Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Hardiknas 2019

Kisah Ki Hadjar Dewantara Bapak Pendidikan Nasional yang Tidak Lulus Sekolah Sampai Jadi Aktivis

Ki Hadjar Dewantara terkenal dengan tulisannya, dimana seringkali terlibat masalah dengan Belanda akibat dari tulisan-tulisan yang tajam ke belanda

Istimewa
ki-hajar-dewantara 

Selain sebagai wartawan, Soewardi juga aktif dalam organisasi sosial dan politik.

Sejak berdirinya Boedi Oetomo (BO), ia aktif sebagai seksi propaganda yang bertugas mensosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia tentang pentingnya persatuan dan kesatuan berbangsa.

Kongres pertama BO yang diadakan di Yogyakarta juga dikoordinir oleh dirinya.

Soewardi muda juga menjadi anggota Insulinde, sebuah organisasi multietnik yang didominasi kaum pribumi yang memperjuangkan berdirinya pemerintahan sendiri di Hindia Belanda.

Baca: Kisah Inspirasi Semangat Hardiknas - Ibu Guru Tanpa Kaki yang Tetap Tekun Mendidik Siswanya

Rupanya ini merupakan pengaruh dari Ernest Douwes Dekker, pendiri Indische Partij.

Sebagai pelopor pendidikan Indonesia, ada satu semboyan Ki Hajar Dewantara yang sangat terkenal.

Semboyan itu tertulis dalam bahasa Jawa yang berbunyi, 'Ing ngarso sung tuladha, ing madya membangun, tut wuri handayani'.

Arti dari semboyan indah itu kira-kira berbunyi seperti ini, 'di depan memberi contoh, di tengah membangun semangat, di belakang memberi dorongan'.

Sampai hari ini, bagian ke tiga dari semboyan ciptaannya kemudian menjadi slogan Kementerian Pendidikan Indonesia.

Artikel ini telah tayang di tribunbatam.id
http://batam.tribunnews.com/2019/05/01/mengapa-tanggal-2-mei-ditetapkan-menjadi-haridknas-berikut-makna-dan-sejarahnya?page=all.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved