Detik-detik Sony Langkay KPPS TPS 8 di Kleak Meninggal, Leher Berbunyi hingga TPS jadi Rumah Duka
fakta di balik meninggalnya Sony Langkay Warga Lingkungan 3 Kelurahan Kleak Kota Manado
Penulis: Aldi Ponge | Editor: Aldi Ponge
TRIBUNMANADO.CO.ID - Sony Langkay (62) anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 8, Kelurahan Kleak, Manado, Sulawesi Utara meninggal dunia karena kelelahan saat menjalankan tugasnya sebagai penyelenggara pemilu.
Kematian Sony Langkay menambah daftar petugas penyelenggara pemilu yang meningga dunia.
Kini tercatat 119 orang meninggal di seluruh Indonesia termasuk 5 orang di Sulawesi Utara hingga Selasa (23/4/2019) Sore
Petugas yang sakit karena kelelahan mencapai 548 orang dan 15 anggota Polri yang meninggal dunia.
Berikut fakta di balik meninggalnya Sony Langkay Warga Lingkungan 3 Kelurahan Kleak Kota Manado yang dihimpun tribunmanado.co.id:
Detik-detik sebelum Meninggal
Yun Lukas, istri Sony Langkay menceritakan kronologi kejadian, sebelum Sony meninggal.
Sony meminta makan karena lapar. Setelah makan, Sony dan Yun akan tidur, lalu Sony meminta pintu kamar dikunci.
"Dia bilang 'tutup saja pintunya' tetapi dia kembali berkata 'biar nanti saya'," katanya.
Sony sempat meminta menyalakan kipas angin. "dia bilang 'saya tidur duluan'," ungkap Yun
Katanya, setelah mengucapkan hal itu, leher Sony berbunyi. Yun langsung membangunkan Sony tapi tidak ada lagi suara.
Yun langsung mengambil air mengelap wajah Sony. 'Dia merespon 'ha'," bebernya
Yun membangunkan anak dan menantunya.
Yun tak kuasa langsung berteriak minta pertolongan warga. Mereka pun melarikan Sony ke rumah sakit.
Sony meninggal dunia sebelum tiba di rumah sakit.
"Dokter bilang 'bapak sudah meninggal karena lelah," jelasnya.
Dia selalu mengingat suaminya yang selalu meminta dipiji sebelum tidur.
"Yang tidak akan saya lupa bapak selalu bilang pijat sebelum tidur, karena menurutnya kesukaannya dari kecil sebelum tidur pijat," tambah Yun.
Meninggal Sebelum Tiba di RS
Reagen Langkay, anak Sony Langkay mengungkapkan ayahnya meninggal pada Minggu (21/04/2019) pukul 01.00 Wita.
"Selasa malam dan Rabu malam bapak tidak tidur, nanti tidur Kamis kira-kira jam 11 siang. Sabtu Bapak sempat mengaku lelah. Memang bapak darah tinggi dan jantung tetapi menurut dokter faktor kematian bapak karena kelelahan," ucap Kepala Jaga di lingkungan 3.
Katanya, ayahnya sempat dilarikan ke rumah sakit pada Sabtu malam.
Dokter langsung memasang alat dan dipompa, tetapi tidak ada reaksi karena sudah meninggal sebelum tiba di rumah sakit.
Reagen masih sulit melupakan kenangan tentang ayahnya semasa hidup.
"cucunya ada tujuh dia sudah tahu jam keluar sekolah mereka. Dia selalu mengingatkan anak-anak untuk menjemputnya kalaupun anaknya lalai, ayah sendiri yang menjemput," ungkapnya.
Sosok Pekerja keras
Lenda Mamoto, Menantu Sony mengatakan mertuanya adalah sosok pekerja keras dan bertanggungjawab mengerjakan pekerjaannya.
"Dia tidak mau kalau bekerja hanya setengah - setengah, kami bekerja di TPS ini kerja sama sekali tidak ada yang pilih-pilih pekerjaan," ucap Lenda.
Yun Lukas, istri Sony Langkay mengatakan Sony adalah pekerja keras, dan patut diteladani.
"Sony ini pekerja keras rajin sekali, Ia sebagai tukang Meubel, Listrik, pompa air dan semua kerja dia bisa lakukan. Walaupun sementara kerja kalau ada yang memanggil untuk membuat ini dan itu, dia langsung pergi orang yang bertanggung jawab. Itu penyesalan saya karena dia orang yang diteladani di kolom sini," ucap Yun
Dulu TPS Kini Rumah Duka
Rumah Sony Langkay di Jalan Pulau Wetar, Lingkungan 3, Kelurahan Kleak, Kota Manado merupakan TPS 8 Kleak.
Tenda yang dipasang untuk pencoblosan belum juga dibuka. Namun, Sonny sudah meninggal dunia.
Sehingga tenda yang awalnya digunkan sebagai TPS, kini berubah menjadi rumah duka.
Diketahui, tercatat 5 penyelenggara yang meninggal dunia di Sulut yakni Sonny Langkay, anggota KPPS di TPS 8 kelurahan Kleak, Kecamatan Malalayang, Kota Manado, Said Hassan, KPPS TPS 3 Komo Dalam Kota Manado.
Feny Assa, Ketua PPS Pinaesaan Karombasan Kota Manado, dan Mariette Lalombuida, KPPS Sawang Utara Kecamatan Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud dan Yanti Sandala, Warga Watutumou 2, Kabupaten Minut.
Follow juga akun instagram tribunmanado
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube tribunmanadoTV