Dokter Ani Hasibuan Tak Penuhi Panggilan Polisi terkait Kematian KPPS, Ini Alasannya
Dokter spesialis saraf, Roboah Khairani Hasibuan atau Ani Hasibuan tak memenuhi panggilan pemeriksaan penyidik
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Ani Hasibuan diduga menyebarkan berita bohong terkait artikel meninggalnya ratusan petugas KPPS karena diracun senyawa kimia di portal berita tamshnews.com yang tayang 12 Mei 2019.
Artikel itu berjudul 'Dr Ani Hasibuan SpS: Pembantaian Pemilu, Gugurnya 573 KPPS'.
Dalam portal itu juga memuat tulisan, 'dr Ani Hasibuan SpS: Pembantaian Pemilu, Gugurnya 573 KPPS Ditemukan Senyawa Kimia Pemusnah Massal'.
Panggilan terhadap dokter Ani Hasibuan dilakukan pihak kepolisian karena adanya laporan kasus tersebut dari Carolus Andre Yulika pada Minggu pada 12 Mei 2019 lalu.
Dalam pelaporannya, Ani Hasibuan diduga telah melanggar Pasal 28 ayat (2) Jo Pasal 35 Jo Pasal 45 ayat (2) UU 19/2016 Tentang Perubahan Atas UU 11/2008 tentang ITE dan/atau Pasal 14 dan/atau Pasal 15 UU 1/1946 Tentang Peraturan Hukum Pidana juncto Pasal 55 Ayat (1) juncto Pasal 56 KUHP.
Sebelum adanya pemuatan di portal tamshnews.com, Ani Hasibuan selaku dokter saraf menjadi narasumber di acara talk show 'Catatan Demokrasi Kita' di stasiun tv swasta pada Selasa, 7 Mei 2019.
Acara talkshow kali itu bertajuk, "Misteri Kematian Ratusan Petugas KPPS".
Dalam acara tersebut, Ani Hasibuan mengaku bukan pendukung salah satu capres-cawapres Pilpres 2019 dan hanya seorang dokter yang peduli atas meninggalnya ratusan petugas KPPS pada Pemilu Serentak 2019.
Ia tidak sepakat dan menyangsikan meninggalnya ratusan petugas KPPS pada pemilu kali ini karena faktor kelelahan.
Ia mendorong perlunya dilakukan autopsi terhadap para petugas KPPS yang meninggal pada rangkaian Pemilu Serentak 2019 yang jumlahnya mencapai lebih 500 orang.
“Saya sebagai dokter dari awal sudah merasa lucu, gitu. Ini bencana pembantaian atau pemilu? Kok banyak amat yang meninggal. Pemilu kan happy-happy mau dapat pemimpin baru kah atau bagaimana? Nyatanya (banyak yang) meninggal,” ujar Ani saat itu.
Pernyataan Ani Hasibuan sempat ditentang anggota tim capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf Amin, Adian Napitupulu.
Sebab, Adian menilai pernyataan Ani Hasibuan itu merendahkan dan menghakimi pekerjaan dari petugas KPPS.
Menurutnya, seharusnya Ani Hasibuan selaku dokter sebatas memberikan analisis medis tanpa menghakimi pekerjaan petugas KPPS.
Merasa Ditarget