Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Aksi 22 Mei

Aksi 22 Mei - Dua dari Ratusan Tersangka Merupakan Anggota Garis Reformis Islam Terafiliasi ISIS

Iqbal mengatakan, 2 tersangka tersebut merupakan anggota Kelompok Gerakan Reformis Islam (Garis) yang terafiliasi dengan ISIS.

Editor: Frandi Piring
Kolase Tribun Manado/Tribunnews
Para Tersangka yang diamankan Pihak kepolisian atas aksi 22 Mei 

"Pada saat bersamaan, ada 200 massa yang berkumpul di Jalan KS Tubun. Kita duga massa itu dipersiapkan dan di-setting," papar M Iqbal kepada wartawan.

Massa tersebut, lanjutnya, menyerang asrama Polri di Petamburan dan membakar beberapa kendaraan yang diparkir di sana. Sebanyak 11 orang ditangkap atas dugaan menjadi provokator.

Pengunjuk Rasa Aksi 22 Mei Tetap Tak Bubar Saat Waktu Sahur Meski TNI Coba Negosiasi
Pengunjuk Rasa Aksi 22 Mei Tetap Tak Bubar Saat Waktu Sahur Meski TNI Coba Negosiasi (Warta Kota/Feri Setiawan)

Baca: Berujung Rusuh, Tanda Tanya Besar Siapa Penanggung Jawab atas Aksi 21-22 Mei?

Baca: Operator Wisata Tawarkan Anggota Brimob Polri yang Jaga Kantor Bawaslu RI Ini Liburan ke Bali Gratis

Baca: Sopir Ambulans Gerindra yang Bawa Batu Ngaku Belum Dibayar

Di hadapan wartawan, menurutnya, aparat kemudian mengamankan 11 orang yang diduga sebagai provokator. Hanya saja Iqbal tidak menyebutkan rinciannya.

Dari peristiwa tersebut, polisi mengklaim bahwa sebagian massa pengunjukrasa yang berasal dari Jabar, Banten dan Jateng. "Ada bukti-bukti ambulan berisi batu dan alat-alat... Sudah kami amankan".

Polisi juga mengamankan apa yang mereka klaim sebagai "amplop-amplop berisi uang yang diduga untuk membayar massa".

Hal ini ditegaskan kemudian oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian, di kantor Kemenkopolhukam, pada Rabu (22/5/2019).

Amplop-amplop itu, menurut Tito, berisi uang, totalnya Rp 6 juta. "Mereka mengaku ada yang membayar," kata Tito.

Tito menambahkan, pihaknya menangkap tiga orang dengan senjata revolver dengan peluru 60 butir dan pengakuan ketiga orang itu untuk dipakai tanggal 22 Mei.

"Senjata ini selain untuk aparat, pejabat dan massa sehingga timbul martir sehingga yang disalahkan pemerintah," cetusnya.

Soal kabar bahwa dirinya memerintahkan jajarannya untuk menembak demonstran di tempat, Tito membantah.

"Kita tegaskan berita tembak di tempat, saya tidak pernah sampaikan itu. Kami ada SOP sehingga anggota yang terlibat penanganan unjuk rasa diperiksa," sebutnya.

Dalam kesempatan itu, Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, mengumumkan adanya pembatasan yang ditempuh pemerintah terhadap fitur media sosial dan layanan pesan ponsel, seperti WhatsApp.

"Jadi kita akan lakukan perlambatan kalau kita mendownload foto dan audio," ujar Rudiantara.

Menurutnya, ini dilakukan untuk mencegah penyebaran foto yang viral.

Polisi Klarifikasi Berbagai Isu

Kadiv Humas Polri Muhammad Iqbal juga mengklarifikasi sejumlah rumor yang beredar di media sosial.

Dia menggarisbawahi "Brimob tidak pernah menyerang masjid. TNI juga tidak pernah menyerang masjid"

Kemudian, sambungnya, tidak ada personel kepolisian dan TNI yang merupakan warga China.

"Ada rumor itu pasukan dari negeri seberang, yang sipit-sipit. Tidak ada, murni itu personel Brimob warga negara Indonesia."

Terakhir, dia menekankan petugas tidak dibekali dengan peluru tajam.

"Kami yakinkan jika ada yang menggunakan peluru tajam itu bukan personel kami dalam konteks unjuk rasa ini."

Massa pro-Prabowo kembali datangi Bawaslu

Sampai sekitar pukul 11.00 WIB, Rabu (22/05), aparat kepolisian dibantu pasukan TNI masih melakukan penjagaan di sekitar Jalan KS Tubun, yang menjadi lokasi bentrokan sebelumnya, demikian laporan sejumlah media.

