Informasi Ramadan
Jangan Biasakan Makan Pedas saat Sahur dan Buka Puasa, ini Reaksi yang Akan Terjadi pada Tubuh Anda
Penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi bakteri Heliobacter pylori atau konsumsi aspirin dan obat-obatan antiperadangan dalam jangka waktu panjang.
Beberapa orang bahkan merasakan sensasi terbakar pada perut bagian atas dan dada.
Kondisi ini biasanya terjadi akibat refluks asam lambung, yaitu naiknya asam lambung menuju kerongkongan.
Pemicu utama refluks asam lambung berasal dari apa yang Anda makan dan minum, terutama saat perut dalam keadaan kosong setelah seharian berpuasa.
Selain makanan pedas, naiknya asam lambung juga dipicu oleh makanan asam, makanan berminyak, cokelat, kafein, bawang, dan saus tomat.
3. Memicu iritasi kerongkongan
Saat mengonsumsi makanan yang sangat pedas, lidah mengirimkan sinyal nyeri kepada otak.
Otak kemudian menanggapinya dengan rasa mual, sakit perut, hingga muntah.
Ini merupakan respons normal perut untuk mengeluarkan apa pun yang dianggap berbahaya bagi tubuh.
Ketika muntah, perut Anda mengeluarkan makanan yang dicerna beserta asam lambung.
Asam lambung adalah jenis asam yang cukup kuat.
Paparan berkali-kali terhadap kerongkongan dapat memicu iritasi, bahkan luka pada kerongkongan.
Akibatnya, kerongkongan terasa nyeri dan tidak nyaman selama Anda berpuasa.
Baca: Cemburu Buta: Suami Bacok Istrinya hingga Nyaris Tewas, Karena Mengobrol dengan Mantan Pacar
4. Meningkatkan risiko gastritis
Gastritis merupakan peradangan pada bagian dalam dinding lambung.
Radang lambung biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, tapi gejala penyakit ini dapat dipicu oleh beragam faktor.