Hampir Bersamaan Konferensi Pers: Ini Pesan Jokowi dan Prabowo
Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, meminta para pendukungnya tidak melakukan aksi anarkistis
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Jokowi meminta masyarakat tidak perlu khawatir dengan keamanan negara saat ini. Ia memastikan situasi masih terkendali. Ia mengajak masyarakat untuk merajut kembali persatuan, persaudaraan dan kerukunan yang telah ada selama ini. "Karena Indonesia adalah rumah kita bersama," ujarnya.
Presiden Jokowi mengatakan pemilu adalah bagian perjalanan negara Indonesia yang masih panjang. Dan dirinya selaku kepala negara dan kepala pemerintahan mempunyai kewajiban untuk menjaga stabilitas politik dan stabilitas keamanan.
Baca: Unjuk Rasa di Bawaslu Diikuti Cucu Pendiri Nahdlatul Ulama, Begini Kondisinya saat Ini
Jokowi menegaskan, konstitusi telah menyediakan ruang untuk pihak yang merasa dirugikan atas pemilu, yakni Mahkamah Konstitusi (MK). Ia menghargai keputusan capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang berencana membawa sengketa hasil Pilpres ke MK. "Saya juga meyakini bahwa hakim-hakim di MK akan memutuskan sesuai dengan fakta-fakta yang ada, berdasarkan fakta-fakta yang ada," ujarnya.
Dalam jumpa pers tersebut, Jokowi didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menko Polhukam Wiranto, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kepala Polri Jenderal Pol Tito Karnavian, dan sejumlah menteri lain. Jumpa pers tersebut menyikapi aksi unjuk rasa yang berakhir kerusuhan pada Selasa (21/5/2019) dini hari hingga, Rabu pagi, di beberapa lokasi di Jakarta.
Pemerintah menduga aksi kerusuhan tersebut sudah direncanakan. Hal itu terlihat dari kronologi kejadian.
Secara terpisah, Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta polisi menindak peserta unjuk rasa sesuai dengan prosedur. Jika massa sudah diperingatkan dengan baik tapi tak beranjak pulang dan justru melawan, sesuai prosedur polisi berhak bertindak tegas.
"Polisi intruksikan agar sesuai dengan unsur itu untuk menyelesaikan soal ini sebaik-baiknya dengan damai dan tidak ada kekerasan. Tapi apabila ada unsur masyarakat yang memulai menggunakan kekerasan tentunya tak ada jalan lain selain secara bersama menyelesaikan itu," ujar Kalla.
Kalla mengatakan, saat ini situasi keamanan nasional relatif terkendali meskipun masih ada gejolak di beberapa daerah. Ia pun meminta masyarakat menempuh jalur hukum bila tak sepakat dengan rekapitulasi suara hasil Pilpres 2019.
"Ada gejolak-gejolak di beberapa kota. Kita upayakan harapkan kalau masyarakat kalau memang terjadi protes karena soal pemilu, silakan masyarakat nyatakan ke Bawaslu di daerah, aparat di daerah," kata Kalla.
Ingin Bertemu Prabowo
Sejumlah pihak mengusulkan agar Jokowi selaku capres petahana yang memenangkan pilpres segera bertemu dengan capres rivalnya, Prabowo Subianto, untuk mengurangi tensi politik pasca-pengumuman hasil Pemilu 2019.
Jokowi mengatakan dirinya sejak awal pemungutan suara 17 April 2019, berinisiatif untuk bertemu dengan Prabowo. Diketahui, Jokowi sempat mengirim utusan untuk menemui Prabowo guna pembicaraan pertemuan tersebut. Namun, hinggga kini pertemuan tersebut belum terlaksana. "Sudah saya sampaikan, saya sudah berinisiatif sejak awal setelah coblosan. Sudah mengutus, tapi memang keliatannya belum ketemu," tutur Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, kemarin.
Sebelumya, politikus Partai Demokrat Andi Arief meminta Jokowi dan Prabowo segera mempercepat pertemuan. Bukan tanpa alasan ini menyusul kericuhan dan aksi anarkis massa terkait unjuk rasa penolakan hasil Pilpres 2019 di Jakarta.
Baca: Aksi 22 Mei Tekan Kurs Rupiah: Begini Kata Menko Darmin
Menurut Andi, sudah saatnya kedua tokoh tersebut bertemu guna meredakan suasana dan menghindari kerugian yang besar, termasuk korban jiwa.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan seorang pemimpin harus memiliki sikap jiwa besar khususnya dalam situasi politik saat ini. Ia menyarankan Prabowo Subianto selaku capres mengucapkan selamat kepada Jokowi atas kemenangan di Pilpres 2019 sesuai dengan hasil rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (KPU).