Kasus Terorisme
Polri Sebut Ada Potensi Aksi Teroris Tanggal 22 Mei 2019: Ini akan Membahayakan
Teroris yang akan menggunakan momen pengumuman rekapitulasi hasil Pemilu 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum ( KPU) pada 22 Mei 2019.
Sementara itu Kepolisian Malaysia menangkap tiga terduga teroris yang tergabung dalam ISIS ditangkap Selasa (14/5) lalu. Satu diantaranya adalah warga negara Indonesia (WNI).
Kepala Kepolisian Malaysia, Jenderal Abdul Hamid Bador mengatakan dua warga Malaysia dan satu orang WNI ditangkap di Kedah dan Selangor.
Abdul Hamid mengidentifikasi dua warga Malaysia yang ditangkap bernama Muhammad Syazani Mahzan dan petani Muhamad Nuurul Amin Azizan. Dua teroris tersebut menurut kepolisian Malaysia, pernah berlatih merakit bom kepada kelompok Jemaah Ansharut Daulah (JAD) Indonesia di Yogyakarta.
"Kedua tersangka, berusia 27 tahun. Sebelumnya pernah mengikuti pelatihan perakitan bom yang dilakukan oleh kelompok teror Indonesia, Jemaah Ansharut Daulah Indonesia di Yogyakarta dengan seorang militan lain yang ditangkap pada bulan November tahun lalu," jelas Abdul Hamid.
Dia menambahkan para tersangka telah belajar untuk menghasilkan bahan kimia Triacetone Triperoksida (TATP) yang digunakan untuk membuat bom berskala besar dan bom mobil.
Sayang, Kepolisian Malaysia tidak menyebutkan berapa lama dua tersangka asal Malaysia itu datang, berada dan meninggalkan Yogyakarta.
"Mereka berdua pernah mengintai beberapa gereja di Yogyakarta untuk menjadi sasaran. Muhammad Syazani juga telah merencanakan untuk melancarkan serangan bom bunuh diri di sebuah rumah ibadah non-Muslim di Malaysia," katanya.
Sedangkan WNI yang ditangkap adalah seorang buruh bernama Nuruddin Alele alias Fatir Tir (34), ditangkap di Banting, Selangor. WNI ini disebut sebagai anggota sel 'kawanan serigala' ISIS yang akan beraksi saat bulan Ramadhan ini.
"Dia telah terkena ideologi ISIS di Irak dan Suriah selama lima tahun penahanan di Surabaya, Indonesia. Dia juga merencanakan serangan terhadap rumah ibadah non-Muslim di Lembah Klang," jelas Abdul Hamid.
Disebutkan juga oleh Abdul Hamid bahwa kedua tersangka asal Malaysia bernama Muhammad Syazani Mahzan (27) dan Muhamad Nuurul Amin Azizan (27) yang disebut sebagai pakar bom ini, pernah melakukan pengintaian terhadap sejumlah gereja di Yogyakarta.
"Kedua tersangka telah meninjau sejumlah gereja di Yogyakarta, Indonesia untuk melancarkan serangan," sebut Abdul Hamid. Penangkapan ini dilakukan
Kepolisian Malaysia menyusul kejadian sebelumnya saat penangkapan empat orang terduga teroris, dua etnis Rohingya, seorang Indonesia dan warga Malaysia.
Empat terduga teroris itu ditangkap awal bulan ini karena diduga berencana untuk menyerang candi dan gereja, dan membunuh sejumlah pejabat.
Dalam penangkapan empat orang tersebut, disita enam alat peledak berukuran panjang 18cm dan mampu membunuh ribuan orang, pistol 9mm CZ dan 15 peluru.
Tiga candi di Kuala Lumpur yang menjadi sasaran, termasuk Batu Caves. Karenanya tingkat keamanan telah ditingkatkan pihak keamanan.Sementara itu pihak keamanan meminta semua umat untuk melaporkan akan adanya orang-orang yang mencurigakan.