Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Travel

Dari Warung Kakek Jadi Rumah Kopi, Ini Kisah Kopi Juli Jo Manado

Kopi Juli Jo terletak di lorong, Jalan Martadinata VI Nomor 22, Dendengan Luar, Paal Dua, Manado, Sulut.

TribunManado.co.id/Rizali Posumah
RUMAH KOPI: Kopi Juli Jo terletak di lorong, Jalan Martadinata VI Nomor 22, Dendengan Luar, Kecamatan Paal Dua, Kota Manado, Sulawesi Utara. Tribun Manado mengunjungi kedai kopi ini pada Sabtu (11/10/2025). 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Satu lagi rumah kopi baru muncul di Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut).

Namanya Kopi Juli Jo.

Kopi Juli Jo terletak di lorong, Jalan Martadinata VI Nomor 22, Dendengan Luar, Kecamatan Paal Dua, Manado, Sulut.

Dari luar, tampilan rumah kopi ini terlihat sederhana.

Namun begitu masuk ke dalam, suasana yang nyaman dan homey (rumahan) langsung terasa.

Tribun Manado berkesempatan berkunjung pada Sabtu 11 Oktober 2025.

RUMAH KOPI: Daftar menu di rumah Kopi Juli Jo. Tempat kopi ini terletak di lorong, Jalan Martadinata VI Nomor 22, Dendengan Luar, Kecamatan Paal Dua, Kota Manado, Sulawesi Utara. Tribun Manado mengunjungi kedai kopi ini pada Sabtu (11/10/2025).
RUMAH KOPI: Daftar menu di rumah Kopi Juli Jo. Tempat kopi ini terletak di lorong, Jalan Martadinata VI Nomor 22, Dendengan Luar, Kecamatan Paal Dua, Kota Manado, Sulawesi Utara. Tribun Manado mengunjungi kedai kopi ini pada Sabtu (11/10/2025). (TribunManado.co.id/Rizali Posumah)

Saat tiba, sekitar pukul 15.40 Wita, saya Rizali Posumah Jurnalis Tribun Manado bersama Editor Senior Tribun Manado David Kusuma disambut dengan hangat dan ramah oleh pemiliknya, kakak beradik, yakni Enrico Rawung dan Ricky Rawung.

Mereka berdua rupanya memiliki kecintaan terhadap dunia kopi.

Kami pun mengobrol cukup lama, dalam suasana yang lebih mirip diskusi ringan.

Obrolan berlangsung selama kurang lebih satu jam lebih.

Dibuka dengan cerita awal mula berdirinya Kopi Juli Jo, lalu meluas ke persoalan kopi nasional hingga kopi lokal Sulawesi Utara.

Enrico Rawung sempat menyinggung sejarah kopi Minahasa yang ternyata sudah lama mendunia, bahkan menjadi salah satu kopi andalan di Eropa, terutama Belanda.

"Kita memang punya niat untuk mengembangkan kopi lokal. Jadi dari sejarahnya, kita dulu punya kopi Minahasa. Yang meski saat di bawa keluar nama Minahasa justru tidak disebut. Kemudian seiring berjalannya waktu, nasib kopi asal Minahasa kalah tenar dengan cengkih yang memang pada waktu itu lebih menguntungkun. Maka para petani pun banyak yang mulai ganti haluan ke cengkih," ujar dia.

Selain kopi Minahasa, di Bolmong Raya juga ada kopi yang dikenal sejak zaman Hindia Belanda, Kopi Kotamobagu.

"Nah kopi-kopi lokal ini yang nantinya kita blending dengan kopi dari daerah lainnya di Indonesia, seperti Kopi Toraja," uar dia.

Sumber: Tribun Manado
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved