Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Informasi WhatsApp

WhatsApp Update, Peretasan Menyasar Pengguna WA, Terserang Melalui Virus Spyware lewat Missed Call

Panggilan tak terjawab (missed call) di WhatsApp saja sudah cukup untuk menginfeksi ponsel pengguna dengan virus pengintai (spyware).

Istimewa
pawire-tv 

TRIBUNMANADO.CO.ID WhatsApp, yang dimiliki oleh Facebook, mengatakan peretasan menyasar "sejumlah pengguna tertentu" dan dilancarkan oleh "seorang aktor siber yang canggih". 

Panggilan tak terjawab (missed call) di WhatsApp saja sudah cukup untuk menginfeksi ponsel pengguna dengan virus pengintai (spyware).

Pengintai canggih itu diduga buatan Israel dapat memasang peranti mata-mata pada ponsel dan gawai lain dengan memanfaatkan kelemahan pada aplikasi WhatsApp.

Pembenahan akan dirilis pada Jumat (17/5/2019) mendatang.

Penyerangan itu, menurut laporan Financial Times, dikembangkan sebuah perusahaan keamanan Israel bernama NSO Group.

Grup ini sudah terkenal dengan perangkat lunaknya "Pegasus" yang dapat meretas smartphone dan mengaktifkan mikrofon dan kamera serta mengumpulkan informasi lokasi dan mengirim email dan teks.

Baca: Viral Perlakuan Dosen Nonmuslim Pada Mahasiswa Muslimnya Waktu Berbuka Puasa

Baca: Hindari 6 Jenis Sayur Ini Untuk Menghindari Gejala Nyeri Asam Urat, Apa Saja Sih?

Baca: MIRIS - Ternyata Sang Ibu Bantu Suami Perkosa Dua Anak Kandungnya, Sampai Beri Pil KB Agar Tak Hamil

Pada Senin (13/5/2019), WhatsApp mendorong 1,5 juta penggunanya untuk memutakhirkan aplikasi sebagai langkah antisipasi.

Serangan peretasan itu sendiri baru ditemukan awal bulan ini.

Celah apa yang digunakan?

Peretas memanfaatkan panggilan suara WhatsApp untuk menjangkau perangkat ponsel seorang target.

Kalaupun panggilan itu tidak direspons, peranti mata-mata akan terpasang dan, sebagaimana dilaporkan FT, panggilan suara itu kerap menghilang dari daftar panggilan pada ponsel.

WhatsApp mengatakan kepada BBC bahwa tim keamanannya adalah pihak pertama yang mengidentifikasi celah tersebut dan berbagi informasi itu kepada sejumlah kelompok pelindung HAM, beberapa perusahaan keamanan tertentu, dan Departemen Kehakiman AS awal bulan ini.

"Serangan itu punya ciri khas sebuah perusahaan swasta yang dilaporkan bekerja sama dengan pemerintah untuk menyampaikan peranti mata-mata yang mengambil alih fungsi-fungsi sistem operasi telepon seluler," sebut WhatsApp dalam catatan untuk para wartawan.

Baca: Cara Belajar Siswa SMA Peraih Nilai 100 Semua Mata Pelajaran UN 2019, Ternyata Mudah, Tanpa Bimbel

Baca: Dapat Hukuman di Sekolah, Seorang Siswi SD Laporkan Kepseknya ke Polisi

PA WIRE

Siapa di balik perangkat lunak ini?

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved