Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Nasional

Topik Hoaks & Literasi Digital, 'Vaksin Berantas Virus'

Oleh: Edy Parajai SH, Mahasiswa Kenotariatan Universitas Hasanuddin. Berikut Penjelasannya!

Editor: Frandi Piring
Facebook/EdyParajai
Edy Parajai (kiri) Mahasiswa UNHAS 

Di musim politik ini hoax merajalela di mana-mana dan menjadi ladang bisnis oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Penyebar awal hoax pun sulit di cari, Berdasarkan data dari Daily Social, informasi hoaks paling banyak di temukan di Facebook (82%) dan Whatshapp (56%).

Bahkan menjelang Pilpres peredaran Hoaks makin masif dengan target sasaran Capres/Cawapres 01 dan Capres/Cawapres 02.

Untuk menangkal hoaks sebetulnya Facebook telah mempromosikan War Room sebagai bagian dari solusi untuk gangguan terhadap pemilu serta meluncurkan tim spesialis yang bekerja untuk menghentikan penyebaran hoaks dan propaganda serta menghapus setiap menit jutaan akun, tetapi langkah ini kurang efektif karena sampai detik ini berita bohong masih beredar di Media Sosial, karena penyebaran hoaks berlangsung secara cepat dan masif.

Maka dari situlah perlu dilakukan edukasi menyeluruh mengenai literasi digital, Karena masyarakat harus memahami bahwa hoaks sangat berbahaya bagi masa depan bangsa.

Literasi digital sangat dibutuhkan karena tingkat literasi Indonesia sangat rendah yang berujung maraknya penyebaran hoaks, Berdasarkan data dari Programme for International Student Assessment menunjukkan siswa di Indonesia ada di urutan 64 dari 72 negara yang mengikuti kompetensi Literasi.

Perlu langkah konkret dari semua pihak, mulai dari pemerintah, organisasi masyarakat dan tokoh agama mengenai pengembangan manusia di era digital melalui pembentukan kurikulum literasi digital atau Indonesia bisa mengikut Jepang yang tidak sampai mengubah kurikulum tetapi dengan modifikasi gaya pengajaran dengan cara mengajak siswa-siswa untuk lebih kritis terhadap berita di media sosial.

Literasi Digital bukan hanya sekadar kemampuan penggunaan teknologi tetapi lebih dari itu sebagai "Vaksin" untuk membentengi masyarakat dari hoaks yang akan terus menghantui.

Program literasi digital harus menjadi prioritas pemerintah, siapapun yang terpilih nanti agar tidak ada korban jiwa seperti di India yang karena berita bohong menyebabkan puluhan orang kehilangan nyawa.

Baca: Jalan Salib Paroki St. Ignatius Manado, Ratusan Umat Menghayati Sengsara Yesus dan Berdevosi

Baca: Fakta Dosen Wanita Racuni Anggota DPRD, Terungkap Motif Pembunuhan

Tautan: http://makassar.tribunnews.com/2019/04/19/hoaks-dan-literasi-digital.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved