Bawaslu. Dolar ini totalnya 2.760 dolar," beber Argo Yuwono.
Di depan Gedung Bawaslu polisi mengamankan barang bukti bendera hitam, mercon atau petasan, dan beberapa ponsel.
Di Gambir polisi menyita batu yang digunakan massa untuk menyerang.
"Di Petamburan, polisi menyita celurit, busur panah, bom molotov," jelas Argo Yuwono.
Sebelumnya, polisi mengatakan pihaknya menemukan amplop berisi uang dari massa yang diamankan dalam kericuhan aksi 22 Mei di Jakarta, Rabu (22/5/2019).
Dengan penemuan itu, Kadiv Humas Polri Irjen Pol Mohammad Iqbal menduga aksi kericuhan itu merupakan aksi settingan yang dilakukan oleh massa bayaran.
"Ada satu ambulans ada logo partainya, itu penuh dengan batu dan alat-alat. Sudah kami amankan," ujar Iqbal di Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019).
"Ada juga kami geledah massa-massa itu ada amplop dan uangnya, sudah disita. Polda Metro Jaya sedang mendalami," sambungnya.
"Bukan peristiwa spontan tapi by design, settingan. Diduga ini massa settingan, massa bayaran untuk menciptakan rusuh," ungkapnya.
Ia menjelaskan, mayoritas massa diduga berasal dari luar daerah atau luar Ibu Kota. Dari hasil pemeriksaan kepolisian, mereka berasal dari Jawa Barat, Banten, hingga Jawa Tengah.
Keyakinan polisi bahwa massa tersebut adalah massa settingan, terlihat saat mengamankan massa di beberapa lokasi.
Awalnya, kata dia, polisi mengamankan massa yang membuat kerusuhan di sekitar kawasan Tanah Abang.
Akan tetapi, muncul massa rusuh lainnya di Jalan Sabang dan Jalan KS Tubun, Petamburan, Jakarta Pusat.
Jenderal bintang dua tersebut mengatakan, ada 200 orang di Jalan KS Tubun yang tengah beraksi pada pukul 03.00 WIB.
"Dari beberapa peristiwa tersebut, berbagai data sudah kami dapat. Dari hasil pemeriksaan sementara, bahwa mayoritas dari luar Jakarta. Dari Jawa Barat, Banten, dan ada dari Jateng," jelasnya.
Berikut Rekaman Video CCTV :
#Revolusi Mental Facebook
Like Halaman Fan Page Facebook Tribun Manado :
Berita Terpopuler:
Baca: (VIDEO) Mayat Wanita Disetubuhi Teman Facebook, Berawal dari Ngabuburit dan Baru Kenal 2 Bulan
Baca: Viral Surat Terbuka Istri Penulis Jokowi People Power, Keluarga Keberatan: Bukan untuk Ajakan Rusuh
Baca: Mama Sibuk Main dengan Bos, Anak Tewas Terpanggang & Ibu Muda Berhubungan Intim Sama Anak 4 Tahun
Follow Instagram @tribunmanado :
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul: BEREDAR REKAMAN CCTV, Bagi-bagi Amplop Perusuh? Polisi Jelaskan Mobil Ambulans Gerindra tanpa Medis
Subscribes Channel Youtube Tribun Manado :