Liputan beberapa media televisi juga memperlihatkan kehadiran pasukan TNI di sekitar Asrama Brimob di Jalan KS Tubun, yang sebelumnya terjadi aksi pembakaran beberapa kendaraan di dalamnya.

Sampai sekitar pukul 09.00 WIB pagi, Rabu, dilaporkan aksi lempar batu, botol, serta benda keras lainnya ke arah aparat kepolisian di Jalan KS Tubun, di dekat asrama Brimob.

Sementara itu, sekelompok orang berusaha mendekati kantor Bawaslu di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, dan aparat kepolisian sudah memblokir jalan menuju kantor tersebut.

Di sekitar Kantor KPU di Jalan Imam Bonjol, dilaporkan pula kehadiran orang-orang yang dilaporkan berusaha mendekati kantor tersebut.

Sebelumnya, pada Rabu dini hari, sejumlah kendaraan di Kompleks Asrama Brimob di Jalan KS Tubun, Jakarta Barat, terbakar, setelah massa berangsur-angsur meninggalkan lokasi unjuk rasa di sekitar kantor Bawaslu. Polri menyebut massa dari luar Jakarta berupaya melakukan provokasi.

Hingga pukul 06.00 WIB, sebagaimana ditayangkan sejumlah stasiun televisi, sejumlah orang melemparkan batu ke arah polisi yang kemudian dibalas dengan tembakan gas air mata di sekitar Jalan KS Tubun, Jakarta.

Di media sosial, aksi protes massa pro-Prabowo ini dikritik sejumlah warganet dengan munculnya tagar Tangkap Prabowo, dan juga Tangkap Amien Rais.

'Massa Dari Luar Jakarta'

Sementara itu, Karopenmas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo, mengatakan kepada Kompas TV bahwa ada "massa dari luar Jakarta masuk sekitar jam 11 sehingga memprovokasi kejadian tersebut".

Menurutnya, orang-orang tersebut "memang pihak ketiga yang menunggangi aksi yang seharusnya damai, diprovokasi dari luar Jakarta yang mengakibatkan massa terpancing."

Dedi tidak menyebut dari mana "pihak ketiga" itu berasal dan apakah mereka dikendalikan pihak tertentu.

Hanya saja, dia mengimbau agar warga Jakarta tidak terprovokasi lantaran "bisa jadi disusupi para pelaku teror, ini berbahaya".

Dari Selasa (21/5) malam hingga Rabu (22/5) dini hari WIB, terjadi kericuhan di sekitar kantor Bawaslu, Jakarta, setelah sebagian pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno berangsur-angsur meninggalkan lokasi unjuk rasa di sekitar gedung Bawaslu setelah melakukan salat tarawih, dan berjanji untuk melanjutkan unjuk rasa pada Rabu (22/05).

Sebagian lainnya menolak bubar dan berlari ke arah kawasan Tanah Abang. Polisi lantas menggunakan gas air mata untuk mengejar dan membubarkan mereka sampai menjelang pukul 02:00 pada Rabu.

"Kita menunggu instruksi dari pimpinan kita bahwa besok, sesuai agenda, kita akan kumpul (unjuk rasa) kembali," kata Wanda, pria yang menyebut dirinya sebagai koordinator aksi, seperti dilaporkan wartawan BBC Indonesia, Heyder Affan, dari lokasi unjuk rasa.

"Jadi, sekarang, saya mohon dengan hormat, kita pulang ya," ujarnya yang dijawab sebagian peserta unjuk rasa dengan ucapan "siap".

(Kompas.TV/BBC Indonesia/Kompas.com/Tribunnews.com)

Berita Terkait:

Baca: Tak Hanya di Jakarta, Daerah Ini Juga Gelar Aksi Terkait 22 Mei

Baca: Fakta-fakta Aksi 22 Mei: Bakar Pos Polisi hingga Tertangkapnya Pria Bersenjata

Baca: Skenario Martir Sniper Aksi 22 Mei: Begini Pejelasan Kapolri

Follow Instagram Tribun Manado:

 

Berita Terpopuler:

Baca: VIRAL VIDEO Perkelahian Pelajar, Siswi dan Siswa Baku Hantam, Rok Terangkat hingga Teriak Nama Levi

Baca: Mayat Wanita Ditemukan Membusuk, Posisi Pakaian Jenazah Terlihat Aneh, Ternyata Modelnya Begini!

Baca: Sering Pakai VPN Gratisan di Android, Bahaya Ini Mengintai Anda

 Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul: Dua Tersangka Kerusuhan di Jakarta Merupakan Anggota Kelompok GARIS yang Terafiliasi dengan ISIS

  Subscribe Channel Youtube Tribun Manado:

 

Sumber: Tribunnews
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved