Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Densus 88 Bekasi

VIDEO Detik-detik Penangkapan 2 Terduga Teroris oleh Tim Densus 88 di Bekasi, 1 Tewas saat Beraksi

Dalam video amatir terlihat beberapa anggota densus menangkap salah satu terduga.

Editor: Frandi Piring

SL pun terlibat dalam sejumlah aksi terorisme yang terjadi di Indonesia.

Pada 2017, SL mengikuti pertemuan di Lamongan untuk melancarkan aksi di Jakarta khususnya terkait peristiwa bom Thamrin.

Kemudian, peran dari AN dan MC dalam kelompok tersebut adalah menyembunyikan SL.

Sementara 3 terduga teroris lain MI, IF alias Samuel, dan T merupakan anggota JAD yang dipimpina SL

IF alias Samuel diketahui memiliki kemampuan merakit bom yang lebih senior," kata dia.

Dalam penyergapan tersebut, T tewas saat dilakukan penangkapan.

Dedi mengatakan yang bersangkutan sempat diberikan tembakan terukur lantaran melawan dan akan melempar bom saat akan ditangkap.

"Adapun pelaku terakhir adalah T yang ditangkap Densus. (T) Melakukan perlawanan dengan melempar bom, sehingga dilakukan (tindakan tegas) melumpuhkan yang bersangkutan. Yang bersangkutan tertembak dan bomnya meledak," kata Dedi.

Berniat manfaatkan unjuk rasa dan serang pos polisi

Kelompok terduga teroris yang ditangkap di Bekasi, Tegal, dan Bitung diketahui hendak memanfaatkan momentum unjuk rasa di Jakarta dalam melakukan aksi terornya.

"Ketika di Jakarta ini ada unjuk rasa dan mengarah pada tindakan anarkis, chaos, nah ini merupakan momentum bagi yang bersangkutan untuk melakukan serangan aksi bom bunuh diri atau melakukan aksi terorisme. Sehingga bisa menjadi pemantik bagi kelompok lainnya untuk melakukan hal yang sama," ujar Dedi, Senin (6/5/2019).

"Apabila ada kejadian semacam people power itu sebagai sarana bagi kelompok itu untuk langsung melaksanakan aksi terorismenya dan ini berbahaya," imbuhnya.

Selain itu, ia mengatakan kelompok pimpinan SL jugat akan melakukan penyerangan terhadap Pos Polisi di Jatiasih.

Bahkan, pihak teroris telah menggambar dan merencanakan aksinya.

Jenderal bintang satu tersebut menegaskan jika pemanfaatan momentum itu adalah untuk membuat suatu kegaduhan yang lebih luas secara masif. Dengan harapan, emosi masyarakat akan terpengaruh akibat serangan tersebut.

Sumber: Tribunnews
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved