Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Viral, Video Rapat Sandiaga dengan Tim Pemenangan, Bahas Penginputan C1 yang Tidak Jelas

Data internal perolehan suara pasangan Prabowo - Sandiaga sampai saat ini masih menjadi teka-teki.

Editor: Rhendi Umar
Kolase Tribun Manado
Potongan Video Rapat Sandiaga Uno 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, sudah beberapa kali mengklaim kemenangan di Pilpres 2019. Namun, data internal perolehan suara pasangan Prabowo - Sandiaga sampai saat ini masih menjadi teka-teki.

Prabowo sebelumnya telah mengumumkan perolehan perolehan suara dirinya bersama Sandiaga Uno mencapai 60 persen. Ia pun mengimbau anggota tim sukses, relawan, dan simpatisan untuk menjaga perolehan suara.

Di sisi lain, pada Sabtu (27/4/2019) kemarin, beredar video rapat Sandiaga Uno dengan tim pemenangan.

Video itu diposting @yusuf_dumdum di akun Twitter miliknya, dan ramai diperbicangkan netizen. Terlihat di rapat tersebut Sandiaga Uno, Erwin Aksa, dan Erik Hidayat, anggota timses Sandi.

Erik Hidayat pun memaparkan tentang permasalahan formulir C1 yang dikumpulkan tapi tidak diinput.

Ia menyebutkan bahwa sudah ada instruksi terhadap para relawan dan timses BPN untuk mengumpulkan form C1. Namun, data itu ternyata sekadar dikumpulkan. Tidak diinput dalam suatu server atau database secara terpadu.

“Dan kita coba arahin untuk ngumpulin C1. Pertanyaannya adalah, C1 kita siapa yang nginput? karena nggak jelas,” kata Erik Hidayat, dalam video yang sudah ada teksnya itu.

Baca: Uskup Rolly Persembahkan Misa 25 Tahun Devosi Kerahiman Ilahi Dimulai di Keuskupan Manado

Pemaparan Erik Hidayat itu mendapat respons dari Sandiaga yang terlihat mengangguk dan membenarkan pernyataan Erik Hidayat.

Hingga Minggu (28/4/2019) pukul 20.10 WIB, video berdurasi 12 detik sudah 593 di-retweet dan disukai 980 kali. Ratusan warganet pun memenuhi kolom komentar postingan tersebut.

Markas Berpindah-pindah

Sebelumnya, Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon angkat bicara soal markas BPN dalam melakukan penghitungan suara secara real count.

Menurut Fadli, markas penghitungan suara Pilpres nomaden. Tim BPN Prabowo-Sandiaga kerap berpindah-pindah tempat dalam melakukan penghitungan suara.

Hal tersebut bertujuan agar real count Pilpres 2019 Prabowo-Sandiaga dapat berjalan aman.

"Ada di beberapa tempat, di Kertanegara ada, di DPP ada pengumpulan-pengumpulan C1 dan bukti-bukti. Salah satu alasannya security (keamanan), karena itu berpindah-pindah," kata Fadli saat ditemui wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/4/2019).

"Begitu Anda kasih tahu di mana langsung itu dihack, langsung itu diretas. Itu terjadi berkali-kali," ujarnya.

Baca: Penggerebekan Markas Teroris di Sri Lanka: 15 Orang Tewas, 6 Diantaranya Anak-anak

Sebelumnya, Prabowo Subianto mengatakan, hasil real count internal menunjukkan dirinya dan Sandiaga Uno memenangkan Pilpres 2019. Prabowo mengklaim memperoleh 62 persen suara.

"Saya kasih update, berdasarkan real count kita suah berada di posisi 62 persen," ucap Prabowo.

Menurutnya, perhitungan real count tersebut sudah masuk pada 300 ribu TPS.

Berdasarkan pendapat ahli statistik, dan kata Prabowo Subianto, tidak akan berubah.

Mantan Danjen Kopassus tersebut kemudian mengimbau relawannya untuk tidak mudah terprovokasi dan melakukan tindakan anarkis.

"Tidak akan kita gunakan cara-cara di luar hukum, karena kita sudah menang. Rakyat bersama kita, kita bagian dari rakyat," katanya saat memberikan pernyataan di depan kediamannya, Jalan Kertanegara Nomor 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (17/4/2019).

Meskipun demikian, Prabowo Subianto meminta para pendukungnya untuk tetap menjaga penghitungan suara. Ia meminta para pendukungnya menjaga kotak suara hingga tingkat kecamatan.

"Yang paling utama emak-emak seluruh Indonesia, tulung jaga kotak suara. Kalau tadi pagi kita jaga TPS, sekarang kita jaga kotak suara. Kawal di kecamatan-kecamatan dan terutama jaga C1," pintanya.

Sementara Ketua BPN Prabowo-Sandi, Djoko Santoso juga mengklaim Prabowo-Sandiaga telah memenangkan Pilpres 2019.

Mantan Panglima TNI itu bahkan mengatakan sebenarnya pihaknya bisa menang hingga 80 persen bila tidak dicurangi.

Karena itulah, Djoko menyebut pasangan Prabowo-Sandi berdasarkan perhitungan internal hanya mampu mendapatkan 62 persen suara.

"Sebelum tanggal 17 April dan setelah tanggal itu mereka curang terus. Mereka secara masif terencana sistematik dan brutal," kata Djoko Santoso saat acara syukuran dan konsolidasi pengawalan pemenangan Prabowo-Sandi di Padepokan Pencak Silat, TMII, Jakarta Timur, Rabu (24/4/2019).

"Namun demikian, masih tersisa suara 62 persen, dan itulah Prabowo-Sandi menyatakan kemenangan setelah dicurangi. Kalau enggak dicurangi bisa 75–80 persen," sambungnya.

Baca: Berkekuatan Hukum Tetap, 15 Terpidana Korupsi di Eksekusi KPK, Ini Daftar Namanya

Menurutnya, Prabowo menang di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Jawa Barat. Oleh karena itu, ia merasa heran bila Prabowo-Sandi dinyatakan kalah oleh sejumlah lembaga survei.

"Banten, Jabar, Sulsel, kita menang. Jadi itu tidak mungkin Prabowo kalah. Jawa menang, Sumatera menang, Kalimantan Selatan, Timur. Jadi dilihat saja itu, omongan saja kalau kalah. Itu pasti direkayasa," paparnya.

Meskipun demikian Djoko Santoso minta para relawan dan pendukung Prabowo-Sandi untuk terus menjaga rekapitulasi suara.

Jangan sampai, menurutnya, suara masyarakat yang diberikan kepada Prabowo-Sandi tidak terhitung.(*)

TONTON JUGA:

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Video Rapat Sandiaga Beredar di Medsos, Terungkap Input Data C1 Kubu Prabowo Tidak Jelas

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved